Chapter 26

6K 430 11
                                    

Happy Reading😆









Hari itu Taehyung kembali mendatangi rumah sakit tempat Jungkook di rawat. Tujuannya untuk kembali meminta maaf atas perbuatannya pada pemuda manis itu. Tapi semua niatnya musnah saat yang di dapatnya kabar bahwa Jungkook sudah pulang. Bogum memberitahu Taehyung bahwa Jungkook pulang beberapa hari lalu. Tepat saat pertemuannya dengan Jungkook di taman rumah sakit. Taehyung bingung harus bagaimana. Ia tidak tahu alamat rumah Jungkook, atau mungkin ia lupa. Taehyung teringat bahwa tempo lalu ia pernah mengantarkan Jungkook pulang bersama Bambam. Jadi yang dilakukannya adalah menuju parkiran dan melajukan mobilnya ke tempat Jungkook.

.
.

Semua belum bisa Jungkook lupakan. Kejadian di toilet sekolah selalu menjadi mimpi buruknya. Hatinya sakit kala ia mengingatnya. Jungkook tahu pada saat itu Taehyung diliputi oleh emosi, kecemburuan, dan kebencian padanya. Satu-satunya harapan Jungkook menginginkan Taehyung mengingatnya kembali pun sirna dengan seiring waktu. Bagi Jungkook mustahil untuk Taehyung kembali mengingatnya.

Jungkook masih mengingatnya. Saat itu pertemuannya pertama kali dengan Taehyung. Saat pemuda Kim hampir saja menabraknya. Saat itu juga Jungkook sempat terpesona hingga ia melupakan seseorang yang sedari kecil ia tunggu kedatangannya. Jungkook tidak pernah tahu bahwa ternyata pemuda yang membuatnya terpesona itu adalah seseorang yang selama ini di tunggunya. Tapi pada malam itu akhirnya ia tahu. Pada malam ia menolong Kim Taehyung, ia sempat berpikir bahwa pria yang di tolongnya itu adalah orang yang selama ini memiliki hatinya. Dan ternyata benar. Setelah bertemu dengan ibu Taehyung, ia mendapatkan kebenaran. Betapa bahagianya Jungkook saat itu. Akhirnya ia bertemu dengan cintanya. Seseorang yang berjanji akan datang di suatu hari.

"Jungkook-ah?".

Wonwoo yang baru saja masuk ke kamar Jungkook memanggil. Dilihatnya sang adik terduduk di dekat jendela dan melamun. Sepertinya Jungkook tidak merasakan kedatangannya. Jadi di tepuknya pundak sang adik sehingga membuat pemuda itu kaget.

"Hyung?". Ucapnya seakan protes.

Wonwoo menelisik raut wajah Jungkook. Sepertinya pemuda itu memikirkan banyak hal. Wonwoo tersenyum simpul dan mengusap kepala Jungkook.

"Apa yang sedang kau pikirkan?". Tanya Wonwoo.

Jungkook menatap sejenak sang kakak, lalu melengos saat lagi-lagi ia teringat tentang Kim Taehyung.

"Bukan apa-apa". Jawab Jungkook. Sebenarnya ia ingin menceritakan semuanya pada sang kakak. Hanya saja bayangan Taehyung seolah ingin membuatnya membenci pemuda itu.

"Apakah ini tentang Taehyung?". Tanya Wonwoo tiba-tiba.

Jungkook terdiam. Rasanya berbohong pun percuma. Karena pada nyatanya semua gerak geriknya dan apa yang ia pikirkan dapat di lihat dengan jelas. Lalu apa ia harus jujur.

"Tidak".

Dan akhirnya ia berbohong. Tapi Wonwoo tidak semudah itu untuk mempercayai apa yang keluar dari mulut Jungkook. Ia begitu mengenal adiknya. Bertahun-tahun mereka bersama membuat Wonwoo perlahan mengerti Jungkook. Wonwoo tidak tega melihat Jungkook yang sepertinya memikirkan banyak beban. Ia ingin adiknya itu berbagi keluh kesah dengannya. Bagi Wonwoo, Jungkook itu hanya seorang remaja labil yang masih tidak mengerti bagaimana kejamnya takdir. Wonwoo ingin adiknya itu tersenyum setiap saat menikmati indahnya dunia tanpa harus memikirkan apa yang orang dewasa pikirkan. Jadi satu kalimat ia ucapkan dan lantas membuat hati Jungkook sesak.

"Apa kau sudah tidak mengganggapku seorang kakak?". Tanya Wonwoo.

Jungkook sontak menoleh. Tatapannya seolah berkata 'Kenapa kau bertanya seperti itu?'.

Please Remember Me Hyung [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang