9

1K 204 27
                                    

Rules membaca:
1. Siapkan tisu
2. Baca basmallah
3. Kalau dulunya membaca setengah hati, kali ini bacalah dengan sepenuh hati.
4. Ketika baca part ini ingat kembali bagaimana perjuangan Aira Nazila dan Ari Ramadhan dalam mempersiapkan diri untuk anak-anaknya.
5. Sorry, padahal udah janji nggak mengait-ngaitkan dengan cerita sebelumnya, tapi ini harus terjadi.

🥇🥇🥇

"Munafik!"

Plak!!

Sebuah tamparan keras melayang mengenai pipi mulus milik Khalisa. Khadija yang melihatnya jadi kaget dan tidak tega atas tindakan abangnya itu.

"Kenapa abang tampar Lisa? abang marah, karena Lisa udah kasih tau Ummi kalau abang main game?" tanya Khalisa dengan mata berkaca-kaca. Pipinya terasa begitu perih, tidak pernah ia ditampar oleh siapapun sebelumnya.

Khalisa Arifah Billah merupakan anak yang begitu patuh pada orang tua dan gurunya. Wajahnya yang rupawan, perilaku yang santun dan selalu menundukkan pandangan terhadap kaum lelaki membuat banyak orang menyukainya. Zila sebagai seorang ibu juga begitu percaya padanya karena menurutnya Khalisa jauh lebih religius dibanding kakak-kakaknya. Ia merupakan seorang hafizah teladan bagi santriwati lainnya. Kemampuan menghafalnya tidak diragukan lagi, di pesantren juga hampir selalunya mendapatkan ranking pertama.

Namun, sebuah kesalahan yang awalnya dianggap biasa tapi berefek parah terjadi padanya.

"Abang gak mempermasalahkan tentang hukuman yang Mama berikan ke Abang, lagian itu memang kesalahan Abang sendiri. Ini tentang kamu, Lisa!"

"Maksudnya?"

"Putusin sekarang juga atau Abang laporin ke Mama?" ancam Khalifah.

Khalisa takut luar biasa. Ia ketahuan.

"Abang sama sekali nggak nyangka kalau kamu seperti ini. Mama begitu percaya sama kamu, kamu itu anak kesayangan, tapi kamu malah pacaran? liat aja kalau nanti Mama mengamuk!"

"Tapi, ..."

"Kenapa? masih sayang? baru seminggu jadiannya? kamu nggak sayang sama Mama dan ayah yang harus menanggung dosa gara-gara kamu? kalau kamu nggak putusin sekarang, abang akan kasih tau Mama dan keadaannya tambah parah!"

Khalisa merunduk dan hanyut dalam tangisannya.

"Abang kecewa sama kamu," ujar Khalifah dan berlalu keluar dari kamar adik bungsunya itu. Tinggallah Khadija dan Khalisa di sana.

Khadija menarik adiknya kemudian didudukkan di atas ranjang. Diusapnya pelan punggung adiknya itu.

"Sebaiknya kamu segera putuskan dia," ujar Khadija lembut sembari membawa adiknya dalam pelukan.

Kembar tapi Beda ✔ Where stories live. Discover now