Bagian 10

178 17 0
                                    

Bagas mengeluarkan ponselnya yang berada di dalam saku celananya. Dia masih setia berada di depan teras rumah Aca.

Bagas mencoba menghubungi Aca dengan memanggil lewat telpon dan mengirimi beberapa pesan. Tapi nihil tak sedikit pun pesannya dibalas dan panggilan lewat telpon pun tak dijawab.

Sedangkan Aca yang masih berada dalam kamar nya mengabaikan beberapa pesan dari Aga dan mengabaikan panggilan telpon dari Aga.

Aga🐒: Aca??
Aga🐒: Aca marica heheyyy

Panggilan tak terjawab

Panggilan ditolak

Aga🐒: woi jawab napaaa!!!!
Aga🐒: Aca jalan yukkkk
Aga🐒: Caa gua ke kamar lu yakk
Aga🐒: Aca
Aga🐒: Hafsya Melati

Aca hanya melihat beberapa pesan dari Bagas tanpa ada niatan untuk membalas.

🍁🍁🍁

Keesokan harinya, Aca bersiap berangkat ke sekolah dan disisi lain Bagas pun sama sedang bersiap untuk pergi ke sekolah.

Aga dan Aca selalu berangkat ke sekolah bersama. Karena, memang tujuan mereka searah jadi itu akan membuat kedua nya menghemat. Terkadang dengan menggunakan kendaraan milik Aca begitu pun sebaliknya tetapi lebih sering Aca yang nebeng sama Aga.

Aca yang duduk di teras seraya mengikat tali sepatunya. Tiba-tiba Bagas menghampiri Aca.

"Eh Ca, kemana ajah si Lo?" Ucap Bagas yang setia menatap Aca yang sedang sibuk mengikat tali sepatunya.

"Ada" balas Aca dengan singkat.

Aga menanyakan soal kemana Aca Kemarin "Kemarin kok gak ke rumah?"

"Ketiduran" jawab Aca singkat.

"Bukan Aca banget ah" balas Bagas mengacak rambut Bagas. Aca yang diperlakukan seperti itu pun hanya diam dan merapihkan rambutnya kembali.

Biasanya jika Aca diperlakukan seperti itu maka suara mercon nya akan membludak. Aca pun akan membalas perbuatan Bagas. Namun, lain hal dengan hari ini ada yang berbeda dengan Aca.

Tiba-tiba suara motor terdengar ternyata sudah ada Yuda di depan gerbang rumah Aca.

Aca berdiri dari tempat duduknya "gua duluan ga" ujar nya meninggal kan Aga di teras rumah Aca.

Sesampainya di sekolah Aca pun menuju kelas dan duduk di tempat biasanya. Sebenarnya dia terlalu sadis memperlakukan aga seperti itu.

Tapi dia tak mau hubungannya dengan Yuda kandas. Yuda memang meminta Aca untuk menjauhkan Aga. Dengan rasa yang campur aduk, Aca lakukan demi keberlangsungan hubungan nya dengan Yuda membaik.

Bagas yang baru sampai kelas langsung duduk di samping Aca dan menatap Aca dengan tatapan tajamnya.

Bagas memegang kening Aca "gak panas" ucapnya.

Aca melepaskan tangan Bagas dari kening Aca. Bagas membuka suara "Ca kalau ada masalah tuh cerita! Jangan kek gini lah. Mana gua tau kalau Lo punya masalah sedangkan Lo cuma diem aja!" Ucap Bagas meninggikan suaranya.

Sedangkan Aca merespon dengan amat terkejutnya. Di dalam diri Aca yang memiliki jiwa bar-bar namun dia memiliki hati yang sangat lembut. Sehingga mudah untuk membuat nya menangis dengan kata-kata yang sedikit ditinggikan.

Bagas yang mengetahui sikap Aca dari kecil sampai saat ini dia sangat paham betul. Dia pun merasa sudah ada perubahan dalam diri Aca.

"Tau gak ca? Dari semalem gua kepikiran sama sikap Lo tau gak sih!! Gua hubungin lo tapi gak ada respon sama sekali. Lo ini sebenernya kenapa sihh??" Ujar Bagas lagi.

