13. Resmi

2K 287 31
                                    


Jeng jeng!!!

Rasanya Rose ingin meneriakkan kata itu untuk keadaan saat ini, sebagai pembuka dimana saat ini ia duduk di ranjang kamar, dan diluar sana terjadi akad nikah. Siapa lagi yang menikah jika bukan Rose dan Ian? Ya, mereka menikah, benar-benar menikah. Bahkan Rose meremas guling saat mendengar seruan Sah yang terdengar serempak macam paduan suara.

Tangisnya sia-sia, umpatannya bahkan tidak diperpanjang, namun yang pasti keputusan Abang sudah telak tak bisa di ubah. Pernikahan siri tetap dilangsungkan, dan saat ini mereka resmi jadi suami istri. Konyol!

Sebenarnya ini salah Rose, dengan sok keren mengunci pintu dan tak mau membukakan pintu untuk semua orang. Berakhirlah akad itu dilangsungkan, Rose gengsi untuk keluar setelah membanting pintu, toh ia keluar tak ada bedanya. Pernikahan ini tetap akan terjadi, Abang dan sabdanya tidak akan bisa diganggu gugat kecuali oleh sang penguasa. Dan sang penguasa sepertinya ini takdir seperti ini yang terjadi untuk hidup Rose.

Pintu kamar Rose terbuka, memang sudah dari beberapa waktu lalu ia membuka kunci, tapi tak ada saja yang berniat masuk. Baru Ibuk yang masuk, setelah sesi doa selesai. Ibuk mendekat, duduk di samping Rose dan mengusap tangannya.

"Dek, percaya sama Abang ya? Pernikahan adek akan disembunyikan rapat kok, temen adek juga nggak ada yang tahu, jadi kamu nggak perlu tertekan."

Hah, bohong!

Kata siapa teman Rose tidak ada yang tahu?

Dwi tahu! Dwi lelaki yang disukainya sangat tahu!

Kandas sudah, tak akan ada lagi kesempatan untuk menyukai Dwi! Rose siapa? Ya jelas Istri orang!

"Emang keputusan aku penting? Memilih jalan buat hidupku sendiri aja dosa! Ngapain ngasih aku nama Buk? Kenapa nggak di kasih angka aja, robot 1, robot 2?"

Suara Rose kental akan kekecewaan, untuk kali ini ia berucap dengan serius, tidak ada lagi sosok Rose yang kekanak-kanakan. Ia hanya merasa di curangi saja! Ternyata kisah menikah paksa seperti di novel, nyata terjadi juga ya? Apakah perlu Rose menulis cerita tentang kehidupannya? Agar orang lain ikut merasakan kesakitan hati Rose?

"Dek.... kok ngomongnya gitu,"

"Aku nggak mau tinggal disini!" Ketus Rose dengan kasar, "Aku udah nikah, nggak mau tinggal sama Abang dan Abah!"

Jelas Rose tak mau tinggal bersama keluarganya, ujung-ujungnya pasti Abang akan kembali mengatur hidup Rose. Walau di rumah ini Abah adalah kepala rumah tangga, namun segala keputusan sudah diambil alih oleh anak sulung yang otoriter itu. Enak saja Rose akan terus diatur oleh Abang, ini hidupnya! Setelah di dorong sesuai kehendaknya, Rose tak mau lagi di dorong untuk hal lain.

"Iya, nanti Ibu bicarakan ke Abang ya?"

Rose memejamkan matanya, Abang lagi, Abang lagi.

Fungsi dia dirumah ini apa sih? Pelengkap? Karena Abah dan Ibuk tidak memiliki anak perempuan? Atau karena kebobolan yang sama sekali tidak di harapkan? Yang kalau di gugurkan menimbulkan dosa? Atau dirinya di punggut dari timun raksasa?

Rose iri, si timun mas disayang oleh kedua orang tuanya, tapi kenapa Rose tidak?

Pintu kamar kembali terbuka, sosok Ian dengan kemeja putihnya mendekat. Sepertinya itu kemeja dapat pinjam, karena begitu ketat di badan Ian, condong kekecilan. Tapi saat kembali mengingat jika hobi ian memakai pakaian ketat, Rose menarik pemikirannya tentang kemeja pinjam. Pasti lelaki itu sedang pamer otot.

"Ibuk keluar dulu ya, Ibuk usahakan kamu bisa dapatkan yang kamu mau,"

Ibu mendaratkan kecupan lembut dipuncuk kepala Rose, mengusap lengan Ian yang membungkuk sungkan lalu keluar.

ℍ𝕚𝕞 (ℝ𝕠𝕤é 𝕏 ℂ𝕙𝕣𝕚𝕤𝕥𝕚𝕒𝕟 𝕐𝕦)Where stories live. Discover now