Chapter 12: Sedikit Cahaya

209 40 127
                                    

Ruang Perawatan
Gelanggang Arena, Akademi Heredis Arx
Tahun 1516 Kalender Manusia

Orang itu membuka mata ....

"Uh?"

"Kael, Kau cepat bangunnya ...."

"Re- ... Rein?" panggil Kael yang masih berusaha melihat jelas dengan matanya. "Aw! Badanku sakit sekali," keluhnya. Tubuhnya terbaring lemah di atas ranjang putih ruang perawatan. Selain Lyn dan Alvin yang juga terbaring di ranjang lain, hanya ada Rein saja yang sedang duduk pada kursi di sebelahnya.

"Tentu saja sakit, seharusnya Kau sedang sekarat. Tapi tubuhmu sepertinya cukup kuat, temanmu yang di sana bahkan belum juga bangun." Rein melirik ke sekeliling, ada lima ranjang lain di ruang perawatan yang masing-masing dipisahkan oleh tirai-tirai putih.

Kael mengalami pendarahan dan patah tulang rusuk sedikit lebih parah dari Lyn. Beruntung, setelah mendapatkan pertolongan pertama dan perawatan keadaannya kini lebih stabil, tidak dalam kondisi kritis. Teman-teman yang lainnya juga sudah meninggalkan ruangan beberapa saat yang lalu.

"He-ei, Rein ...."

"...?"

"Orang itu ... berbahaya." Kael memandang langit-langit dengan tatapan yang kosong, entah ia benar-benar melihat atau hanya bergumam setengah sadar. Baru saja Kael bangun dan sekarang sudah membicarakan lawan bertarungnya, mencoba memperingati Rein tentang musuh yang akan dihadapinya.

"Hanya kekuatan yang dipedulikannya-"

"Jangan banyak bicara ... sebaiknya Kau menutup matamu lagi dan istirahat dengan tenang." Rein beranjak pergi meninggalkan temannya, tapi dia menghiraukan Kael yang dengan tulus sudah memperingatkannya. "Jangan khawatir, Kael. Aku tidak akan dikalahkan olehnya ...."

"Hm-m." Perlahan Kael menutup mata. Mungkin dia hanya bangun untuk mendengarkan kalimat terakhir itu, yang setidaknya menghilangkan sedikit kekhawatirannya, seseorang haruslah bisa mempecayai temannya. Ia tersenyum sebelum akhirnya kembali tertidur.

***

'HADIRIN SEKALIAN! AKHIRNYA BABAK TERAKHIR YANG KITA TUNGGU-TUNGGU! PERTANDINGAN FINAL ANTARA KELAS A MELAWAN KELAS L!!'

Kedua tim sudah berada di dalam Arena. Gemuruh teriak penonton nampaknya sedikit pun tidak menganggu mereka, di sana ada ketenangan, rasa bangga, percaya diri, dendam, kebencian, dan amarah. Masing-masing tim hanya fokus pada tujuan mereka, memenangkan pertandingan. Siapa yang paling baik rencananya dan siapa yang paling besar kekuatannya, kedua tim rupanya memiliki keyakinan yang berbeda.

'TIGA!'

'DUA!'

'SATU!'

"...."

DUAAR!!!

Setiap orang sama kagetnya ....

Salah satu petarung dari Tim A langsung menggunakan blastnya, sebuah ledakan langsung terjadi tepat di mana Tim L berada. Suaranya bahkan tidak berselang dengan bunyi bel pertanda mulainya pertandingan.

"Hahaha! Rein, Kau tidak apa-apa?" tanya Diego yang tadi berlindung dengan menggunakan spherenya, wajah itu terlihat sumringah seperti sudah menduganya.

"Diego, dasar bodoh!" hujat Sean. "Bukannya sudah kubilang untuk melindungi Rein juga!?"

"Jangan khawatir, Sean, ledakan sekecil itu tidak akan membuatku roboh," bilang Rein sambil memejamkan kedua matanya.

"I-iya, tapi lihat wajahmu! Hitam semua!"

"Cih!" Rein menyapu seluruh wajahnya dari abu bekas ledakan.

The Radiance: Light of PeaceWhere stories live. Discover now