Aca masih terdiam, Aca masih bergelut dengan pikiran-pikiran nya saat ini. Dia bingung, pada satu sisi Aca ingin sekali meluapkan rasa yang tengah ia alami dengan mencurahkan isi hatinya kepada bagas dan di sisi lain dia harus bisa mengkondisikan tempat nya.

Tidak semua hal harus ia katakan pada Bagas. Dia juga tidak bisa terus bergantung pada Bagas. Mungkinkah Aca akan kuat dalam menghadapi situasi ini.

"Ca, kalau emang Lo keberatan sama permintaan papa ya gak usah Lo jalanin. Liat nih efeknya gua jadi kacang yang Lo diemin" ucap Bagas, ia menghela nafas panjang "Lo tau gak sih? Kalau gua tuh gak bisa diginiin Aca" sambung nya lagi seraya mengacak rambut nya dengan frustasi.

Sebenarnya Bagas tak tau betul apa yang sedang Aca hadapi saat ini bukan hanya masalah kuliah nya tetapi juga masalah Yuda.

Bagas yang sudah mulai bingung harus apa dia pun meninggalkan Aca di dalam kelas. Sesaat Bagas meninggalkan kelas Aca langsung terisak di atas meja dengan tangan yang menjadi tumpuan kepalanya.

Walau hubungan Aca dan Aga sedang tidak baik-baik saja. Dalam kamus Aca belajar gak ada sangkut paut sama masalah pridai. Dia akan terus mengajarkan Aga untuk ujiannya.

Tidak lama kemudian bel berdering menandakan sudah saat nya masuk. Hari Senin selalu diadakan upacara bendera. Sebelum Aca bergegas ke lapangan upacara, Aca menyempatkan diri untuk ke kamar mandi mencuci mukanya yang terkena bekas air matanya.

Setelah upacara selesai kembalilah murid-murid ke dalam kelas masing-masing. Pelajaran berjalan dengan normal seperti seharusnya.

Dua Minggu lagi ujian akan di mulai. Minggu depan adalah Minggu tenang untuk para anak kelas 12. Aca pun segera bersiap untuk berangkat keluar negeri setelah beberapa Minggu ujian berlangsung.

Jam istirahat berlangsung, di kantin sudah ada Aca, Damar, dan Aga. Ketika mereka bertiga sedang menunggu pesananya tiba-tiba Laras dan Farah datang.

Farah menyapa Bagas "hai kak. Aku bawa bekel loh buat kakak. Kenapa kakak jajan?" Ucap Farah lembut.

Bagas mengambil kotak makan pemberian Farah. Itu semua tak luput dari penglihatan Aca, namun Aca hanya terdiam.

Damar sudah asik dengan laras dan Farah serta Bagas pun sama. Aca pun mengeluarkan ponsel dari saku nya. Aca menjelajahi dunia yang ada di ponsel nya, sesekali menyimak pembicaraan duo couple yang berada didekatnya.

Tak berlangsung lama makanan pesanan kami datang. Aca memesan bakso beserta es teh manis, Bagas pun sama.

Aca menyantap makanannya dengan hati-hati dan menikmati. Aca berpikir hanya dirinya lah yang ada disini dia tak menganggap bahwa ada duo couple juga.

Farah menunjukkan ponsel miliknya kepada Bagas "lihat deh kak. Nama kontak kamu di ponsel aku, namanya sayang. Kakak ganti juga yah" ucap Farah.

"Uhuk...uhuk...uhuk..." Aca terbatuk ketika mendengar ucapan dari Farah yang membuatnya kaget sehingga tersedak.

Bagas yang mengetahui itu langsung sigap memberikan segelas minuman kepada Aca "pelan-pelan makan nya" ucap Bagas, Aca mengangguk dan melanjutkan makan nya.

"Ouh jadi Lo udah gak jomblo lagi ga?" Tanya Damar.

Bagas nyengir mendapat pertanyaan dari Damar dan seraya mengangguk.

"Aciyeeee ciyeeee gak jomblo lagi" ledek Damar. Namun Aca hanya terdiam dan terus menikmati semangkok baksonya. Sesekali dilirik oleh Bagas, Aca nya sedang tidak baik-baik saja itu yang ada dalam pikiran Bagas.



Bersambung...

Cinta Selamanya [E N D]Where stories live. Discover now