28. New Fact

163 30 13
                                    

Aerin yang mendengar pembicaraan kedua temannya itu terhenti langsung melontarkan pertanyaannya tadi.

"Emm, apa kalian tahu siapa gadis yang memanggil Hain tadi? Apakah mereka bersaudara?" Tanya Aerin hati-hati, karena dia tak pernah merasakan seperti ini, entah mengapa ia ingin mengetahui hal itu.

"Itu tadi Gyera, dia saudara Tiri Hain," Jelas Hyemi

"Saudara tiri maksudnya? Lalu siapa gadis yang duduk di bagian depan sambil diperintah tadi?" Tanya Aerin penasaran, kemudian Hyemi dan Sasa mulai menjelaskan tentang keluarga Hain.

"Ah, kau penasaran ternyata ㅋㅋ !" Kata Sasa sambil mengusap poni Aerin yang akhirnya berantakan.

"Yakk, Eonnie kau merusak rambutku haiss ! Hyemi Eonnie, kau yang beritahu saja, Sasa Eonnie jahat !" Ucap Aerin dengan memanyunkan bibirnya kesal sambil merapikan poninya yang tadi diberantaki oleh Sasa. Aerin memang memanggil teman-teman dikelasnya Eonnie ataupun Oppa, karena ia seharusnya masih kelas 2 SMP.

"Yakk, uri Deonsang jangan marah ututu !" Kata Sasa sambil memeluk Aerin dengan nada manjanya, sedangkan Aerin tetap mengabaikan Sasa hingga fokus kelada Hyemi yang mulai menceritakan tentang keluarga Hain.

"Jadi Hain sebenarnya hanya tinggal dengan Appanya, karena Eommanya sudah meninggal sejak ia kecil. Dulunya keluarga Hain sangat bahagia walau hanya ada dirinya dan juga Appanya. Namun sejak Appanya memutuskan menikah dengan Eommnya Gyera, Hain sudah tidak tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Appanya itu. Asal kau tahu juga bahwa Gyera dan Eommanya itu sangat keterlaluan,  mereka menarik perhatian Appanya Hain dan membuat Hain selalu disalahkan hingga dibenci oleh Appa kandungnya sendiri. Hain sudah merasakan itu sejak ia berumur 8 tahun, dan kini ia sudah terbiasa. Yang paling aku benci bahwa Gyera dan Eommanya itu merubah konsep rumah Hain yang dulunya adalah konsep kesukaan Eommanya Hain, sehingga kehidupan Hain beserta keharmonisan keluarganya seakan lenyap sejak kematian Eommanya. Ah aku jadi kasihan kepadanya." Jelas Hyemi panjang lebar, karena Hain merupakan sahabat lamanya dan Hyemi sangat paham akan kehidupan Hain bahkan ia pernah merasakan hal tersebut saat ia datang berkunjung kerumah Hain, walau sebenarnya Hain sudah melarangnya untuk tidak datang.

Aerin yang mendengar itu turut prihatin, menurutnya kehidupan Hain hampir sama sepertinya hanya saja apa yang mereka hadapi berbeda.

Hain yang hidup sendiri dengan kehidupan layaknya Cinderella jaman sekarang, sedangkan Aerin yang hidup sendiri atas keegoisan keluarganya. Namun menurut Aerin dirinya lebih beruntung daripada Hain, karena Hain masih menderita hingga sekarang. Padahal Aerin sangat mengenal bahwa Hain adalah seseorang yang ceria dan humoris, namun dibalik itu ia menyimpan banyak kesedihan.

Hain mampu membuat orang lain terhibur dengan sikapnya, berbeda dengan dirinya yang dulunya ceria mulai bersikap dingin kepada orang lain, bahkan ia bingung bagaimana mengembalikan sikapnya yang dulu.

Aerin mulai membuka suara lagi, dan bertanya, " Lalu siapa gadis yang didepan tadi? Apa dia saudara kandungnya Hain atau saudara tirinya?" Tanya Aerin tenang, karena Sasa sejak tadi memeluknya, entah membuat dirinya merasa menghangat, dan Aerin tidak mempermasalahkan hal itu, ia tetap fokus kepada cerita dari Hyemi.

"Tidak keduanya !" Kata Sasa yang membuat Aerin kembali heran.

"Apa maksudnya?"

"Yang berada didepan tadi Yina, dia pelayan pribadi Gyera. Neneknya adalah Asisisten rumah tangga dikeluarga Hain, Nenek Yina bekerja sudah lama sejak Yina dan Hain masih kecil dan sewaktu Eommanya Hain masih hidup. Mereka sudah kenal sejak lama. Namun karena kedatangan Gyera dan Eommanya, mereka meminta langsung kepada Appanya Hain agar Yina menjadi pelayan pribadinya Gyera. Namun anehnya Tuan Lee malah mengijinkan itu, asal membuat Gyera bahagia. Hingga saat itulah hubungan Hain dan Yina mulai merenggang karena Yina harus melayani senua permintaan Gyera, belum lagi apabila Gyera pergi untuk Shooping, hah dia akan mengabiskan uang banyak. Hain saja yang anak kandung dikeluarga itu, tidak pernah pergi menghamburkan uang sampai sebanyak itu apalagi perawatan SPA dan lainnya. Aku jadi ingin mengajaknya keluar dari lubang neraka itu. Dan ehee maaf aku harus pulang aku sudah dijemput, bye !" Kata Hyemi sambil berlari kearah mobil jemputan milik keluarganya. Sedangkan Sasa dan Aerin menggeleng-gelengkan kepalanya heran dengan temannya itu yang memiliki semangat lebih.

