-11-Daftar Ekstrakurikuler

120 33 115
                                    

Sekarang hari senin, dan waktunya bagi siswa dan siswi untuk berangkat ke sekolah mencari ilmu pengetahuan.

Kini Nada dan Lisa tengah asik membaca novel di kelas dan membuat Vino tersenyum melihat Nada terkekeh sendiri membaca novel.

"Gimana keadaan lo?" tanya Vino merasa takut dengan senyuman palsu dan menatap Nada, membuat Nada salting.

"Baik alhamdulillah." Nada mengubah ekspresi yang tersenyum menjadi sangar karena malas akan membayangkan bagaimana ganasnya Dzakwan.

"Gak usah di pikir lagi. Maaf soal tadi gue tanya kabar lo," Vino merasa bersalah lalu ia menatap mata Nada membuat Nada pun menatap mata Vino, namun hal yang di ingin kan Nada tak terjadi. Saat Nada menatap mata Vino jantung nya hanya normal saja, ketika ia menatap si cowok resek-Vano jantung nya berdegup kencang,mungkin cinta sejati nya si Vano.

"Gak mungkin gue suka sama Vano yang mukanya mirip waria" Batin Nada.

Vino segera duduk di kursi nya tepat di belakang Nada.

Nada pun melanjutkan membaca buku novel dan saat ia membaca di pertengahan novel, dirinya sudah tidak kuasa menahan air yang hendak dibuang. Duh lagi asik-asiknya baca novel, jadi kebelet.

Alhasil dirinya, menyudahi membaca novel dan segera menuju ke toilet.

Saat Nada sampai di toilet ia segera membuang air dan bercermin di toilet yang di sediakan oleh pihak sekolah.

Setelah selesai Nada segera keluar dengan merapikan seragamnya yang tidak tertata rapi. Mata Nada menatap ke seragam putih abu-abu nya tanpa melihat seseorang jalan ke arahnya dengan memainkan ponsel.

Brug! 

Mereka saling bertabrakan membuat Nada terhuyung ke belakang, namun dengan sigap seseorang yang menabraknya menahan punggung Nada agar tidak terjatuh di lantai.

Nada dapat melihat jelas, siapa yang menolongnya. Rasanya dirinya hendak berlari sejauh mungkin agar tidak bertemu dengan lelaki brengsek.

"Thank you." ucap Nada berdiri dan tangan Nada di tahan oleh lelaki itu

"Sorry." Seorang laki-laki yang suara dapat membuat Nada hendak menangis.
Nada segera mengempaskan tangan kekar tersebut daripada membuat dirinya menangis mengingat masalah kemarin.

Selama di perjalanan kembali ke kelas Nada menangis, ia membayangkan insiden kemarin yang hampir merengut milik nya.

Nada benar-benar tidak tau apakah si cowok brengsek sudah mengambil hartanya yang dirinya jaga selama 16 tahun. Saat Nada tersadar Nada sudah berada di atas kasur milik nya dan berteriak nyaring membuat Lisa ketakutan, dan menenangkan diri Nada.

Ia harus menanyakan ke sahabatnya, Lisa.

Nada segera menghapus air mata nya dan segera mengetuk kelas, karena bel sudah berbunyi selama 2 menit yang lalu.

"Dari mana saja kamu?" tanya Bu Susi dengan perut gendut saat melihat Nada memasuki kelas dengan sopan.

"Toilet bu, buang air." Nada sopan mampu membuat Bu Susi hanya ber-oh saja.

"Bisa tolong ibu?" tanya Bu Susi dan dapat anggukan Nada, dirinya tidak enak untuk menolak.

"Emangnya ada apa ya, bu?" tanya Nada sopan dan ramah, kenapa yang lebih tua. Padahal Bu Susi pernah menghukum nya. Tapi, Bu Susi menghukum Nada, karena Nada memiliki kesalahan. Setiap manusia tidak luput dari kesalahan.

Bu Susi mengeluarkan selembar kertas yang berjumlah kurang lebih dari 35. Lalu kertas itu di berikan kepada Nada.

"Tolong, berikan kertas ulangan harian ini ke kelas,  Sebelas Mipa, satu. Dan berikan kepada ketua kelas nya. Sebelumnya ibu terima kasih sama kamu," ucap Bu Susi membuat Nada mengangguk.

DENADA Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