Part 18: Bayangan

595 153 220
                                    

•|FRASA|•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•|FRASA|•

"Kamu masih marah?"

"Frans?"

"Aku minta maaf. Aku terima kok kalo kamu bilang aku murahan. Suer deh. Beneran. Aku nggak nolak lagi. Asal kamu maafin."

"Selalu aja ngomong sendiri. Di chat enggak dibales. Ngomong langsung enggak di tanggepin. Berasa hidup beda dunia aja."

"Baru nyadar? Dari awal jugak gue udah bilang kita beda. Jadi berhenti ganggu gue!"

"Kok gitu sih? Aku marah nih?" Aksara mengancam. Seolah perkataannya barusan akan membuat Frans luluh.

"Marah sampe lo bunuh diri jugak bukan urusan gue!"

"Ishhh!"

Sedetik kemudian, keduanya reflek menoleh ke kepala seseorang yang baru saja menyembul dari kursi depan. Tatapan jail orang itu bergantian memandang Aksara dan Frans.

"Berantem mulu. Gue jodohin nih lama lama. Eh, Frans. Lo belum jawab pertanyaan gue tadi. Lo laundry otak dimana? Mahal kagak?"

"Sakit hati adek bang. Cuek amat," lanjut Malvin dramatis. Di sampingnya, Alfa tertawa kecil mendengar tingkah absurd adik kelasnya itu.

"Dih. Sok! Aku yang sahabatnya aja dicuekin apalagi kamu."

"Harus berapa kali gue bilang? Lo bukan sahabat gue!"

Aksa menggeleng sambil tersenyum. "Sekarang mungkin bukan. Kamu kan lagi amnesia. Tapi kemaren kemaren sama nanti jadi sahabatku kok."

Malvin meletakkan dagunya pada sandaran kursi. Terlihat antusias mendengarkan percakapan mereka berdua.

"Nah eta!" ujar Malvin menimpali.

"Perhatian perhatian. Anda sedang amnesia wahai tuan Frans. Mohon perhatikan tingkat kewarasan dan kesehatan anda."

Frans hanya melayangkan tatapan sinis pada dua orang itu. Kenapa sangat menyebalkan? Saling bela di depan Frans. Bersama sama menyerang pemuda itu hanya karena dirinya amnesia? Lucu! Frans bahkan muak dengan wajah sok imut di sampingnya.

"Gue bakal jadi orang pertama yang ketawa paling keras kalo lo udah inget semua, Frans. Lo tau sesuatu nggak? Sejak lo amnesia, Aksara tuh aneh banget. Ramah si iya kayak biasanya, tapi lebih ke nggak mau diganggu."

Yang ditanya tetap memandang datar. Dia memang kurang kerjaan sekarang. Tapi meladeni pria bernama Malvin ini juga bukanlah ide yang bagus. Lebih baik Frans tidak berbicara pada siapapun daripada harus satu tim dengan tiga orang aneh ini.

"Nggak boleh gitu, Vin. Kamu bukan orang pertama yang bakal ketawa," Aksara bertutur polos. Gadis itu pikir, tidak ada yang salah dalam ucapannya. Memang Malvin bukanlah orang pertama.

FRASA [✓]Where stories live. Discover now