009

379 54 0
                                    

"Chan!"

"Apa hyung?"

"Itu..." Mingyu menggaruk tengkuknya dengan canggung. "Kau... apakah kau melihat... Jeon-san?"

Chan menatap Mingyu dengan heran kemudian menggeleng pelan. "Dia sedang tidak ada disini hyung."

Chan bisa melihat binar kecewa pada mata Mingyu.

"Hah... baiklah kalau begitu... Gomawo Chan."

"Eum, sama-sama hyung. Akan kuberitahu nanti jika dia datang."


***

Chan cukup heran karena akhir-akhir ini, Wonwoo sering meninggalkan Mingyu sendirian. Bahkan ketika menanyakan keberadaannya pada Jeonghan pun, malaikat berwajah cantik itu juga tidak tahu menahu kemana Wonwoo pergi.

"Aneh... tidak biasanya Wonwoo hyung seperti ini." Gumam Chan kemudian saat melihat Jihoon yang melewati dapur, Chan pun memanggilnya.

"Ada apa Chan?"

"Jihoon hyung... apa... apa kalian para malaikat akan menghilang begitu saja jika manusia sudah tidak percaya pada kalian?"

Jihoon mengerutkan keningnya. "Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu? Apa ini karena masalah Wonwoo dan Mingyu?"

Chan mengangguk. "Maaf jika aku tiba-tiba bertanya seperti ini."

Jihoon terlihat menghela nafas pelan. "Aku juga tidak tahu. Tapi mendengar dari cerita malaikat lain, malaikat yang kehilangan kepercayaannya akan diberikan satu kesempatan terakhir untuk berpamitan kepada manusia yang dijaganya selama ini. Kesempatan itu adalah... satu hari penuh menghabiskan waktu bersama manusia, namun bukan dalam wujud malaikat, melainkan dalam wujud manusia juga."

"Lalu, setelah itu... apa yang akan terjadi hyung?"

Chan mendadak takut untuk mendengar jawaban Jihoon selanjutnya dan benar saja, ketakutan Chan terbukti saat Jihoon memberikan jawabannya.

"Malaikat tersebut akan menghilang dan... ingatan manusia tentang hari yang mereka habiskan bersama juga akan menghilang untuk selamanya..."

***

"Hyung!" Chan yang saat ini sedang bersama Wonwoo yang baru saja datang, memanggil Seungcheol yang kebetulan lewat di depan dapur.

"Ada apa Chan?"

"Hyung... tidak melihat orang lain kan selain aku disini?"

Seungcheol menatap Chan dengan bingung. "Tidak Chan. Memangnya kenapa?"

Chan menggeleng. "Tidak hyung, hanya bertanya. Sepertinya aku hanya terlalu lelah."

"Eum... istirahatlah kalau begitu."

Seperginya Seungcheol, gantian Wonwoo yang menatap Chan dengan heran.

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu pada Seungcheol?"

"Ani hyung, tidak apa-apa. Aku... hanya penasaran apa mereka bisa melihat kalian atau tidak."

Wonwoo tersenyum kecil. "Disini hanya kau yang bisa melihat kami, Chanie~ Hanya orang-orang dengan bakat sepertimu yang bisa melihat kami."

"Hehehe~ aku memang berbakat hyung. Tidak seperti Seungkwan hyung!"

"Kau ini. Beruntung Seungkwan tidak ada disini. Kalau dia mendengarmu, dia bisa marah besar."

"Eyyy~ malaikat kan tidak bisa marah hyung."

"Ya, bukan marah, tapi dia akan kesal padamu."

Tiba-tiba Wonwoo mengernyit dan tanpa sadar mengepalkan tangannya.

"Hyung? Gwenchana?"

"Eum... gwenchana Chan-ah. Aku pergi sebentar ya."

"Tapi- hyung!"

Terlambat, Wonwoo sudah pergi dari dorm, meninggalkan Chan yang cemas dan gelisah.

Semoga saja Wonwoo hyung akan baik-baik saja...

My Guardian Angel (Meanie) ✔✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum