Chapter 6

3.7K 608 66
                                    

"Yaampun! Nona benar benar cantik!"

Aku melihat penampilan ku di cermin. Woahh, aku tak percaya dengan hal ini. Wajah Jennette benar benar cantik!

Rambut ku dihias sedemikian rupa oleh Anne. Aku tidak tau bagaimana tangannya bisa membuat rambut ku menjadi seperti ini. Tapi ini benar benar masterpiece.

 Tapi ini benar benar masterpiece

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Source : Pinterest

Dan gaun ini...., gaun yang sama dengan yang ayah berikan di kehidupan modern.

Rasanya seperti memakai gaun pemberiannya.

"Nona, gaun yang anda pilih benar benar cocok dengan liontin anda!", ujar Anne.

Aku tidak menyembunyikan liontinku. Dulu iya, tapi akhirnya ketahuan oleh Roger. Yasudah aku beralasan saja kalau kakek kakek penjaga toko buku yang kudatangi memberi bonus liontin karena aku membeli bukunya.

"Yaampun saya tau Nona memang cantik. Tapi saya tidak mengira Nona bisa sampai seperti ini! Nona adalah gadis paling cantik!"

Setelah Athanasia tentunya. Aku hanya tersenyum cerah sebagai balasan.

"Ini juga karena Anne yang mendandani ku dengan sangat cantik"

"Terima kasih Anne!"

Entah Anne terharu atau apa, ia mengeluarkan air mata di sudut matanya.

"Saya tidak percaya nona sudah tumbuh menjadi gadis remaja. Dan sebentar lagi akan menjalankan debutante. Semoga suatu saat nanti anda bisa jadi Tuan Putri yang menawan Nona"

Anne! Aku jadi terharu. Kau benar benar persis seperti ibuku. Suka marah marah, tapi cengeng.

Anne masih dengan tangisan terharunya memelukku kencang. Sesak sih tapi....., benar benar hangat. Rasanya persis seperti ibuku dulu memelukku.

"Anne kalau kau memelukku lebih lama lagi gaunku benar benar akan kusut"

"Ah maafkan saya Nona", ujar Anne seraya melepas pelukannya.

Tok tok

"Jennette, ayo. Kita bisa telat jika berlama lama lagi", Ijekiel memasuki kamarku dengan tampannya.

Oh astagaa, sekarang aku mengerti kenapa dia disukai banyak orang. Uhh, kau terlalu bersinar seperti pangeran dari negeri antah berantah Kiel.

"Aku pergi dulu Anne. Sampai jumpa nanti"

Aku segera merangkul tangan Ijekiel dan pergi menuju kereta kuda. Di dalam kereta kuda, aku dan Ijekiel duduk bersama dengan Roger berhadapan dengan kami.

Ah, aku gugup. Aku akan bertemu Athanasia, secara langsung! Melihat dari hp saja aura cantiknya benar benar terlihat. Apalagi melihat langsung. Bisa bisa aku pingsan saat melihatnya masuk ke party hall.

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang