Rencana2

40 9 0
                                    

Tinggalkan jejak ye^•^

"Aarrghttt!!!" teriak Gildan sambil kursi sopa yang ada di dalam kamarnya.

Pikiran Gildan benar-benar kalut,  dia tidak menyangka akan secepat ini menikah, terlebih dengan gadis yang sama sekali tida dikenalnya.

Ingin rasanya dia pergi jauh-jauh, tapi itu tidak akan bisa karena ayahnya sudah mengancamnya. Dan Gildan tahu ancaman ayah tidak hanya main-main melainkan terbuktikan dengan apa yang diucapkan.

"Lihat saja Nissa, aku akan buat kamu menyesal telah menerima perjodohan ini. Bahkan kamu akan menganggap bahwa perjodoh yang kamu terima adalah mimpi buruk untuk hidupmu."

Gildan menyeringai dengan manik mata tajam, jika sedang bertatapan dengan orang saat ini mungkin sudah menghunus sampai ke dalam-dalamnya.

***

Alexander telah sampai di perusahaannya yang bernama Nugroho, ya keluaga Nugroho sengaja membuat nama perusahaan ada dalam bagian nama keluarga besarnya.

"Jon," panggil Alexander pada sekertaris Gildan.

"Iya, Tuan." jawab Jonathan.

Juan jonathan berumur 26 tahun selisih 2 tahun dari Gildan.  Dia sekertaris sekaligus tangan kanan Gildan.

Dia sudah lama bekerja dengan Gildan semenjan Gildan bekerja sebagai ceo di perusahaan ayahnya sendiri.

Jonathan adalah anak dari salah satu tangan kanan ayah Gildan yaitu Alexander.

"Bisa kau handle semua tugas Gildan saat ini? Karena hari ini dia tidak akan bekerja." Alexander bertanya kepada Jonathan.

"Bisa Tuan,"

"Bagus, kalau begitu kamu mulailah mengerjakan tugas Gildan. Dan satu lagi, jika ada meeting mendadak kau urus ya karena aku ada urusan."

"Baik Tuan," jawab Jonathan patuh.

"Bagus, saya pergi sekarang."

Jonathan hanya mengangguk dan menunduk patuh akan perintah Alexander.

***

Setelah keluar dari gedung perusahaannya, Alexander melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan jam 02:14 WIB.

Dengan segera dia menelpon istrinya.

"
[Hallo ....]

[ ....]

[Kau ada di mana? Sore ini kita bertemu keluarga Kyai Hasan.]

[ .... ]

[Iya kita akan membahasa soal perjodohan atau lebih tepatnya pernikahan karena Gildan dan Nissa sudah menerima perjodohan yang kita lakukan.]

[ .... ]

[Kau datanglah ke Cafe Milenial jalan xxxx. Minta supar mengantarmu ya, karena aku langsung  ke sana dan menelpon Kyai Hasan.]

[ .... ]

Tutt ... tutt ....

Sambungan telepon terputus. Dengan segera sander mengenderai mobil hitamnya menuju cafe mileniel.

---

"Selamat datang di cafe mileniel," ucap represionis ramah menyambut kedatangan Alexander.

Alexander hanya mengangguk, "Saya ingin ruang VIP di cafe ini." Alexander berucal dengan santainya.

"Baik Pak Alexander. Bisa langsung saja ikuti pegawai yang bertugas mengantarkan ke ruangan VIP, " ucapnya ramah.

"Dion, tolong antarkan Pak Alexander ke ruang VIP terbaik di cafe ini." Suruhnya pada pegawai yang bernama Dion.

You are my destinyWhere stories live. Discover now