8 • Cerita Air Mata & Kepergian

1.2K 161 3
                                    

Jaehyun menatap gedung besar di hadapannya. Tulisan besar dengan ukiran mewah yang terpasang dengan angkuh disana membuat Jaehyun sedikit tersentil masa lalu. Namun tak menampik ia juga merasakan perasaan bangga yang perlahan memenuhi dadanya.

Fullsun Wedding Organizer

Jaehyun tersenyum tipis. Fullsun. Nama manis yang ia sematkan pada sang pemilik hati dikala mereka tengah menikmati senja di penghujung liburan musim dingin.

Donghyuck, tak peduli sekalipun itu musim dingin. Ia tetap bersinar cerah dan hangat layaknya matahari. Ya, Donghyuck adalah mataharinya.

Meyakinkan dirinya sekali lagi sebelum turun dari mobil mewahnya, Jaehyun menghembuskan nafas pelan. Melangkahkan kakinya memasuki gedung di depannya dengan ayunan langkah kaki yang tegas.

Chenle yang kebetulan sedang ada di lobby nyaris menjatuhkan tumpukkan berkas yang ia bawa saat melihat Jaehyun memasuki gedung tempatnya bekerja.

Ia segera berlari menuju ruangan dimana Donghyuck sedang bekerja. Ia membuka dan menutup pintu dengan kasar membuat Donghyuck terlonjak dari tempatnya duduk.

Donghyuck menatap Chenle penasaran, "Ada apa?"

"Dia di depan!"

Dahi Donghyuck berkerut, "Siapa?"

"Jung Jaehyun."

.

.

.

Donghyuck tak dapat menghindar saat lelaki itu dengan keras kepala meminta bertemu dengannya walaupun ia telah memberikan seribu alasan bahwa ia tak bisa ditemui.

Maka disinilah mereka tengah duduk berhadapan. Jaehyun menatap lamat wajah manis sang pemilik hati yang tak pernah berubah walau usianya terus bertambah.

Sedangkan Donghyuck tengah berjuang setengah mati untuk tidak menangis saat ini juga. Berhadapan dengan lelaki ini adalah hal terakhir yang ingin ia lakukan di hidupnya.

Jaehyun berdehem pelan untuk menarik atensi Donghyuck namun ia tak mendapat respon berarti. Jaehyun memejamkan mata sejenak dan menarik nafas pelan lalu kembali menatap Donghyuck.

"Apa kabar?"

"Baik, seperti biasa."

Donghyuck menjawab lugas. Ia berusaha mengatur kembali emosinya. Tak akan ia tunjukkan kehancuran yang ia alami karea lelaki dihadapannya ini.

"Kau berhasil rupanya."

"Tentu, kau fikir aku akan gagal?"

Jaehyun terkejut mendengar pertanyaan retoris penuh rasa dendam itu.

"Tidak Hyuckie, maksudku bukan seperti itu. Aku ingin mengatakan betapa hebat dirimu yang bisa membuktikan pada dunia jika kau berhasil."

"Tentu, setelah semua keringat dan air mata yang kulalui seorang diri."

Jaehyun terpaku ditempatnya, "Hyuckie-"

"Aku tidak mengerti kenapa kau harus kembali saat ini. Aku benar-benar tak mengerti."

Jaehyun menatap Donghyuck yang kini menundukkan pandangannya, enggan menatap dirinya.

"Hyuck dengarkan aku. Saat itu Ayah memintaku untuk membuktikan aku mampu agar aku di akui oleh keluarga besarku."

"Ya dan kau meninggalkanku saat itu juga."

Donghyuck menatap Jaehyun tepat di kedua manik matanya, "Kau fikir aku lelucon?"

Jaehyun menggeleng tegas, "Hyuck, kau tidak mengerti! Saat itu--"

"Lalu biarkan aku tidak mengerti apapun selamanya dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku!"

kulamar dirimu | jaedongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang