5 • Pertemuan Kembali

1.2K 172 8
                                    

Siang ini, Donghyuck bersama dengan Taeyong dan Minhyung, mengunjungi kantor sang Ayah.
Bukan acara yang penting sebenarnya, hanya saja sudah menjadi rahasia umum jika si tua Lee Dongwook itu sudah meminta anak-anaknya berkumpul untuk makan siang di perusahaan, berarti mereka bertiga harus rela meninggalkan apapun; termasuk kesibukan Donghyuck di kantornya yang terpaksa harus ia limpahkan kepada Chenle.

"Aku bersumpah akan menggunduli kepala si tua Bangka itu jika tidak ada Risotto di menu makan siang kita kali ini!"

Donghyuck dengan mulut pedasnya.

"Akan ku pastikan jika kepala Ayahmu itu masih akan tetap dipenuhi rambut sampai kapanpun!"

Taeyong menanggapi ocehan sang adik.

"Ayahmu juga!" Sergah Minhyung.

"Ya, ayah kita!"

Donghyuck memutar bola mata malas.

Mereka berjalan memasuki lobby setelah keluar dari mobil yang digunakan untuk menjemput ketiganya.
Hanya mobil perusahaan biasa, tak sampai seharga satu unit Jet Pribadi, tapi cukup untuk membeli 14 unit apartment sekaligus di kawasan Gangnam.
Terkesan? Biasa saja!

"Omong-Omong, Daehwi kemana?"

"Sepertinya dia sudah diruangan Ayah!"

Mereka memasuki lift khusus menuju lantai 24, ruangan Dongwook. Setelah berbasa-basi membalas salam dari receptions dan beberapa pegawai yang berpapasan dengan mereka.

"Si penjilat itu pasti sedang merengek minta dibelikan mobil baru pada Ayah!"

Taeyong dengan mulut nyinyirnya.

"Yah, agak susah memang jika kau punya pasangan yang sangat perhitungan terhadap keuangan!"
Timpal Minhyung.

"Itulah sebabnya Somi yang menjadi tangan kanan Ayah, bukan Daehwi!"

"Umm, yaa kau benar juga!"

"Kakakmu ini memang selalu benar!"

"Ck. Perbaiki sifat terlalu percaya dirimu itu, Hyung. Aku yakin lama-lama Johnny Hyung akan bosan dan meninggalkan--
AWW!!"

Donghyuck mengaduh saat kepalan tangan kakaknya mendarat di ubun-ubunnya.

Tak sampai lima belas detik, lift yang mereka naiki sampai diruangan megah berarsitektur kebarat-baratan, sesuai selera Nyonya Utama Lee, Ibu mereka.
Beberapa ornamen yang hampir seluruhnya dibuat khusus oleh pengrajin Eropa, berdiri kokoh disetiap sudut ruangan. Seperti bukan salah satu ruang dari sebuah perusahaan, terlalu mewah dan terkesan private. Jika saja tidak ada meja sekretaris persis disebelah pintu jati diujung ruangan.

Terpampang pula Lukisan Abstrak False Start karya Jasper Johns seharga Satu Triliun lebih, bertengger manis di dinding sebelah Timur ruangan, dikelilingi hiasan dinding lainnya yang tak kalah mahal.
Sungguh fantastis hanya demi sebuah hiasan dinding.

Ya, tapi rentetan angka dibelakang lambang dollar tidak ada artinya bagi keluarga Lee termasuk untuk sebuah lukisan. Karena bagi Dongwook maupun In Na, sebuah selera dan kepuasan yang terpenuhi merupakan yang termahal dibandingkan dengan harga berapapun.
Sungguh ciri manusia kelebihan uang.

Tok tok tok..

Taeyong memasuki ruangan terlebih dahulu setelah mengetuk pintu, disusul Minhyung dan Donghyuck.

Didalam sana, ada Daehwi tengah memainkan rubik dengan kaki berselonjor keatas meja, tubuhnya setengan tertidur. Sungguh Bossy sekali.

"Wah, lihat. Tuan muda kita rupanya sedang bersantai!"
Cibir Donghyuck sambil mendaratkan pantatnya diatas sofa mewah milik Ayah. Disamping sang adik.

kulamar dirimu | jaedongWhere stories live. Discover now