12. Sasa & Aerin

193 35 4
                                    

Saat itu Hyemi dan Hain memutuskan untuk pergi kekantin karena mereka lupa membawa bekal, memang dua orang ini selalu saja bersamaan. Entah lupa bawa uang saku, lupa belajar, lupa piket, lupa membawa bekal dan itu selalu bersamaan, sungguh pasangan sahabat pikun.

Sedangkan Sasa yang melihat kelakuan kedua temannya itu hanya dapat memutar bola matanya kesal, kebiasaan pikirnya.

Tak berapa lama Hyemi dan Hain sudah berlari ke kantin, sudah banyak yang tahu kalau bell istirahat kantin adalah tempat terramai disekolah. Belum lagi banyak makanan dan minuman yang tentunya sangat menggugah selera mereka, jangan heran lagi apabila banyak murid berlarian, agar makanan ataupun minuman kesukaannya tidak habis saat mereka sampai, karena di sekolah Hanlim ini memiliki murid yang cukup banyak bahkan penjual di kantin selalu kewalahan bila melayani mereka.

Kini dikelas tinggalah Aerin dan Sasa, hanya dua orang dengan keadaan sepi dikelas tersebut. Entah naluri dari mana, telapak tangan kiri milik Sasa spontan mengusap lembut surai milik Aerin guna memanggilnya.

"Aerin-ah." Panggil Sasa pelan, sedangkan Aerin yang dipanggil hanya acuh dan mengucapkan satu kata yang membuat Sasa terkejut.

"DIAM !" Jawab Aerin, Sasa yang terkejut sempat berfikir negatif, namun ia paham bahwa Aerin ingin beristirahat. Namun tidak sampai disitu saja, Sasa tetap bersikukuh untuk memanggil Aerin. Ia tidak melihat Aerin memakan bekal ataupun minum, kemungkinan lupa membawa, seperti itulah pemikirannya.

"Aerin-ah !" Sekali lagi Sasa memanggil Aerin, namun Aerin menanggapinnya hampir saja membentak dengan suara keras.

"AISS, IYA APAA?" Jawab Aerin dengan setengah membentak sambil melihat kearah Sasa yang memanggilnya tadi, ia tak suka ada yang mengganggunya, apalagi kepalanya sedang sakit sekarang. Sedangkan Sasa yang melihat Aerin langsung saja terkejut, dan mengambil tissue yang terletak didepannya, lalu mengusap kebawah hidung Aerin.

"Ka...kamu mimisan, dan mukamu sangat pucat, apakah kamu sakit? Kalau sakit lebih baik ke UKS, aku akan mengantarkanmu." Kata Sasa setelah tissue yang ia pegang tadi sudah berpindah tangan dan membiarkan Aerin membersihkan darah yang mengalir dihidungnya dengan tangannya sendiri.

Aerin yang merasa nyaman akan perilaku Sasa merasa bersalah karena sempat membentaknya tadi. Kini ia juga menyadari suatu hal yang membuat hatinya menghangat, ia tidak pernah merasakan hal seperti ini. Ini seperti kasih sayang seorang kakak adalah aura yang dikeluarkan oleh Sasa.

Ia tidak pernah diperhatikan seperti ini sebelumnya, apalagi sampai sepanik ini saat menyikapi keadaannya.

Aerin yang melihat Sasa mulai menarik tangannya, ia tahu pasti bahwa ia akan diajak ke UKS. Tak lama dari itu Aerin menanggapi sikap Sasa yang tentunya membuat membuat Sasa bingung yang menghentikan gerakan tangan dan kakinya.

"Maaf." Ucap Aerin kepada Sasa dengan suara yang pelan, Sasa yang mendengar itu mulai membalikkan tubuhnya untuk menanggapi Aerin.

"Aku yang seharusnya meminta maaf karena mengganggu istirahatmu. Lebih baik kamu ke UKS, wajahmu sangat pucat. Pasti sakit kan? Langipula meninggalkan pelajaran tidak masalah." Kata Sasa panjang lebar dan terdengar protective bagi siapapun yang mendengarnya. Entah getaran dari mana yang membuat Sasa melakukan hal seheboh itu, bahkan bila ada teman lainnya yang sakit ia tidak pernah seperti itu.

"Aku tidak mau ke UKS. Lebih baik kau lanjutkan makanmu." Ucap Aerin dengan penekanan, lagipula hanya membuang waktu saja bila ke UKS, itulah pemikirannya.

"Ayolah Aerin, kumohonn, ini demi kebaikanmu." Pinta Sasa lagi

"Aku bilang tidak ya tidak !" Jawab Aerin setengah marah.

[2/2]  Thanks Yerin Eonnie [ Gfriend FF By.wyohana406 ]Where stories live. Discover now