Bagian 9

160 19 0
                                    

Puk...puk...puk...

Bunda menepuk-nepuk punggung Bagas yang terbalut selimut.

"Bangun nak bangun udah siang" ucap bunda lagi seraya meninggalkan Bagas di kamar nya.

Bagas membuka matanya, dan melihat seisi kamar nya. Ini hari Minggu tapi kok tumben Aca belum bawel dengan ocehan andalannya yang mampu membuat kuping Bagas panas dan segera bangun dari tidurnya. Daripada harus mendengar ocehan dari Aca yang sangat tidak enak di dengar.

Bagas pun keluar kamar, menghampiri bunda dan ayah nya yang sedang berada di ruang makan.

Bagas menarik kursi dan segera duduk "Aca mana Bun?" Tanya Bagas sambil mengucek kedua matanya.

"Justru itu bunda mau nanya ke kamu, kok Aca gak kesini. Padahal dia sepertinya ada di rumah" balas bunda menuangkan nasi goreng ke piring ayah.

"Semalem bukannya kalian habis main?" Tanya ayah yang seraya segera akan menyantap nasi goreng buatan bunda.

Bagas mengangguk "iyaa, kita ke cafe" balas Bagas seraya memberikan piring ke bunda.

"Cuci muka dulu baru makan nak!!!" Pinta bunda. Bagas pun berdiri dan meninggalkan meja makan.

Setelah mencuci muka dan menggosok gigi Bagas kembali ke meja makan dan menyantap nasi goreng yang telah disiapkan oleh bunda.

"Semalam bunda liat Aca dianter sama lelaki. Tapi itu bukan kamu ga" ucap bunda

Bagas mengehentikan aksi makan nya "iya, dia pacar Aca" ucap Bagas.

"Oh pacar Aca. Bagus dong Aca udah punya pacar, terus kamu kapan?" Tanya ayah.

Bagas tersedak mendengar pertanyaan dari sang ayah "hati-hati kalau makan" ucap bunda seraya memberikan segelas air putih kepadanya.

"Eheem... Bagas punya kok" balas Bagas.

"Jangan ngaku-ngaku pacar nya orang gak baik loh" ucap bunda.

"Maksudnya?" Tanya Bagas bingung.

Bunda menatap Bagas "iya Aca kan pacar nya orang lain. Jangan kamu aku-akuin sebagai pacar kamu dong" ucap bunda.

"Enggak Bun. Lagian biarin aja Aca punya pacar" balas Bagas yang terus melanjutkan acara sarapan paginya.

Sarapan ditemani dengan obrolan hangat keluarga. Membicarakan soal Aca, kuliah Bagas, perjodohan, dan lainnya.

Ayah Bagas memang memiliki rencana untuk menjodohkan Bagas. Namun, saat ini yang terpenting bukan memikirkan soal perjodohan. Lagian bunda tak akan setuju jika Bagas dijodohkan.

Rencana nya setelah ini Bagas akan berkunjung ke rumah Aca. Memastikan apa Aca baik-baik saja, sebab Aca tidak menampakkan diri pada pagi ini. Biasanya tanpa permisi anak itu sudah berada di kamar Bagas. Tapi tidak dengan hari ini, rasanya seperti ada yang kurang.

🍁🍁🍁

Tok.. tok...tok...

Ketukan kamar Aca berbunyi, yang hanya dibalas deheman oleh Aca.

Aca sedang memejamkan kedua matanya "Hmm"

"Ara masuk ya kak" teriak seseorang dari balik pintu kamar nya.

"Iyaaa" balas Aca dengan teriak juga.

Ceklekk...

"Kak, tumben kakak gak ke rumah kak Aga?" Tanya Ara. Aca menggeleng sebagai jawaban.

Ara adalah adik perempuan Aca yang sekarang duduk di bangku SMP kelas 7. Ara mengetahui betul jika kakak nya bersahabat baik dengan Aga. Bahkan jika dibandingkan kedekatan Aca dan Ara sebagai saudara mungkin Aca lebih dekat dengan Aga yang statusnya sahabat Aca.

Dilihat nya sosok Aca oleh sang adik "kakak lagi ada masalah sama kak Aga?" Tanya sang adik. Aca menggeleng lagi sebagai tanda jawaban.

