15. BFF

1.4K 93 27
                                    

"Satu-satunya cara untuk bisa keluar dari labirin penderitaan, adalah dengan memaafkan.”

~ John Green, author of 'The Fault in Our Stars'

°°°°°°°°°°°°°°°

"Apa yang sedang mereka lakukan?"

Beth Moore berkata sambil melihat keluar jendela bus.

Ia mengamati Gabriel dan Camille yang sedang berpegangan tangan di dekat pintu masuk.

Beth mendengar suara komentar-komentar miring datang dari beberapa orang yang duduk di sekitarnya.
Nampaknya mereka juga tengah melihat hal yang sama.

"Sepertinya sekarang Gabe sudah benar-benar melupakanmu, bukan?"
Ujar Beth sambil menoleh pada Violet Queen yang duduk di sampingnya.

"—dia sedang bermesraan dengan si anak baru itu, Camille Young."

Violet bergeming.
Ia masih berkutat dengan ponselnya seolah tidak mendengar apapun.

"Yah kurasa inilah akhirnya," ujar Beth ringan.
"Gadis itu telah menyingkirkanmu, bahkan tanpa harus berusaha."

Violet melemparkan tatapan mencemooh padanya.
"...jangan khawatir, itu tak akan berlangsung lama."

"Kepercayaan dirimu sungguh mengagumkan Violet."
"Kau masih yakin kalau Gabriel akan kembali padamu?"

"Seyakin matahari bakal terbit esok hari." sahut Violet tenang.

Beth kembali memalingkan wajahnya menatap keluar jendela.
Ia melihat pasangan itu kini telah berjalan menjauhi bus menuju ke mobil Gabriel yang terparkir tak jauh dari sana.

Beth mengembalikan pandangannya pada Violet.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan pada mereka berdua?"

Violet mendengus pelan.
"Aku? Tidak ada. "
"Lagipula bukan aku orang yang seharusnya mereka khawatirkan."

Kini Violet menurunkan ponselnya.
Pandangan matanya berkilat-kilat.

Ya, itu benar. 
Tak ada alasan bagi seseorang seperti Gabriel untuk bersama dengan gadis seperti Camille.

Perasaan?

Violet tertawa getir dalam hati.

Berdasarkan pengalamannya, menuruti perasaan pribadi tak ada gunanya sama sekali.

Bukankah membangun sesuatu yang kita tahu pasti akan hancur pada akhirnya adalah sebuah kesia-sian?

Gabriel pun seharusnya juga mengetahui hal ini.

Bukan hanya karena Gabriel dan Camille berasal dari latar belakang yang berbeda, tapi jalan mereka berdua sejak awalnya memang sudah terpisah.

Naif sekali kalau Gabriel berpura-pura jurang perbedaan itu tidak ada.

"Lantas kenapa?" suara Beth menarik pikirannya kembali.

Violet menghembuskan napas,
"Dengar baik-baik, orang-orang seperti aku dan Gabriel—kami, tidak pernah memilih sendiri masa depan yang kami inginkan,"

"Semua sudah direncanakan."

"Di mana kami kuliah, ke mana kami akan pergi setelah lulus, bahkan dengan siapa kami berkencan—"

Ucapan Violet terhenti karena kilasan memori masa lalu yang selalu berusaha ia kubur dalam-dalam, mendadak muncul di pikirannya.

Ia nyaris lupa ingatannya yang satu itu kadang bisa terasa begitu menyakitkan, seperti garam yang ditaburkan di atas luka.

Another Cinderella Story : The Missing Girl (Completed)Where stories live. Discover now