Angel fall

596 79 3
                                    

Sudah hampir satu pekan setelah Jisoo membaik dan keluar dari rumah sakit. Ia tinggal bersama ibu.
Ibu dan ayah memang menyuruhnya tinggal disana.
Agar bisa di rawat dan di pantau oleh dokter dan perawat pribadi ayah yang tiga atau empat hari sekali datang kerumah untuk mengecek kesehatan ayah juga.

Ini hari pertama Jisoo pergi ke kedai setelah lama ia berdiam diri dirumah dan selalu bosan.
Karena Taehyung menyuruhnya untuk mengambil cuti kuliah, jadi Jisoo mudah bosan ketika dirumah saja.
Padahal ayah dan ibu selalu pergi ke perpustakaan setiap hari.
Ayah terkadang pulang lebih awal karena takut kondisi tubuhnya menurun lagi.

"Kau tidak usah banyak beraktivitas.
Duduk saja di meja kasir dan layani mereka yang membayar dan memesan ya..."
Pinta Ibu yang berada di belakang untuk membuat kue.

Jisoo dan dua orang pekerja saling bercerita.
Mereka bertiga memang akrab karena sebelum Jisoo sakit, hampir setiap hari Jisoo di kedai untuk membantu.

Jisoo akhir-akhir ini lebih sering melamun.
Bukan memikirkan bulan depan ia akan menikah.
Tapi ia memikirkan rentetan pesan yang ia terima dari Ara semenjak ia keluar dari rumah sakit.

Seperti pagi ini.
Saat ia bangun, dia sudah mendapat 3 pesan dari wanita itu.
Entah Ara mendapat nomer ponsel Jisoo darimana.
Tapi itu hal yang mudah bagi seorang Ara.

Ku ingatkan kau berkali-kali Jisoo.
Jika kau masih mengabaikan peringatanku.
Jangan salahkan aku suatu hari kau takkan melihat Taehyung lagi.

Jisoo melamun menopang dagunya dengan kedua tangan yang masih terhiasi oleh cincin pemberian Taehyung.

Tak lama Jimin masuk kedalam kedai dan memecah lamunan Jisoo.
Pagi itu sebelum ke kampus, ia di mintai tolong oleh Taehyung untuk melihat Jisoo.
Karena Taehyung harus bergegas bekerja.
Padahal setiap hari Taehyung selalu menemui Jisoo.

"Hey... sepagi ini kau sudah melamun saja..
Bukannya harusnya bergembira karena sebentar lagi kau akan menikah??"
Jimin memberikan bungkusan tas yang berisi katalog gaun pernikahan.

"Mwo? Taehyung memberikannya padamu?"
Jisoo mengabaikan pertanyaan Jimin sebelumya.

"Aniya... dia memintaku untuk mampir dan mengambil katalog ini di butik temannya. Mana ibu?"
Jimin menengok kiri dan kanan.
Yang dilihatnya adalah sekumpulan mahasiswi yang saling berbisik karena melihat ketampanan Jimin.
Tapi seperti biasa, Jimin sangat cuek dengan wanita.

"Jimin, apa kau tidak ingin memiliki kekasih?
Setidaknya ada yang membangunkanmu di pagi hari jika kau terlambat kuliah.."
Jisoo mengejeknya dan tertawa geli melihat sekumpulan mahasiswi itu seperti tergila-gila melihat style Jimin yang seperti idol.
Padahal ia hanya akan berangkat kuliah.
Bukan akan pergi mengadakan konser.

"Yaiisshh!! Kau selalu saja mengejekku...
Nanti aku akan mempunyai kekasih jika aku sudah merasa tidak terlalu sibuk.
Jika aku punya kekasih, siapa yang akan mengurus pernikahanmu dan Taehyung??"
Jimin mendecih kesal sambil berlalu ke belakang mememui ibu.
Meninggalkan Jisoo yang terkekeh geli melihat tingkah Jimin.

~

Jimin memeluk ibu dari belakang yang sedang memgambil kue dalam pembakaran.
"Ibu.... sebentar lagi ibu akan punya menantu.."
jimin bersandar di punggung ibu.

"Mmmhh.. lalu, bagaimana denganmu?"
Ibu berbalik arah menghadap Jimin.

"Astaga.. aku sudah di ejek Jisoo tadi. Dan sekarang ibu mengejekku juga..."
Jimin sebal dan duduk di dekat meja panjang tempat ibu menata kuenya.

Im here, J ! Where stories live. Discover now