Part 01

154 11 3
                                    

Di kediaman keluarga Alexander Nugroho terdengar teriakan pembantahan dari anak laki-laki yang bernama Gildan Abraham Nugroho, Putra tunggal dari keluarga Alexander Nugroho.

"Bagaimana bisa daddy memutuskan hal sepenting itu secara sepihak?!" geram Gildan dengan marah.

"Daddy sudah memutuskan ini sejak lama bahkan saat kau masih kecil." jawab Alexander mutlak.

"Aku tidak mau, Dad!" tekan Gildan.

"Terserah, mau tidak mau kau tetap akan menikah dengan anak temannya daddy." Putus Alexander dengan penuh kewibawaan.

"Arggh!!!"

"I hate you, Dad!" teriak Gildan berlalu mengambil kunci mobilnya dan pergi meninggalkan.

"Kau nanti akan berterima kasih pada dad karena telah menjodohkanmu dengannya!" ucap Alexander dengan teriakkan karena Gildan sudah berada di depan pintu rumah.

Walaupun Gildan mendengar teriakkan dari daddynya, tapi dia tetap berlalu pergi dengan mobil sourpot putihnya.

***

Di kediamam keluarga Kyai Hasam Basri terdengar pembatahan juga dari perjodohan yang dilakukan.

"Abi, bagaimana Abi bisa memutus hal sepenting ini secara sepihak, bahkan Nissa diberitahu setelah ditetapkannya tanggal pertunangan." ucap Nissa lembut.

"Maafkan Abi, Nak. Sebenarnya ini bukanlah perjodohan mendadak tapi perjodohan ini sudah dilakukan sejak lama, sejak kau kecil." ungkap Kyai Hasan dengan tenang.

"Tapi Abi ...,"

"Tolong jangan menolak perjodohan ini Nissa. Abi sudah berjanji pada Pak Alex untuk menjodohkanmu dengan putra tunggalnya. Maafkan Abi yang memutuskan ini tanpa memberitahumu sebelumnya. Kau tahu 'kan janji adalah hutang, apa kamu ingin Abi terus berhutang janji dengan keluarga Nugroho?" tanya Kyai Hasan dengan lembut.

"Bukan begitu Abi, hanya saja Nissa tidak mengenalnya dan begitupun dengannya, Abi." jawab Nissa dengan gelisah.

"Soal mengenal itu hal yang mudah, Nak. Bukankan setelah menikah kalian akan saling mengenal dan belajar untuk memahami. Percayalah sama Abi, Abi tidak akan mungkin memilih orang yang jahat untuk anaknya." Nasehat Kyai Hasan.

"Tapi Abi ...,"

"Abi-mu bener, Nak. Tidak mungkin orang tua memilih orang yang jahat sebagai menantunya. Percayalah kamu akan bahagia dengan pilihan Abi." ucap Noorkamilah Umminya Nissa.

"Nissa mengerti Ummi, jika memang perjodohan ini membuat Ummi dan Abi senang maka Nissa ikhlas menerima perjodohan ini." Putus Nissa dengan senyum.

"Alhamdulillah," ucap Ummi dan Abi serentak.

"Baiklah kalau begitu Abi akan segera memberitahukan ini kepada keluarga Nugroho secepatnya." Senyum Abi dengan semangatnya.

Ummi hanya mengangguk dengan senangnya ikut bahagia dengan keputusan Nissa.

'Entah akan seperti apa jadinya pernikahan ini Ya Allah. Semoga dia jodoh yang bener-benar engkau kirim untukku.' batin Nissa.

Bersambung ....

Segini dulu ya-)

Jangan.lupa tinggalkan jejak^^

You are my destinyWhere stories live. Discover now