Luke, Kepala Penyidik (005)

108 25 14
                                    

"Kami menemukan ini, Tuan!" Seorang gadis cantik bermata sipit dengan rambut pendek mengangkat gelas kimia dengan tangannya yang tertutup sapu tangan.

"Baiklah, bungkus itu!"

Gadis itu mengangguk tegap, segera melakukan perintah itu dan melanjutkan pekerjaannya.

"Halo, halo! Selamat pagi, semua!"

Jennie menatap wajah pria blasteran yang bicara sambil mondar-mandir itu. Entah mengapa Luke Bryan Smith, polisi muda yang dikirim oleh pihak kepolisian Amicable City itu nampak tenang sekali, sementara anak buahnya di belakang sana sibuk membungkus tubuh mengerikan Rey dengan penuh hati-hati.

"Ini kasus yang cukup mengerikan," ucapnya usai tak ada yang menyahut sapaannya, "Sepanjang karirku sebagai polisi Amicable sejak sepuluh tahun lalu, tidak pernah sekalipun aku melihat kasus semengerikan ini. Pembunuhan. Sejak dulu, yang kutahu, Amicable dikenal sebagai kota kecil yang penuh damai."

Jennie terus menatap wajah pria kepala tiga dengan mata biru dan rambut cokelat itu. Tubuhnya yang nampak atletis dan wajahnya yang terlihat jenius menambah kesan primadona dalam dirinya. Jennie yakin seratus persen bahwa Luke Bryan Smith pastilah pria idaman selama SMA dulu--seperti Rey.

"Baiklah. Siapa yang pertama kali menemukan tubuh Tuan Jones?" tanya Luke kemudian.

"Saya, Tuan Smith," sahut Mrs. Khadijah. Guru yang sudah dua puluh tahun lebih mengajar di Amicable's High School itu nampak masih syok. Suaranya gemetaran.

"Baiklah, Ibu Khadijah. Bagaimana Anda bisa menemukan tubuh Tuan Jones?"

"S-saya ... saya menemukan tubuhnya saat saya ingin mencari bahan praktikum," sahut Mrs. Khadijah tergugup.

"Lalu apa yang Anda lakukan setelah menemukan Tuan Jones?"

"Saya langsung berlari menuju kelas terdekat, kelas XI-IPA-I, kelas anak-anak ini."

"Apa Anda tahu sesuatu tentang kasus ini, Ibu Khadijah?"

"Tidak, Tuan Smith. Saya tidak tahu apa-apa." Geleng Mrs. Khadijah.

"Sungguh?"

"Maaf, Tuan Smith. Saya rasa, Anda berlebihan!" Jennie memotong pertanyaan mengintimidasi Luke.

"Kenapa, Nona Ford? Kenapa Anda tidak curiga pada guru Kimia Anda ini?" tanya Luke.

"Pertanyaannya justru sebaliknya, Tuan Smith. Kenapa Anda mencurigai Mrs. Khadijah?"

"Alasannya sederhana, Nona Ford. Tubuh Rey mengelupas hebat dan ditemukan botol cairan kimia di dekatnya. Bukankah hanya guru Kimia yang memahami itu?" Luke melirik Mrs. Khadijah.

"Itu tidak masuk akal, Tuan Smith. Mrs. Khadijah sudah berusia lima puluh tahun lebih. Tidak mungkin beliau kuat mengalahkan Rey yang bertubuh tinggi tegap, apalagi sampai mendudukkannya di bangku pengawas lab. Selain itu, seandainya beliau memang pelakunya, maka respon beliau tadi benar-benar tidak masuk akal," sahut Jennie.

"Baiklah. Saya mempertimbangkan itu. Tapi, Nona Ford, semua orang bisa saja menjadi pembunuh. Benar, bukan?"

"Benar, Tuan. Tapi, tolong jangan melakukan intimidasi pada Mrs. Khadijah."

"Baiklah."  Luke menghela napas, mengangguk. "Ngomong-ngomong, Nona Ford, Anda bilang, Anda tahu sesuatu mengenai kasus ini, bukan?"

"Ya."

"Apa Anda mengetahui siapa pelakunya?"

"Tidak. Tapi, saya mendapat sebuah pesan dari seorang asing yang saya rasa merupakan pelakunya."

Hi, C! [Completed]Where stories live. Discover now