Chapter 24

6K 465 23
                                    

Happy Reading😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading😌





Masih seperti beberapa saat lalu. Sedari tadi mata itu tidak bisa lepas menatap sosok pemuda yang kini berada di taman rumah sakit. Dari kejauhan Taehyung terus memperhatikan Jungkook. Hati Taehyung tergerak ingin menemui pemuda itu. Tapi ia ragu. Terakhir kali bertemu adalah saat insiden di toilet. Jadi apa yang harus ia lakukan?

"Kenapa kau memperhatikannya seperti itu?". Tanya Bogum. Sedari tadi ia memperhatikan Taehyung yang terus saja memperhatikan Jungkook.

"Aku tidak tahu bahwa kondisinya seperti ini. Ia selalu terlihat seperti orang sehat". Jawab Taehyung.

"Kau harus tahu Tae. Seseorang bersikap seperti itu karena ia tidak ingin orang-orang bersimpati padanya. Ia tidak ingin orang-orang merasa kasihan pada kondisinya".

Taehyung menoleh pada Bogum. Ingin mengucapkan sesuatu namun urung. Sedikit ragu dengan apa yang akan ia ucapkan.

"Sudah sejak lama Jungkook menderita penyakit itu. Berulang kali juga ia menolak untuk melakukan kemoterapi". Ucap Bogum sekali lagi.

Taehyung kembali memperhatikan Jungkook. Taehyung mengerti kenapa beberapa saat lalu ia melihat pemuda itu di rumah sakit ini. Semakin di landa rasa bersalah.

"Apa ia bisa sembuh?". Tanya Taehyung.

"Tergantung. Jika ia mau melakukan kemoterapi maka ada harapan untuk Jungkook". Jawab Bogum.

"Selama ini aku salah menilai Jungkook. Hanya karena seorang wanita, aku berpikir sangat dangkal hingga tidak mendengarkan perkataan orang-orang terdekatku". Ucap Taehyung tiba-tiba. Bogum tidak menyela perkataan adik sepupunya itu. Ia masih memperhatikan Taehyung yang hendak mengatakan sesuatu.

"Aku sudah melakukan kesalahan padanya". Lanjutnya.

"Bolehkah aku menemui?". Tanyanya pada Bogum. Ia sempat melihat Nyonya Jeon meninggalkan Jungkook sendirian di taman itu. Bogum tidak lantas menjawab. Pemuda itu masih memperhatikan Taehyung yang hendak mengatakan sesuatu.

"Aku ingin meminta maaf padanya. Sebuah kesalahpahaman membuatku berpikir yang tidak-tidak pada Jungkook. Dan lagi aku sudah melakukan kesalahan padanya". Lanjutnya.

Ingin Bogum bertanya. Tapi ini adalah urusan Taehyung. Maka ia hanya bisa mengijinkan adik sepupunya itu menemui Jungkook

.
.

Nyonya Jeon menatap Jungkook yang kini hanya terdiam. Menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya. Keduanya berada di taman rumah sakit.

"Bolehkah eomma bertanya?". Suaranya terdengar amat lembut. Membuat Jungkook sontak mengangkat kepalanya. Mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Nyonya Jeon.

"Kenapa Kookie tidak mau melakukan kemoterapi?". Tanya Nyonya Jeon. Tangannya terangkat mengelus kepala Jungkook.

"Bukankah sudah aku bilang. Hal itu hanya akan memperlambat kematianku". Ucap Jungkook.

Please Remember Me Hyung [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang