35.

3.1K 264 55
                                    

OFF CAM.

Jisoo duduk di pinggiran ranjang menatap cermin yang berada tak jauh dari hadapannya dengan lesu. "Gila." gumam wanita itu sangat pelan dan tak bertenaga sambil menatap kosong ke pantulan dirinya di cermin saat ini.

"Ah aku pasti benar benar sudah gilaaaaaaa!!!" Jisoo menutupi wajahnya dengan kedua tangan mungilnya sembari membaringkan dirinya asal di ranjang kamarnya itu. Kedua kakinya bahkan diangkat keatas lalu menendang-nendang udara dengan asal. Bajunya pasti akan berantakan dan kusut mengingat dia sudah berpakaian sangat rapi,ia bahkan sudah memakai sling bag dan bersiap pergi saat ini.

"Bagaimana kalau ternyata dia itu sebenarnya mendengar apa yang ku katakan tapi berpura-pura seolah tidak dengar?" Tanya nya pada diri sendiri dengan nada lesu.

"ah,lalu dia sebenarnya akan mengejekku dan menggodaku hari ini!" Tebak Jisoo mengingat kejadian tempo hari saat ia mabuk berat di depan Sehun. Itu sudah sekitar dua minggu yang lalu,tapi Jisoo tak henti-hentinya memikirkan hal tersebut sejak ia bangun lalu mengingat semua kejadian dan apa yang ia lakukan dan katakan pada malam hari itu.

"ah jinja!!!"

"jinjayo Kim Jisoo! Wageurae????"

"Kenapa kau mengatakan itu?" Ucap Jisoo frustasi lalu memejamkan matanya berharap bayangan kejadian tempo hari itu hilang dari fikirannya.

tok..tok..
cklek....

"eonnie," panggil Jennie yang menyembulkan kepalanya di pintu kamar Jisoo.

"eoh?" jawab Jisoo membuka matanya lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"woah,ada mau merayakan natal bersama suami,nih." Goda Jennie dengan senyuman jahilnya memasuki kamar Jisoo lalu ikut duduk di sebelah Jisoo di pinggiran ranjang.

"woah,aku iri denganmu,aku ingin bisa merayakan natal dengan pasanganku juga nanti kalau aku punya pasangan."

"mau ku telfonkan Kai oppa?" Jennie langsung mendelik mendengar ucapan Jisoo,niatnya kan hanya basa-basi. Lagipula kalaupun ia serius dengan ucapannya itu tetap mustahil untuk terjadi.

"y-yak!eonnie,aku hanya bercan-da tau." Ujar Jennie terbata-bata. Sampai saat ini,Kai masih punya efek besar untuk dirinya. Mendengar namanya saja,Jennie bisa merasakan gugup dan sesak bersamaan.

"Dia baik-baik saja." Ujar Jisoo seolah tau isi kepala Jennie membuat Jennie menoleh menatap kakak kesayangannya itu. "Maka kau juga harus baik-baik saja." terusnya lagi dengan senyuman hangat sembari menggenggam tangan Jennie seolah memberi perempuan itu kekuatan.

Jennie membalas senyuman Jisoo lalu mengangguk mantap membuat Jisoo semakin tersenyum bangga pada dongsaeng nya yang kuat ini.
Setelah itu mereka mengubah posisi mereka menatap kosong kedepan,bergelut dengan pikiran mereka masing-masing sampai Jennie kembali membuka suara mengatakan, "eonnie juga,"

"apakah eonnie baik-baik saja?"

"Soal Kim Taehyung." Ucap Jennie penuh kehati-hatian. Seperti Kai yang selalu punya efek besar untuk dirinya,begitupun Taehyung. Lelaki itu pernah,atau bahkan mungkin masih memiliki efek besar untuk diri Jisoo. Entahlah,Jennie tidak yakin. Meskipun sudah sangat dekat dengan Jisoo,bagi Jennie Jisoo masih tetap orang yang sulit dibaca dan ditebak seolah memang Jisoo tidak membiarkan siapapun terlalu mengenal dan mengetahui tentang dirinya terutama hal-hal sedih tentangnya.

Entah perempuan itu memang terlalu kuat?
atau
terlalu pandai menyembunyikan semuanya?

Bahkan selama mengenal Jisoo,ia hanya pernah melihat Jisoo menangis 2 kali saja. Yaitu ketika ia sedang cidera,dan ketika berakhirnya hubungan Jisoo dengan Taehyung. Hanya dua kali itu saja. Bahkan saat masa-masa trainee yang sangat sulit dan melelahkan,Jisoo tak pernah mengeluh atau menangis tentang berapa sulitnya itu. Apalagi saat masa trainee Jisoo yang paling harus bekerja keras mengejar ketertinggalannya mengingat wanita itu sempat dipindahkan ke divisi aktris sebelum kembali ke idol. Jisoo tidak pernah terlihat sedih,murung atau apapun yang negatif seolah wanita itu hanya memiliki oleh aura positif saja selama hidupnya.

We Got Married Where stories live. Discover now