1 • Awal Mula

2K 237 66
                                    

Sabtu malam yang suram!

Setidaknya itulah yang di fikiran Donghyuck.
Ia menjadi bagai samsak di tengah keluarga besarnya. Ayah, Ibu, Kakak, Ipar, bahkan adiknya, menekannya dari berbagai sisi.

Tradisi yang tak pernah hilang sejak dia pertama lahir di tengah-tengah keluarga Lee; "menyempatkan makan malam bersama keluarga besar sekalipun telah tinggal terpisah, baik negara maupun benua."

Dan Si manis Lee Donghyuck yang kini jadi pusat perhatian ditengah acara makan malam keluarga.

"Ayah sudah membiarkan Daehwi melangkahimu karena kau berjanji setahun setelah pernikahan adikmu itu kau juga akan menjadi pengantin!"

"Ayah--"

"Jangan menyela, Donghyuck!"

Si manis menciut. Bukan karena takut. Hanya saja dia memang sedang malas mendebat mulut-mulut dengan sendok emas itu.

Lingkaran bundar meja kayu jati terbaik dari daratan New Zealand itu kembali hening, seperti semula, seperti peraturan; tidak ada perdebatan di meja makan!

Dongwook menatap anak dan menantunya random. Dari Taeyong-Johnny, Minhyung-Lucas, Daehwi-Somi, sampai matanya terjatuh pada Donghyuck; anak satu-satunya yang masih sendiri.

"Habiskan makan malammu, setengah jam lagi Ayah tunggu di ruang kerja!"

Dongwook menegakkan posisi duduknya, seorang maid memberikan sebuah sapu tangan berbordir magenta kepada sang Tuan. Setelah menutup suapan dengan sebiji anggur hijau, Dongwook menerima uluran sapu tangan dan meninggalkan meja makan.

Inna menatap sang suami yang beranjak, kemudian bergulir menatap anaknya.

"Habiskan makan malam kalian, Ibu akan menyusul Ayah!"

Setelah itu beranjak menyusul sang suami.

Meja makan kini lebih mencekam. Taeyong hendak menghardik sang adik, tapi tangan halus suaminya menahan. Johnny memberikan isyarat agar dia saja yang membuka suara.

"Ekhem. Donghyuck?!"

Yang terabsen namanya mendongak.

"Ya?"

"Kau tahu, umm-- Kita semua tahu, seberapa kerasnya Ayah! Sebelumnya begitu membingungkan saat dia memberimu sedikit kelonggaran tentang pernikahan, dan mengizinkan Daehwi melangkahimu!"

Johnny menjerat sejenak, mengamati air muka adik iparnya itu.

Datar!

"Alangkah baiknya jika kau segera mencari seseorang untuk kau persunting, atau mempersuntingmu. Ini bukan hanya tentang dirimu sendiri, fikirkan juga bagaimana perasaan Ayah dan Ibu. Mereka sudah cukup merasa tebal muka ketika yang dibahas dalam pertemuan bisnis bukan lagi murni tentang pekerjaan, tapi juga tentang betapa bengalnya anak ketiga keluarga Lee!"

Johnny mungkin hanya menantu di keluarga Lee, tapi dia mempunyai wewenang besar mengatur adik-adik iparnya, itu Dongwook yang meminta.

Minhyung yang duduk tepat disampingnya Donghyuck merasa iba pada sang adik yang kembali menghela nafas berat. Dia mengulurkan tangan sekedar mengelus punggung sempit itu, sebuah formalitas sebenarnya, karena dia sendiri tidak tahu cara menenangkan situasi yang tengah terjadi.

"Apa yang membuatmu masih menunda pernikahan?"

Kali ini Taeyong yang bersuara, tidak tahan dia jika hanya menonton, mulutnya yang lebih berani dari saudaranya yang lain memang terasa gatal jika belum memberikan kuliah kepada adiknya itu.

kulamar dirimu | jaedongWhere stories live. Discover now