Aerin sudah paham pasti tentang keadaan keluarga Hain, dan itu juga membuat dirinya kesal akan orang-orang yang berada dirumah Hain. Masih ada ternyata yang gila materi, tanpa mempedulikan sekitar ataupun kehidupan sesamanya. Ia tidak setuju bahwa Yina harus menjadi pelayan pribadi Gyera, itu tidak manusiawi menurutnya. Namun memang sangat susah untuk mendapatkan jalan keluar dari permasalahan Yina dan Hain.

Saat Sasa sudah dijemput oleh supir pribadinya, ia mulai melangkahkan kaki keluar sekolah bersama dengan Aerin, karena tinggal mereka berdualah yang belum pulang setelah Hain dan Hyemi yang tadi sudah dijemput.

Aerin yang merasa tidak dijemput itu, mulai merasa cemas karena hari sudah menujukkkan bahwa matahari tepat diatas kepalanya. Bahkan Aerin mulai merasakan pusing dan lelah secara bersamaan.

Sasa yang tidak tega akan keadaan Aerin yang mulai aneh, memutuskan untuk menawarkan bantuan agar Aerin mau untuk diantarkan pulang bersama dengannya.

"Aerin-ah, Gwencanha(kau tak apa?) ?" Tanya Sasa sambil memegang bahu Aerin, dan Aerin menjawab, "Nee, Aku tak apa, hanya kelelahan mungkin." Ucap Aerin sambil menutupi rasa sakitnya, walau dirinya sudah paham bahwa gejala yang dialaminya sekarang adalah akibat dirinya menderita penyakit Leukimia, dan tentunya ia tidak ingin orang lain mengetahui tentang penyakit Aerin.

"Aerin, sepertinya kau harus segera beristirahat, bagaimana kalau kau pulang bersamaku? Aku akan menyuruh sopir mengantarmu," tawar Sasa dengan lembut, ia kembali memikirkan tentang perbincangan dikeluarganya kemarin tentang Aerin dan berakhir dengan rasa keingintahuan yang besar.

"Apakah tidak merepotkan? Rumah ajummaku cukup jauh dari sini," tanya Aerin memastikan.

"Tentu saja tidak, ayolah tak apa, sopirku sudah menunggu didepan," Ajak  Sasa yang sudah melihat mobil keluarganya menunggu kehadirannya. Aerin memutuskan untuk mengikuti keinginan Sasa karena ia juga sudah tidak tahan lagi, tubuhnya ingin segera beristirahat.

Beberapa saat kemudian Sasa dan Aerin memasuki mobil tersebut yang mulai meninggalkan Sekolah. Sasa mulai terkejut saat mengatahui Eommanya duduk dibagian depan mobil bersama supir kepercayaan keluarganya, dan ia berkata, "Eomma? Ke-kenapa eomma ada disini ?" Tanya Sasa bingung.

"Yakk, Sasa apa kau lupa hari ini Eomma akan mengantarkanmu ke Butik untuk memesan gaun sekaligus ke toko kue milik Eomma untuk memesan kue ulang tahunmu senin besok, apakah kau lupa?" Tanya Min Sina heran kepada putrinya itu.

"Ahh, Nee Eomma, mianhe Sasa Lupa hehe," Kata Sasa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Sedangkan Min Sina Eommanya Sasa hanya berdecak sebal dan mulai berbicara lagi, "Sasa-yaa, apa kau tidak akan memperkenalkan temanmu itu?" Tanya Sina yang baru saja tersadar bahwa ada orang lain lagi didalam mobil yang tidak lain temannya Sasa.

"Ahh, Nee Eomma, dia Aerin teman baru Sasa, Sasa hanya ingin membantunya agar segera sampai dirumah," Jawab Sasa

Min Sina yang mendengar itu membelalakan matanya terkejut, benarkah anak bungsu yang selama ini tidak ia temui ada disini? Didalam mobil miliknya? Namun ia mulai menyembunyikan keterkejutannya itu, agar tidak terlihat aneh nantinya.

"Maaf, ajumma apabila Aerin merepotkan," Jawab Aerin sambil menundukkan kepalanya, sedangkan Sina yang melihat itu segera menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"A a-nniya, kau tidak merepotkan sama sekali, bahkan Ajumma sangat senang," Jawab Sina dengan senyumannya, padahal cairan bening dari matanya ingin keluar.

Sina kembali berkutat dengan fikirannya.

Tidak, tidak, Aerin benar-benar anak kandungnya, wajahnya sangat mirip dengan Sasa. Sina juga merasa tidak terima saat Aerin menyebutnya Ahjumma, ia ingin disebut Eomma, namun bagaimapun itu, ia tetap berusaha tenang, walau dirinya ingin sekali untuk memeluk Aerin. Sedangkan Sasa yang melihat gelagat aneh dari Eommanya, mulai curiga. Aerin yang melihat reaksi Eommanya Sasa hanya dapat tersenyum, sebisa mungkin ia harus bersikap sopan.




















THANK YOU FOR READ, VOTE AND COMMENT AT MY STORY !!!!

BERSAMBUNG EPS 29
➡➡➡➡
💖💖💖💖💖💖💖💜💜🌟🌟🌟🌟

Ku harap kalian ga bingung sama ceritanya ya? Kalau bingung tanyakan aja via Komen, biar readers yg lain juga tau, walau mereka g berani tanya wehee, aku ga gigit kok tenang.

Aku update sesuai permintaan kalian 👍👍👍👍🙏🙏

[2/2]  Thanks Yerin Eonnie [ Gfriend FF By.wyohana406 ]Onde histórias criam vida. Descubra agora