TASYA || 13

9.5K 564 22
                                    

Spesial malam Takbir. Yuhu!

-----------

Kegiatan belajar sudah di mulai, saat ini Gibran tengah fokus mengerjakan soal yang di berikan Tasya tadi. Dan sekarang gadis itu sedang mandi.

Awal mereka masuk rumah terlihat sepi, hanya ada Calista dan gadis itu entah sekarang berada di mana.

Kali ini, Gibran benar-benar serius.

Ia benar-benar ingin menunjukan jika ia mampu dan bisa mengejar nilai. Ia tidak mau mengecewakan Ibunya jika tau nilainya benar-benar di luar nalar.

Sedingin-dinginnya Gibran, ia tetap seorang anak yang selalu dan selalu menyanyangi Ibunya dan tidak akan pernah bisa melihat Ibunya kecewa apa lagi sampai mengeluarkan air mata.

Tangannya terus bermain di kertas kosong itu, mencoret-coretnya hingga ia yakin dengan hasilnya.

Dua puluh menit kemudian, Tasya datang dengan kaos putih bergaris di bagian lengan dan di padukan dengan celana hitam di atas lutuh.

Dua puluh menit kemudian, Tasya datang dengan kaos putih bergaris di bagian lengan dan di padukan dengan celana hitam di atas lutuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tangannya ada nampan yang berisi jus jeruk dan juga makanan ringan yang ia ambil dari dapur tadi.

Gibran menonggak saat rongga hidungnya menghirup farfume khas seseorang, dan saat ia menonggak ia baru mengetahui farfume milik siapa itu. Gibran tersenyum tipis dan kembali mengerjakan soal-soalnya.

Tasya sedikit berjongkok untuk menaruh nampan itu di sisi meja yang kosong. Ia sengaja mengosongkan meja ruang tamu agar Gibran bisa leluasa dan akses untuk tangannya pun tidak terbatas.

"Minum dulu Bran." Ucap Tasya.

Gibran menonggak dan mengangguk. Ia mengambil segelas jus jeruk yang sudah di sediakan oleh Tasya, meminumnya hingga setengah gelas.

Tasya geleng kepala melihatnya, lelaki di depannya ini haus atau doyan? Rakus sekali.

"Haus Bran?"

Gibran meletakan gelas itu dan menatap Tasya yang ada persis di depannya namun terhalang oleh meja.

"Sedikit." Jawabnya.

Tasya terkekeh pelan mendengar jawaban Gibran yang singkat padat dan jelas itu.

Gibran kembali menunduk untuk mengerjakan soal yang belum terselesaikan, sementara Tasya sibuk membuka lembar-lembar kertas yang harus di pelajari oleh Gibran di hari selanjutnya.

🔪🔪🔪

Tiga orang gadis dengan masih menggunakan seragam sekolah itu kini sedang duduk di temanin dengan jus dan juga disertd kesukaan mereka.

Satu dari tiga gadis itu hanya diam, sejak awal kakinya menginjakan diri di cafe Su A De gadis ini hanya diam di kursi dan sibuk dengan ponselnya. Berbeda jauh dengan dua temannya yang lain sibuk membicarakan orang lain atau biasa di bilang ghibah.

TASYA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang