⚫Part 24. |New Version|

384 31 0
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

________________

‍‍‍Tubuh ini ditarik paksa memasuki rumah yang membuat seluruh penghuni menatapku penuh iba.

"Ayah lepaskan aku, aku mau menemui Rayan ayah---" Aku terisak sembari memohon namun tak jua ia balas.

Dengan kasar Ayah melemparkan tubuh ini hingga mengenai lantai gudang yang nampak berdebu.

Ayah menarik rambut ku hingga terasa rontok disana. "Kamu ingin bertemu pacarmu yang sok jagoan itu kan? Sekarang kita lihat bagaimana cara kamu keluar dari rumah ini!"

Tanpa perasaan Ayah mengikat tubuh ini di tiang lalu mulai mencambuk raga ini dengan keras hingga menggema di setiap sudut ruangan.

"AKH!! AYAH SAKIT!" Teriakku bersahutan dengan suara cambukan dari Ayah.

"Diam!! Ini hukuman untuk anak pembangkang!"

Ayah terus membuat raga ini lecet hingga mengeluarkan darah segar.

Ayah menyumpal mulut ku dengan kain hingga suara jeritan dan tangisan milikku tidak keluar.

"DASAR ANAK TIDAK BERGUNA!!!! "

Cetar!!!!

Itu cambukan terakhir yang rasanya jauh lebih sakit dari yang sebelumnya.

Ayah menarik kain itu dari mulut ku. "Tanisha, saya sudah bilang jangan menangis, kenapa sekarang kamu menangis?! Mau saya cambuk lagi?" Tanyanya dengan penuh penekanan.



Plak.



Plak.




Plak.

"Diam bodoh, DIAM!!!! HENTIKAN TANGISANMU!!!!"

Aku menatap Ayah sengit. "Kenapa Ayah tega?! Kenapa Ayah ngelakuin ini?! AKU MAU BEBAS! AKU LELAH DIJADIKAN BAYANG AYAH! AKU LELAH! "


Plak!

"Jangan menangis! Anak sialan!!!!"

Aku menatapnya dengan tangismu "Ayah, aku hanya mencintai dia, apa aku salah? Apa aku tidak berhak mencintai? Aku juga manusia Ayah."

Ayah mencekik leher ini membuat aku kesulitan bernafas. "Kamu itu tidak lebih dari boneka!!! Lupa kamu itu siapa?! LUPA?!!"

Ayah melepas tanganya dari leherku.

Dengan nafas memburu aku berkata. "Tapi apa salah aku mencintai dia? Cinta engga pernah salah Ayah,"

"Tahu apa kamu sola cinta?! Kamu itu hanya anak kemarin sore, tanpa saya kamu bisa apa?! Apa pacar kebanggan kamu bisa membuat kamu dihormati semua orang? Apa pacar kamu bisa memberikan kemewahan yang saya berikan?"

Untuk pertama kalinya aku menatap Ayah dengan nyalang. "Setidaknya aku bahagia bersama dia, aku merasa bebas saat bersamanya Ayah, itu hal yang engga bisa Ayah kasih ke aku," Tangisku leleh.

Dari Tanisha Untuk Semua [New Version]✔Onde histórias criam vida. Descubra agora