Ghost of The Uchiha

Realization

"Siapa saya?"

Dipenuhi dengan rasa sangat tidak percaya, Madara menatap cermin di depannya. Wajahnya benar-benar berbeda dari dulu.

Rambutnya yang panjang telah menghilang, digantikan oleh rambut yang jauh lebih pendek. Menggenggam udara kosong di lehernya, Madara tetap bingung.

"Aniki ... Jangan menakuti aku! Apa yang terjadi padamu?"

Berbalik untuk menghadap bocah itu, Madara menghela nafas panjang. Menghembuskan napas, dia berhasil tenang dan memutuskan untuk mendekati situasi dengan kepala yang lebih dingin. Jika dia menginginkan jawaban, dia harus berpikir dengan tenang.

'Dia mungkin sekitar sepuluh ... Seharusnya tidak terlalu sulit untuk menipu dia ... "

Meskipun Aito tampak persis seperti saudara lelakinya yang sudah meninggal, Madara dengan cepat menolak gagasan itu. Dia duduk di tempat tidur, menghadapnya.

"Aito ... Aku sepertinya kehilangan ingatanku. Mungkin, jika kamu dapat menjawab beberapa pertanyaanku, itu mungkin membantuku mengingatnya."

"...!"

Mendengar kata-kata Madara, Aito mendapatkan kembali harapan ketika dia mengeringkan air matanya dan duduk tegak.

"Tanyakan saja!"

"Benar ... Mari kita mulai dengan pertanyaan sederhana ... Siapa aku?"

Tanpa ragu, Aito tersenyum dan menjawab pertanyaan itu dengan penuh semangat.

"Namamu Jun , dan usiamu empat belas tahun. Kau adalah anggota klan Uchiha Konoha, dan saat ini menjadi mahasiswa di akademi ninja!"

"Apa?!"

Meskipun Madara berusaha menjaga ketenangannya, itu menjadi semakin sulit. Jika Aito tidak berbohong, dia telah bereinkarnasi.

'Bagaimana ini bisa terjadi ... Apakah itu yang dilakukan Rikudo?'

Memutuskan bahwa itu bukan saatnya untuk memikirkannya, dia terus bertanya pada anak itu.

"Sudah berapa tahun sejak Konoha didirikan?"

Kali ini, Aito tampak kesulitan. Pertanyaan Madara terlalu banyak untuk anak berusia sebelas tahun. Melihat ini, Madara memutuskan untuk mengubah pertanyaannya.

"Bisakah kamu memberitahuku semua Hokage yang kita miliki sejauh ini ... Agar? Juga, katakan padaku usia yang sekarang, jika memungkinkan."

"Itu mudah! Jadi ... Kita sudah punya, Hokage pertama, Senju Hashirama. Kemudian, Hokage kedua, Senju Tobirama. Akhirnya, kita saat ini melayani yang ketiga, Sarutobi Hiruzen. Dia empat puluh, hampir empat puluh satu ... kurasa."

Dengan kecerdasannya, Madara cepat menghubungkan titik-titik. Jika perhitungannya benar, hampir tiga tahun sebelum datangnya perang ninja besar kedua.

'Aku ingat sekarang ... Saat ini, aku masih mencari pion yang sempurna, untuk mencapai rencanaku ...'

Mengenang sedikit, Madara memutuskan dia sudah cukup mendengar ... Sisanya akan mengikuti. Mendapatkan perhatian anak muda itu, dia tersenyum dan meletakkan tangannya di bahunya.

"Baiklah, kurasa ingatanku kembali ... Aito, aku ingin kamu berjanji sesuatu padaku."

"Iya?"

"Kamu tidak bisa berbicara sepatah kata pun tentang apa yang terjadi pada siapa pun ... Bertingkahlah seolah-olah aku masih sama, dan semoga semuanya kembali normal. Apakah kamu mengerti?"

Dia tidak bisa mengambil risiko orang belajar tentang ini. Akan lebih baik jika lebih sedikit orang tahu tentang kehilangan ingatannya.

"Tentu! Tidak apa-apa!"

Senang dengan jawaban Aito, Madara jatuh kembali ke tempat tidur dan menatap atap. Mengabaikan kehadiran Aito, dia mulai memikirkan situasinya.

Jika dia bereinkarnasi, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Tidak seperti dirinya sebelumnya, dia akan memperbaiki kesalahannya dan menyerahkan lembaran baru.

Mengganggu pikirannya, Aito berbicara sekali lagi.

"Ngomong-ngomong, Aniki, kita harus pergi melihat Kakak Akane ... Kamu harus menyembuhkan luka-luka itu sebelum ujian kelulusan akademi!"

"Luka?"

Mengerutkan alisnya, Madara bangkit kembali dan berjalan menuju cermin sekali lagi. Kali ini, ia melepas kemeja kerah tinggi dan menatap tubuh bagian atasnya yang telanjang.

Memar. Hanya itu yang bisa dia lihat.

Memar memenuhi setiap sudut di bawah kemejanya, hampir membuatnya tampak seperti warna kulitnya ungu.

"Ini..."