Mimpi dan origami

879 105 30
                                    


Dia berdiri diatas bukit tertinggi sendiri dan tegap. Seakan mencoba menyenangkannya, gulungan angin yang bisa meratakan apapun yang dilewatinya kini hanya membelai lembut wajah dan setiap helai rambut hitamnya.

Mereka menari nari indah dihadapannya ingin memamerkan betapa merekalah penari terbaik didunia.

Dikaki kirinya, terdapat ular terbuas yang melilit kakinya erat menjaga agar kakinya tetap hangat. Dikaki kanannya, melilit tegap akar pepohonan yang menjaga agar kakinya berdiri tegap dan gagah.

Dilengan kirinya hingga kejemarinya, menjilat jilat api hitam legam seperti langit malam yang menakutkan, dan dilengan kanannya, terdapat burung elang terbesar yang pernah ada menatap tajam ke segala arah. Tak satupun bisa terlewatkan dari pantauan mata sang elang.

Dia menikmatinya,

Dia menikmati semuanya disaat yang bersamaan. Deruh ombak air, semilir belaian angin, luasnya langit biru, dan kekokohan tanah yang diinjaknya.

Dia menikmati keharmonisan semuanya........

Semua adalah miliknya......

Milik sang raja............

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Can pov~

Aku menatapnya yang sedari tadi hanya menutup matanya. Dia nampak sedang menikmati sesuatu yang begitu indah.

Aku tau aku baru menatapnya beberapa menit saja, tapi mengapa rasanya aku sudah menatapnya begitu lama?.

Aku merasa mengenalinya. Tidak, aku begitu mengenalnya.

Siapa dia? Mengapa dia terlihat sangat berbeda dari tin, ae, dan paman thara?.

Dia tidak memiliki aura namun sangat kuat.

Alam semesta terlihat sangat mencintainya.

Apa aku benar ada dibumi saat ini? Jika iya, lalu siapa dia? Mengapa dia berbeda?.

*ssttsss.....*

Seekor ular terlihat melintas didepanku. Dia nampak terburu buru ingin mendaki ke bukit tertinggi itu.

"Hei! permisi!". Tegurku pada ular itu.

Seakan memahami panggilanku, ular tersebut berhenti dari perjalanannya dan menoleh padaku.

"Siapa orang diatas bukit itu? Kenapa dia terlihat sangat berbeda? Kenapa dia bisa berada diatas sana meskipun tanpa aura?". Tanyaku lagi pada ular itu.

"Itu adalah sang raja". Ular itu menjawab dan pergi meninggalkanku.

"Huh? Sang raja? Lalu dia tin?". Tanyaku pelan.

Aku kembali menatap sosok yang masih menutup matanya itu. Meskipun jauh, tapi aku bisa mengetahui dia bukanlah tin. Mereka terlalu berbeda.

Lalu siapa dia?.

Mengapa dia adalah raja jika sudah ada tin.

Apa itu artinya dibumi ini ada lebih dari satu raja?.

Atau aku sedang berada dibumi lain dan dia adalah raja dari bumi lain?.

Dadaku mengerat sakit ketika sebersit pemikiranku tentang dia bisa saja melukai tin jika mereka bertemu.

Aku takut, dia terlihat sangat kuat. Tin juga kuat, tapi tin masih muda dan belum bisa mengontrol kekuatannya. Aku takut tin terluka.

"Hei! Siapa kau? Dimana ini?". Aku berteriak berharap dia akan mendengarku.

My King? (END)Where stories live. Discover now