7. Hal Gila

3.1K 379 35
                                    



Setelah beberapa hari mencari keberadaan ian, baik di rumahnya ataupun di tempat fitnes, hasilnya tetap tidak ditemukan. Ian hilang macam remot Televisi, saat dicari tak ditemukan, tapi saat tak dicari tiba-tiba saja nongol. Rasa-rasanya ian malah lebih tepat disebut jerawat, suka datang tiba-tiba dan ngeselin bukan main.

Namun Rose adalah pejuang sejati, ditelpon terus-terusan nomor lelaki itu beserta angga hingga puluhan kali. Untung telpon lewat Whatsapp, jadi pulsanya yang sekarat sisa 3 digit angka saja itu masih bisa aman untuk memperpanjang masa aktif. Setelah telpon entah keberapa, akhirnya Ian mengangkatnya, tapi angga malah sama sekali tak bisa dihubungi.

Kalau dari suara yang Rose dengar saat Ian mengangkat panggilan telpon lewat WA nya, sepertinya Ian habis menangis. Suranya terdengar bindeng-bindeng gitu, ya kali itu lelaki masih galau saja karena Manda? Sepertinya memang lelaki setengah matanh sudah melekat didiri Ian deh. Lelaki kok cengeng! Lelaki kok lembek! Nggak malu sama tatonya yang hampir penuh sebadan-badan?

Rose berjengit dari ranjang saat membaca pesan dari Ian, jika lelaki itu sudah berada didepan gerbang. Ya, Rose meminta Ian untuk datang ke kontrakan. Ini memang disengaja, Rose geram saja karena Ian masih juga galau. Karenanya Rose ingin mempertemukan Ian dengan Manda, tak apa lah ia menjadi penengah, asal kelar ini prahara.

"Masukin aja motornya kedalem, motor lo kan mahal, ilang guling ntar lo" ejek Rose seraya membuka gerbang lebar-lebar.

Mata Rose terus mengikuti pergerakan Ian yang memarkir motor dipekarangan. Lihat, itu badannya saja kurus begitu, hanya karena galau. Dasar! Jiwa sosial Rose kan jadi meronta-ronta, akan ia masakkan nanti saat Ian kembali galau setelah bertemu Manda.

"Kemana aja sih lo?"

"Kangen ya?" goda ian seraya melepas helmnya.

"Oke, karena lo masih ngeselin, gue yakin lo baik-baik aja, yok masuk!"

"Bentar-bentar!" Ian menghadang langkah Rose dengan berdiri tepat dihadapannya. Untung rem Rose kualitas super, jadi ia bisa berhenti dan tidak menabrak badan bongsor Ian yang semakin mengkerut karena galau.

"Manda didalem?"

Rose mengangguk santai, lalu mengandeng Ian dan memaksanya masuk. Dasar lelaki lembek, beberapa kali Ian meronta minta dilepaskan, tentu saja tak akan Rose biarkan itu terjadi.

"Bang Ian!!!!!!" Itu Jisna yang teriak macam kaleng rombeng.

Jisna bahkan lupa kalau sekarang hanya memakai tanktop dan hot pants. Ah, bisa saja memang Jisna tak masalah berpakaian sexy begitu, kan yang menikmati pemandangan indahnya bang Ian, lelaki idolanya.

"Abang kenapa keluar dari kerjaan sih? Nggak ada bilang-bilang lagi, kagen tauk!"

Sempat-sempatnya Rose tertegun, melirik Ian yang meringis bersalah kearah Jisna. Jadi ian tidak berpamitan pada siapapun? Tapi berpamitan pada Rose? Ey... ini kaleng sarden kok suka bikin Rose GR sih!

Jisna dan Ayu kan sangat dekat dengan Ian, bahkan menurut sesumbaran Jisna, mereka biasa berkirim pesan, tapi Ian tak pamit pada Jisna? Wow.

"Terus abang kesini mau ngapain?" Tanya Jisna lagi, tapi sekarang Jisna sudah membimbing Ian untuk duduk disofa. Namanya juga tamu, ya harus disambut dengan baik kan?

Sedang Rose memilih melipir kedapur untuk membuat es sirup marjan. Jangan kira manusia hanya minum marjan saat puasa dan lebaran! Karena Rose cukup royal untuk beli sirup saat hari biasa. Sedih kalau harus membayangkan, minum sirup saja nunggu sampai puasa. 20 ribu juga dapat kok, awet lagi. Lebih awet kalau hanya disimpan di kardusnya saja.

ℍ𝕚𝕞 (ℝ𝕠𝕤é 𝕏 ℂ𝕙𝕣𝕚𝕤𝕥𝕚𝕒𝕟 𝕐𝕦)Where stories live. Discover now