•|FRASA|•
Seorang remaja berkaos hitam polos dengan rambut basah sedang memetik senar gitarnya asal-asalan. Sudah sejak lima menit yang lalu kegiatan tak berfaedah ini ia lakukan. Celana jeans selutut yang ia gunakan terlihat pas dengan posturnya yang proporsional.
Pikirannya melayang kemana mana. Tak berniat untuk sekadar memikirkan salah satu dari ribuan lagu untuk dinyanyikan. Fokusnya masih saja pada kejadian siang tadi.
Flash Back On
"Halo Leon, ada apa?" suara di seberang sana menyapa. Terdengar biasa seolah tak ada beban sama sekali.
"Lo udah pulang?"
"Iya ini di perjalanan pulang kok."
Bagus. Sudah bisa Leon duga, gadis itu akan berbohong kepadanya. Leon jelas-jelas saat ini tengah melihatnya sedang menelfon di belakang sekolah. Bukan hanya saat ini. Tetapi sejak beberapa saat yang lalu.
"Jadi pulang sama Frans?" tanya Leon lagi.
"..."
"Sa?"
"Eh? Iya. Ini di mobil Frans. Udah mau nyampe rumah."
"..."
Leon menatap perempuan itu dari roof top sekolah yang bisa melihat langsung ke taman belakang. Leon memang tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi ia melihat dengan jelas bagaimana perlakuan kasar seorang Frans pada wanita yang disukainya. Sudah ia duga bahwa semua akan seperti ini.
"Leon, udah dulu, ya?"
"Iya, langsung istirahat, Sa. Kalo ada apa apa bilang, ya?" jawab sekaligus tanya Leon. Memilih mengalah. Dirinya sedang tidak ingin berdebat atau bertanya mengapa gadis itu berbohong. Jawabannya sudah jelas, kan? Pemilik rambut gelombang berpadu dengan mata bening itu membela sahabatnya. Leon tidak akan menyalahkan Aksa. Ia hanya merutuki Frans yang seolah tak punya hati. Dirinya baru tau kalau efek dari amnesia bisa separah ini.
YOU ARE READING
FRASA [✓]
Teen Fiction#1 Frasa [08/04/21] #2 Aksara [11/01/22] Frans Amnesia Musibah tak diminta itu tidak hanya menghilangkan ingatannya. Tapi juga memaksa Frans untuk kehilangan salah satu orang paling berharga di hidupnya. "Aku pernah berjanji akan berusaha. Dan aku s...