END: Jawaban Pertidaksamaan

15.6K 1.5K 128
                                    

"Sudah sejak kapan pacaran sama anak saya?" Pertanyaan ketujuh yang terlontar dari bibir ayah Rudi setelah bertanya nama, umur, kelas, cita-cita, hobi, dan alasan suka dengan Naura

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sudah sejak kapan pacaran sama anak saya?" Pertanyaan ketujuh yang terlontar dari bibir ayah Rudi setelah bertanya nama, umur, kelas, cita-cita, hobi, dan alasan suka dengan Naura.

Naura melirik Arka. Diam-diam, gadis itu takut jika sang ayah tidak menyukai Arka.

"Dari masuk SMA, Om," jawab Arka tenang. Ia berusaha menjawab dengan singkat, tetapi jelas.

Ayah Rudi mengangguk-angguk. Kini ia beralih lagi kepada Mbak Kesya. "Mas Nara gimana kalau sama kamu? Suka nyakitin perasaan kamu, Nak? Jujur aja sama saya. Biar saya kasih pelajaran dia." Intonasi suara ayah Rudi berubah sedikit lembut.

Belum sempat Mbak Kesya menjawab, Mas Nara menyela. "Mas enggak pernah nyakitin Kesya, ya, Yah. Enak aja, Mas baik orangnya."

Ayah Rudi menatap anak sulungnya itu. "Ayah tanya ke pacar kamu. Bukan kamu."

Mas Nara terdiam. Ayah Rudi kembali menatap Mbak Kesya. "Enggak, kok, Om. Mas Nara baik sama saya," ucap Mbak Kesya.

Ayah Rudi menatap Arka lagi. Sudah banyak yang beliau tanyakan pada remaja itu. Sekarang, beliau terlihat bingung ingin menanyakan apa lagi. Arka yang ditatap intens seketika menjadi gugup. Laki-laki itu sedikit merunduk tak berani menatap balik.

Ayah Rudi berdehem. Beliau seperti ingin melontarkan sesuatu, tetapi sedari tadi tertahan. Bahkan, beliau sudah menahannya sejak pertama kali melihat Arka. "Kamu..."

Arka mendongak.

"Wajah kamu kok familiar, ya?" tanya Ayah Rudi akhirnya.

Arka menggaruk pelipisnya. Laki-laki itu seketika ikut berpikir. Terlintas di pikirannya apakah ada sosok selebriti yang mirip dengannya atau tidak. Namun, hal itu sudah pasti tidak mungkin. Arka tidak pernah bertemu dengan ayah Naura sebelumnya. Tidak lama kemudian, wajah Pak Prasaja terlintas di bayangannya.

"Maaf, Om. Mungkin yang Om maksud itu Papa saya."

Ayah Rudi mengerutkan dahinya. "Papa kamu?"

"Iya. Kata Papa saya, Om teman Papa di SMA."

"Loh, Ayah dulu berteman sama Pak Prasaja?" tanya Mas Nara.

"Prasaja?" Beliau berpikir sesaat. Matanya menelisik wajah Arka. Sampai akhirnya, ia mengingat wajah seseorang di masa beliau SMA. "Oh! Prasaja. Si Pras? Pantas saja, pertama kali lihat wajahmu, saya merasa familiar. Enggak asing. Saya kita, kita pernah ketemu. Ternyata anaknya si Pras, toh, kamu." Ayah Rudi tertawa.

"Iya, om."

Ayah Rudi terdiam sebentar. Seperti teringat sesuatu hal. "Kalau boleh tau, ibu kamu namanya siapa?"

Sontak ucapan Ayah Rudi itu mengejutkan anak-anak di sana. Arka ragu-ragu menjawab, "Mama saya namanya Ulis, Om."

Ayah Rudi seketika berdecak kagum. "Alhamdulillah langgeng. Dulu, banyak yang enggak suka sama hubungan orang tuamu itu."

Mantan Rasa Pacar [END]Where stories live. Discover now