"Terus? Kakak kenapa?" Tanya Ara lagi.

"Gpp" balas Aca.

Ara menganggukkan kepalanya "oh.... Oiya kak. Kakak beneran bakalan kuliah di luar negeri?" Pertanyaan Ara yang dijawab dengan anggukan "kenapa kakak mau sih? Aku bantu bilang deh ke papa supaya kakak gak usah kuliah di luar negeri" ujar Ara dengan logat cemprengnya.

Aca menatap lekat wajah adiknya dan langsung mendekap tubuh adiknya seraya terisak.

"Kakak kenapa??" Tanya Ara mengelus punggung kakaknya.

Aca melepaskan pelukannya "Sebenernya gua juga gak mau kuliah di luar negeri. Tapi kalau gua gak nurut papa bakalan sedih banget Ra" ujar Aca seraya menghapus air matanya.

Setelah Ara menenangkan hati kakaknya yang mungkin butuh teman curhat, Ara pun pergi keluar kamar kakaknya. Sebenarnya Ara juga tak ingin jika sang kakak harus ke luar negri. Jadi mungkin Ara akan membantu Aca dalam hal ini.

Bagas yang ingin keluar rumah mendapati Ara yang sedang berada di halaman rumahnya sedang menyiram tanaman. Akhirnya Bagas memutuskan untuk menghampiri Ara.

Bagas mengelus puncak kepala Ara "Aca mana Ra?" Tanya Bagas.

Sang empu yang merasa terusik menoleh ke arah Bagas "di kamar kak" balas Ara "eh tapi jangan diganggu dulu kak. Kak Aca lagi butuh waktu menyendiri sepertinya" sambung Ara lagi yang menghentikan kegiatannya itu.

Ara menuju ke arah teras rumah yang diikuti oleh Bagas, lalu mereka sama-sama mendudukan diri di bangku yang berada di teras tersebut.

"Emang Aca kenapa Ra?" Tanya Bagas

"Kak Aca Nerima beasiswa ke luar negeri kak. Ara gak rela kalau kak Aca harus ke luar negeri kak. Tapi kak Aca bilang itu kemauan dia. Padahal Ara yakin kak Aca cuma mau nurutin permintaan papa" jelas Ara.

Bagas mencermati penjelasan dari Ara "Ara punya niat buat bilang ke papa jangan kirim kak Aca keluar negri, semoga rencana Ara berhasil supaya kak Aca gak jadi kuliah di luar negri" jelas Ara lagi

Lalu Ara menoleh ke arah Bagas dan menatap Bagas sedangkan yang ditatap hanya menatap kearah depan "kakak setuju ajah gitu kalau kak Aca keluar negri?" Tanya Ara.

"Sebenarnya gak rela banget kalau ditinggal Aca. Apalagi bakalan LDR-an, gak bisa banget deh. Tapi kalau emang itu buat masa depan dan cita-cita Aca mau gimana lagi?" Ujar Bagas

"Tapi tetep aku gak rela. Ini bukan keinginan kak Aca loh. Kak Aga harusnya lebih paham sama keinginan kak Aca!!" Tegas Ara.

Bagas melihat ke arah Ara "aku paham ini bukan mau Aca. Aca juga udah bilang kalau dia gak mau kuliah di luar negeri" ujar Bagas.

"Yaudah kalau gitu kakak juga harus bantu bilang sama papa yaahhh" ucap Ara mengedipkan mata nya.

Bagas mengacak rambut Ara dengan gemas "Gak bisa Ra. Papa pasti mau kebaikan buat putrinya" jelas Bagas lembut kepada Ara.

Ara menggelengkan kepalanya "kalau kak Aca gak mau ya gak baik juga kan dipaksa. Jadi aku bakal tetep batalin kepergian kak Aca titik!!!" Ucap Ara seraya berdiri dari tempat duduk nya dan masuk ke dalam rumah meninggalkan Bagas sendiri di teras.

Tidak lama kemudian kepala Ara nongol di pintu "oiya jangan ganggu kak Aca dulu!" Pinta Ara lalu masuk ke dalam rumah.



Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant