011

675 58 2
                                    

"Kau benar-benar tidak berubah dari apa yang kuingat."

Wonwoo tersenyum kecil. "Tentu saja. Kau yang berubah, Mingoo... Dulu kau hanya setinggi lututku dan sekarang lihatlah, kau bahkan lebih tinggi dariku." Wonwoo bahkan harus mendongak untuk menatap wajah Mingyu.

"Jadi... selama ini kau selalu di sampingku?"

"Eum. Bahkan dulu aku ingat, Chan sempat terkejut saat melihatku. Ternyata anak itu memiliki bakat untuk melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat manusia biasa."

"Woah, kupikir dia hanya membual waktu ia berkata ia bisa melihat mu."

"Tidak, dia bahkan bisa berinteraksi dengan kami."

"Kami?"

Wonwoo mengangguk. "Kaupikir di dorm kalian hanya ada 7 orang? Salah besar. Di dorm mu itu ada 7 orang dan 6 malaikat."

"Huh? Kenapa hanya 6?"

"Karena Chan tidak percaya kepada kami."

"Meskipun dia bisa melihat kalian?"

"Eum, begitulah."

Wonwoo kemudian menceritakan semuanya kepada Mingyu. Tentang teman-temannya sesama malaikat, tentang bagaimana Chan yang sering mengerjai Seungkwan, tentang Jihoon yang selalu mengomel jika Soonyoung keras kepala. Mingyu hanya terdiam mendengarkan.

Mereka menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan di sungai Han, tempat favorit Wonwoo.

"Ah, besok kau tidak ada jadwal kan?"

Mingyu menggeleng. "Besok aku free."

Wonwoo tersenyum lebar hingga hidungnya mengkerut lucu.

"Kalau begitu, bolehkah Jeon-san menculik Mingoo seharian penuh? Bolehkah Jeon-san menghabiskan satu hari penuh dengan Mingoo?"

Mingyu tersenyum mendengar nama panggilan mereka terucap dari bibir Wonwoo kemudian mengangguk pelan.

"Tentu saja. Hari ini sampai besok, Mingoo adalah milik Jeon-san."


***

"Jeon-san... apa kau akan selalu seperti ini?"

"Maksudmu?"

"Apa kau akan selalu terlihat olehku setelah ini?"

Wonwoo menatap Mingyu, keduanya sedang berbaring berhadapan di kamar dorm milik Mingyu. Beruntung tadi di dorm tidak ada siapa-siapa karena sepertinya mereka semua sedang pergi entah kemana.

"Tentu saja. Tentu saja kau akan melihatku karena aku selalu berada di sampingmu."

Bohong.

Apa yang Wonwoo katakan semuanya adalah kebohongan.

Bagaimana bisa Mingyu melihatnya setelah ini sedangkan besok ketika tepat 24 jam, dirinya akan menghilang. Eksistensinya akan terhapus untuk selamanya dari dunia dan ingatan Mingyu.

"Hah~ aku lega mendengarnya."

Mingyu tersenyum kemudian memejamkan matanya, tidak menangkap sorot sendu yang terdapat pada mata Wonwoo.

Perlahan-lahan, Wonwoo mengulurkan tangannya, mengusap lembut puncak kepala Mingyu, membuat senyum di wajah pemuda Kim itu semakin melebar.

"Jeon-san... ini nyaman sekali." Mingyu membuka matanya dan menatap Wonwoo. "Berjanjilah kau akan selalu mengusap kepalaku seperti ini, Jeon-san."

Wonwoo tersenyum, meskipun terpaksa. "Eum, aku... janji Mingoo."




***



1 bulan kemudian...

Chan termenung sambil menanti para hyung-nya datang. Dia teringat akan sosok Wonwoo yang ia lihat untuk terakhir kalinya 1 bulan yang lalu.

Wonwoo yang tersenyum bahagia di hadapan Chan.

"Aku bahagia Chan... Setidaknya dia bisa melihataku, meskipun hanya sekali saja. Aku sudah bahagia."

Chan masih sangat mengingat senyuman bahagia Wonwoo saat itu, beberapa detik sebelum akhirnya Wonwoo menghilang tertelan cahaya dan Mingyu yang tiba-tiba pingsan dan bangun beberapa jam kemudian tanpa mengingat nama Jeon Wonwoo sama sekali.

"Hahh~ kenapa harus ada cinta jika pada akhirnya akan menyakitkan seperti ini?"

Chan ikut merasakan sakit meskipun ia tidak mengalaminya. Bagaimanapun juga, dia menyaksikan sendiri dengan mata kepalanya bagaimana Wonwoo yang selalu menjaga Mingyu, menatap hyung-nya itu dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang.

Chan akhirnya paham mengapa ingatan manusia tentang malaikat pelindungnya akan dihapuskan sepenuhnya. Mungkin Tuhan tidak ingin manusia yang bertahan hidup, merasakan kesedihan yang mendalam.

Lagipula malaikat dan manusia, selamanya tidak akan bisa bersatu.

Mungkin ini jalan yang terbaik. Tuhan pasti memiliki rencana yang lebih indah di balik semua ini...

"Chan? Kau kenapa?"

Chan mendongak dan mendapati Jun menatapnya dengan kening berkerut.

"Aku baik. Memangnya kenapa hyung?" Chan melirik ke arah Minghao yang ada di belakang Jun kemudian kembali menatap hyung-nya itu.

"Tapi kenapa menangis?"

"Hah?" Chan buru-buru mengusap wajahnya dan benar saja, dia sendiri tidak sadar jika menangis.

"A-ah... hanya merindukan keluargaku."

Minghao menatap Chan dengan sendu. "Kau bohong, Chanie..."

Chan tersenyum, berusaha meyakinkan Minghao bahwa dirinya baik-baik saja.

"Jja! Ayo kemari semua!" Tiba-tiba suara Seungcheol memenuhi ruang latihan. Di belakangnya ada Jeonghan, kemudian Soonyoung, Jihoon, Vernon, Seungkwan, Seokmin dan Jisoo pun masuk ke dalam ruangan.

Seperti biasa, para malaikat akan berkumpul di ujung ruang latihan sambil menunggu para manusia selesai berlatih.

"Mingyu mana?" Tanya Seungcheol.

"Aku disini hyung." Mingyu baru saja datang dengan wajah bantalnya.

"Ck, kau pasti ketiduran lagi." Ucap Seokmin kemudian merangkul pundak Mingyu. "Seungcheol hyung punya kabar."

"Hmm... jadi, manager kita yang sekarang akan mengundurkan diri karena akan menikah dan dia harus pindah mengikuti suaminya. Hari ini manager baru kita akan datang untuk memperkenalkan diri." Jelas Seungcheol.

Tak lama, pintu ruang latihan terbuka, menampilkan manager lama mereka yang membawa serta seseorang bersamanya.

Mata Chan membulat, begitu pun kelima malaikat yang duduk di ujung ruangan menahan nafas mereka.

"Jja~ aku membawa manager baru kalian! Ayo perkenalkan dirimu."

Pemuda di belakang manager noona itu mengangguk kemudian menatap anggota Seven'Teen dan berhenti saat ia menatap Mingyu.

"Annyeong...



















... Jeon Wonwoo imnida."










END

My Guardian Angel (Meanie) ✔✔Where stories live. Discover now