Puncture

718 83 3
                                    

Awal musim semi begitu indah, cahaya matahari masuk disela-sela kayu rumah kecil itu. Menyinari dua namja yang sedang memejamkan mata. Salah satu namja tampak membuka matanya perlahan. Ia menoleh dan mendapati yang lain sedang tidur dengan posisi terduduk.

“Hyung,” panggil Kyungsoo, tapi Chanyeol tidak menjawab panggilannya. Kyungsoo merasakan dingin di keningnya, ia melihat keatas dan mengambil handuk yang ada keningnya sembari perlahan bangun. Chanyeol tidur dengan posisi duduk disamping tempat tidurnya, ia menekuk lututnya dan menenggelamkan kepalanya. Kyungsoo merasakana hawa panas memenuhi ruangan. Ia hendak mendekati Chanyeol untuk membangunkannya.

Ptas... begitu tangan Kyungsoo menyentuh tubuh Chanyeol, secarik api membakar jarinya.

“Akhhh,” rintih Kyungsoo ketika mendapati luka bakar di tangannya. Chanyeol terbangun saat mendengar suara Kyungsoo.

“Euh, kau sudah bangun?” tanya Chanyeol, ia meregangkan tubuhnya dan menghilangkan hawa panas. Tadi ia sedang mengumpulan energi. Mata Chanyeol membulat begitu mendapati Kyungsoo meringis memegang tangannya yang terbakar.

“Astaga Kyung.” Chanyeol hendak menghampiri Kyungsoo, tapi Kyungsoo menarik tubuhnya menjauh. Chanyeol paham, Kyungsoo tentu ketakutan.

“Mian, tadi aku sedang mengumpulkan energi,” ucap Chanyeol menyesal. Kyungsoo mengangguk pelan, ia masih memegang tangannya yang melepuh.

“Apa ada obat luka bakar disini?” tanya Chanyeol. Kyungsoo mengangguk, ia menunjuk kearah lemari. Chanyeol segera mengambil P3K.

“Aku benar-benar minta maaf Kyungsoo-ya,” ucap Chanyeol.

“Tak .. tak apa hyung,” balas Kyungsoo, ia berusaha menenangkan dirinya.

“Sini hyung obati”

“Hyung tidak akan membakarku lagi kan?” tanya Kyungsoo. Chanyeol hanya tersenyum mengangguk. Ia memegang luka di tangan Kyungsoo, memberikan obat luka bakar dan membungkus tangan Kyungsoo dengan perban.

“Akkhh ... pelan-pelan hyung,” rintih Kyungsoo, luka bakarnya terasa perih. Chanyeol merasa bersalah, ia tak tega melihat Kyungsoo.

“Aku baik-baik saja hyung, hyung tidak perlu khawatir,” ucap Kyungsoo, ia tak menyalahkan Chanyeol. Tangan Chanyeol bergerak menyentuh kening Kyungsoo.

“Kau diam dulu disini, aku akan memasak untukmu.” Chanyeol membuat sup untuk Kyungsoo. Kyungsoo mengamati tangannya yang dibalut perban.

“Mianhae Kyung,” ucap Chanyeol lagi, matanya sudah berkaca-kaca.

“Nee hyung, gwenchana.” Kyungsoo berusaha menerima keadaannya.

“Jika saya Lay hyung bisa kesini mungkin lukamu akan segera sembuh ....” lirih Chanyeol. Ia sudah selesai membuat sup.

“Lay hyung? Siapa dia?” tanya Kyungsoo.

“Dia juga putra mahkota, kekuatannya healing,” jawab Chanyeol, ia mengulurkan sendok berisi sup pada Kyungsoo.

“Aku bisa makan sendiri hyung,” ucap Kyungsoo.

“Tanganmu sakit Kyung, biarkan aku yang menyuapimu,” bujuk Chanyeol. Kyungsoo terpaksa menerima suapan dari Chanyeol.

“Gomawo hyung karena sudah merawatku,”

“Ani ... aku malah melukaimu.” Chanyeol masih saja mengingat perbuatannya tadi.

“Itu juga salahku hyung, tak apa ... aku sudah memaafkanmu..” Kyungsoo tersenyum simpul.

“Nah sekarang kau minum ini,” ucap Chanyeol sembari mengambil ramuan pemberian dari Lay.

“Apa itu?” tanya Kyungsoo.

The Power Of Miracle ✔Where stories live. Discover now