6 • Sweat Spicy Taste

1.2K 171 2
                                    

Memasuki ruangan Ayahnya, Donghyuck sedikit terkejut saat melihat keberadaan Jung Yunho disamping Ayahnya. Donghyuck terpaku ditempatnya dan nyaris terlonjak saat merasakan hembusan nafas hangat di belakangnya.

Donghyuck menggeram tak suka saat Jaehyun berdiri dengan senyuman manis di belakangnya. Senyum yang dari dulu hingga sekarang masih membuat debaran jantungnya tak karuan. Tapi untuk kali ini ia tidak akan kalah dengan perasaannya sendiri.

Donghyuck akan tunjukkan pada mereka semua bagaimana dunia menempanya dengan kejam. Dan Donghyuck akan tunjukkan pada Tuan Muda keluarga Jung itu, bagaimana ia menjalani hidupnya setelah ditinggalkan tanpa kejelasan.

"Donghyuck?"

Donghyuck mengambil tempat duduk tepat di samping Mark sebelum menyahuti panggilan Ayahnya. Tersenyum tipis, Dongwook mengarahkan pandangannya pada Yunho dan anaknya.

"Tak mau menyapa mereka?"

Donghyuck menghela nafas kemudian bangkit dari duduknya dan membungkukan badannya penuh hormat pada dua pria gagah di depannya.

Jaehyun terpaku melihat apa yang dilakukan Donghyuck. Ia pikir ia akan mendapat satu pelukan serta sapaan penuh nada ceria dengan dayuan manja dari Donghyuck. Bukannya bungkukan bentuk hormat dan sebuah senyuman simpul sebagai bentuk formalitas.

Mark menepuk pinggul adiknya dari belakang dengan lembut. Memberikan adiknya sedikit ketenangan lewat sentuhannya. Donghyuck tersenyum simpul lalu mengangguk samar pada kakaknya.

"Donghyuck?"

Donghyuck tersentak saat mendengar suara pria yang lama tak di dengarnya itu. Donghyuck menguatkan dirinya untuk menatap Jaehyun. Ia tersenyum tipis pada pria di depannya, "Ya?"

"Kau baik?"

"Tak pernah sebaik ini."

Jaehyun terpaku mendengar jawaban Donghyuck. Ia terdiam sebelum kembali tersenyum.

"Kau ada waktu nanti malam? Bisa kita ber--"

"Maaf, jadwalku padat akhir-akhir ini."

Donghyuck menatap jam tangannya lalu menatap Ayahnya yang terdiam di tempatnya, "Ayah, aku harus kembali ke kantor sekarang. Chenle menungguku untuk rapat satu jam lagi."

Donghyuck berdiri lalu menatap Mark, Taeyong dan Daehwi yang sedari tadi terdiam, "Ada yang ingin ikut denganku?"

Mark segera berdiri dan menggandeng lengan adiknya, "Aku."

Donghyuck mengangguk lalu menatap 3 pria tampan disana, "Aku pamit, selamat siang."

Donghyuck meninggalkan ruang kerja Ayahnya tanpa menatap Jaehyun kembali. Jaehyun terpaku ditempatnya dan hanya bisa menatap kepergian Donghyuck dengan tatapan sendu.

Sejauh itukah ia menyakiti hati pria manis itu?

.

.

.

Donghyuck menghela nafas kasar setelah Mark turun dari mobilnya. Ia kembali menjalankan mobilnya meninggalkan rumah besar sang kakak. Menatap jalanan padat di depannya dengan nanar, "Kenapa kau harus datang kembali?"

Donghyuck segera menepikan mobilnya saat merasakan matanya mulai berembun. Ia menghela nafas kasar saat air matanya perlahan jatuh. Meremat erat kemudi mobilnya, Donghyuck berusaha menahan ledakkan tangisnya.

Dadanya terasa penuh sesak dengan segala perasaanya. Rasa rindu dan muak bercampur menjadi satu. Sakit rasanya saat melihat Jaehyun yang tersenyum padanya. Dan rasa muak itu terkumpul saat ingatan pengkhianatan itu kembali hadir.

kulamar dirimu | jaedongWhere stories live. Discover now