32. Day6

1.4K 145 26
                                    

Tuk! Tuk! Tuk!

Suara benturan dari ujung pulpen dan meja terus terdengar. Taehyun menoleh kesebelahnya dimana si pelaku yang menimbulkan suara itu terlihat sedang melamun.

"Kau tidak mengerjakannya?"

Barulah Chaeryeong tersadar dari lamunannya. "Aku sedang membaca soalnya." Ucapnya. Tentu saja Taehyun tau kalau barusan Chaeryeong berbohong.

Sejak tadi Chaeryeong memikirkan Lia. Setelah bercamping waktu lalu Lia baru bercerita dan memberitahu bahwa dirinya akan pindah sekolah ke luar negeri. Itu membuat semua sahabatnya sedih. Terkecuali txt, mereka belum mengetahui hal ini.

Chaeryeong dan Yejilah yang paling dekat dengan Lia. Mereka yang tau alasan mengapa Lia harus pindah sekolah keluar negeri. Ternyata hal yang membuat Lia menangis pada saat itu adalah perceraian orang tuanya. Ibunya terus memaksa Lia untuk ikut dengannya ke kanada dan tinggal disana tetapi Lia terus saja menolak, dia tidak ingin pergi meninggalkan Korea (anggap aja di korea guys.) Apalagi harus pindah sekolah dan berpisah dengan sahabat-sahabatnya. Tapi hak asuh telah jatuh kepada ibunya dan itu artinya mau tidak mau Lia harus ikut bersama beliau.

"Sepertinya moodmu sedang tidak bagus." Ujar Taehyun yang sejak tadi memperhatikan Chaeryeong.

Chaeryeong meletakkan kepalanya diatas meja dengan bertumpu pada lengannya sebagai bantal. Chaeryeong menghadap Taehyun.

"Taehyun pulang sekolah nanti mau antar aku tidak?"

"Kemana?"

"Mencari kado."

Taehyun mengerutkan alisnya. "Memangnya siapa yang berulang tahun?"

"Tidak ada." Chaeryeong mengangkat kepalanya dan mengabil posisi duduk menghadap Taehyun.

"Aku ingin membeli sesuatu untuk Lia. Memberinya kenang-kenangan sebelum dia pergi."

"Memangnya Lia mau pergi kemana?"

"Kanada."

Tentu saja Taehyun terkejut mendengarnya. Hal itu begitu mendadak. Yang ada dipikirannya saat ini adalah Choi Soobin, dia belum tau tentang hal ini.

"Jadi kau mau mengantarku tidak?" Tanya Chaeryeong karena Taehyun tadi melewati pertanyaannya.

"Baiklah, aku akan antar."

"Hai Soobin." Sapa Lia dengan senyum mengembang diwajahnya. Sepertinya moodnya sedang baik, pikir Soobin.

"Hai Lia," balasnya.

"Kau mau mengambil minum juga?"

Lia mengangguk lalu menunjuk pada satu kaleng shoft drink dari luar kaca mesin minuman. Kenapa dia bertingkah imut seperti ini.

"Aku akan ambilkan."

"Terimakasih." Lia menerima soft drink yang tadi dipilihnya.

Mereka pun berjalan bersama dipinggir lapangan.

"Hmm, Lia aku dengar akan ada konser Day6 malam minggu nanti." Soobin mulai membuka percakapan.

"Iya, aku juga dengar kabar itu." Ucap Lia

"Kau akan pergi kesana?" Tanya Lia.

Soobin menghentikan langkahnya begitu juga Lia mengikutinya. "Apa kau ada waktu?"

"Hmmm," Lia mengangguk.

Apakah ajakan Soobin ini bisa dibilang ajakan berkencan. Jika iya, itu berarti akan menjadi kencan pertama dan terakhir untuk mereka. Lia menunjukan senyumnya pada Soobin. Entah dia harus senang atau sedih sekarang.

Disepanjang koridor yang dilewatinya Yuna mencari keberadaan Lia yang sejak tadi dikantin sudah kembali ke kelas lebih dulu, tapi saat tiba dikelas Lia tidak ada disana.

Yuna berpapasan dengan Hueningkai yang baru keluar dari ruang guru. Heuningkai perhatikan sepertinya Yuna sedang mencari sesuatu.

"Kau mencari siapa?" Tanya Hueningkai.

"Apa kau melihat Lia?" Yuna balik bertanya.

Hueningkai yang tidak melihat Lia pun menggeleng.

"Kemana perginya dia?" Gumam Yuna.

Disaat Yuna dan Hueningkai sedang berjalan bersama dikoridor tiba-tiba ada yang menyusulnya dan menghalangi jalan mereka.

"Oppa ayo pergi ke konser Day6 denganku. Aku sudah membeli tiket untuk kita berdua." Kata seorang gadis lebih tepatnya adik kelas yang merupakan fansnya Hueningkai.

Kemudian gadis itu menunjukan dua tiket konser Day6 kehadapan Hueningkai, berharap agar Hueningkai mau menerima ajakannya dengan mengambil satu tiket konser ditangannya.

"Terimakasih."

Yuna membelalakan matanya melihat apa yang dilakukan Hueningkai. Bukannya mengambil satu Hueningkai justru mengambil dua duanya dan pergi begitu saja tanpa memperdulikan reaksi dari fansnya itu. Apa dia gila, pikir Yuna. Yuna memukul bahu Huningkai.

"Kau jahat sekali." Ucap Yuna sambil menoleh kebelakang melihat fans Hueningkai tadi. Jujur saja Yuna tidak tega melihatnya.

"Lebih jahat mana dengan dia yang selalu menggangguku setiap hari?"

Yuna terdiam tidak bisa berkomentar. Hueningkai tersenyum kearahnya sambil menunjukan dua tiket hasil rampasannya tadi.

"Mau pergi bersamaku?"















To Be Countinue...

Hey.. hey.. hey..
Maaf ya di sini singkat banget karena aku buatnya dengan buru-buru gak sabar pengen up lagi. Jujur sih selama ngerjain ff ini kendala aku ada di Solia, gak tau kenapa susah banget buat moment mereka berdua. Feel akunya gk nyampe guys. Tapi untuk cerita selanjutnya aku usahain. Pasti bisa!!

Jangan lupa like and comment♡♡♡

Jangan lupa like and comment♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STAY WITH ME [TXT X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang