11. Aù Revóir

1.5K 97 25
                                    

"... ketika kau mendengar bunyi lonceng tengah malam, saat itulah mantra-nya akan hilang lalu semuanya akan kembali seperti semula."

~ Cinderella ~

°°°°°°°°°°°°°°°°°

Bagian dalam auditorium kampus itu telah penuh sesak ketika Gabriel menginjakkan kakinya di dalam gedung.

Ia berjalan berkeliling membelah kerumunan, mencari di antara orang banyak tapi dirinya tak dapat menemukan Camille di manapun.

Gabriel tidak mengerti kenapa gadis itu bersikeras untuk berangkat sendiri.
Sekarang ia merasa khawatir.

Seharusnya tadi aku tetap menjemputnya saja, ujarnya dalam hati.

Gabriel menghembuskan napas panjang seraya memandangi layar ponselnya yang gelap.
Ia berpikir menghubungi Camille untuk memastikan dia baik-baik saja.

Ia baru saja hendak menekan nomornya ketika sepasang pria dan wanita yang lewat di depannya berbicara antusias tentang seorang gadis misterius.

"Apa kau melihatnya? Kupikir gadis itu pasti tidak kuliah di sini, aku pasti sudah tahu dari dulu kalau ada mahasiswi secantik itu di kampus kita." sang pria berkata menggebu-gebu kepada teman wanitanya.

"Hanya gaunnya yang bagus, tapi kukira tampangnya biasa saja." sahut gadis di sampingnya yang terlihat jengkel mendengar pasangannya memuji gadis lain.

"Buktinya dia datang sendirian, itu menjelaskan segalanya, bukan." sambungnya culas.

Gabriel mengikuti arah pandangan mereka lalu berjalan pergi membelah kerumunan orang banyak.

Ia bisa mendengar suara-suara dengungan bernada decak kagum ketika dia semakin dekat dengan ambang pintu ruang Ballroom utama.
Gabriel menggumamkan maaf sambil terus merangsek maju membelah kerumunan itu.

Lalu ia melihatnya.

•°°°°•°°°°•°°°°

"Ini luar biasa."

Camille berbisik takjub seraya memandang ke sekeliling ruangan Ballroom yang telah penuh orang.

Setiap pasangan yang datang rata-rata mengenakan setelan rapi atau tuxedo, serta gaun malam yang elegan bagi para gadis yang menjadi pasangan mereka.

Bagian dalam gedung itu didekorasi sedemikian rupa dengan rangkaian bunga mawar berwarna putih yang diletakkan memenuhi setiap sudut ruangan dan koridor.
Untaian pita satin berwarna merah hati diikatkan pada setiap ujung rangkaian bunga.

Camille selalu membayangkan berada di tengah pesta dansa seperti ini sepanjang hidupnya.
Namun pada kenyataannya hal itu tak pernah terjadi, sampai hari ini.

Dan di atas semuanya itu, ia akan berdansa dengan Gabriel Adams.

Hatinya membuncah oleh perasaan bahagia yang sulit untuk digambarkan.

Ia menunduk memandangi dirinya sendiri.

Camille mendapat bantuan dari Sarah yang berinisiatif meminjamkan salah satu gaun milik sepupunya yang bekerja di butik Versace.

Kini tubuh mungilnya dibalut oleh gaun malam berwarna putih gading yang bagian roknya mengembang hingga ujungnya menyentuh mata kaki.
Gaun organza itu berpotongan Straples yang menyempit hingga ke pinggang dan memperlihatkan tubuhnya yang ramping.

Sarah juga membantunya dengan beberapa riasan make-up serta membuat rambut cokelatnya yang digerai menjadi sedikit ikal.

Camille tidak menyadari betapa cantik dirinya dalam balutan gaun itu, atau bagaimana setiap pasang mata yang lewat selalu memandangnya dengan penasaran.
Tapi ia merasa kepercayaan dirinya meningkat karena memakainya.

Another Cinderella Story : The Missing Girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang