Chapter 25

2.2K 412 31
                                    

Makasih yang uda vote😘. Makasih dah mau vote karya ku yang ecek ecek.

Yang belum vote....

Yaa..... Kalau mau vote ya terima kasih, kalau enggak ya... Kalo bisa di vote juga, #gakmaksabeneran

Tapi kadang sad kalo liat yang baca banyak sampe ditambahin ke reading list tapi yang vote gak sebanding ato gak vote.

Mang gak terlalu berpengaruh juga sih buat aku, ya..... tapi bentuk apresiasi buat karya ku yang masih ecek ecek aja gitu.

Jangan jadi sider ges.

===•===

Keheningan masih berlanjut, Anastacius masih memeluk Jennette erat dalam diam.

Tidak ada satupun kata yang terlontar dari bibir pria itu. Namun pelukan eratnya seakan menjelaskan betapa sedihnya dia sekarang.

Jennette masih terkulai lemas, matanya masih tertutup rapat. Tak ada tanda tanda gadis itu akan bangun dari tidurnya.

Sringg!!

Anastacius terkejut setengah mati, ia merenggangkan pelukannya sedikit. Pria itu melihat dengan jelas, mata liontin Jennette bersinar terang!

'A-Apa...? Ini kenapa?'

Cukup lama liontin itu mengeluarkan cahaya berwarna hijau. Anastacius masih setia memandanganya.

Tak lama kemudian, cahaya itu pun menghilang. Dan terdengar bunyi retakan yang sangat kencamg dan menggema.

Tapi bukan itu yang utama.

Jennette tersadar! Perlahan jari kecil gadis itu bergerak, dan matanya sedikit demi sedikit mulai terbuka kembali.

'Anastacius...?'

Manik Jennette menyipit, ia memandang sekitarnya. Masih sama dengan tempat terakhir kali dia pingsan.

Tapi kenapa ada Anastacius disini? Seingatnya dia sendiri. Apa pria ini datang mencarinya?

Dan kenapa sakit di sekujur tubuhnya menghilang. Dia merasa sehat, walaupun masih ada pusing melandanya sedikit.

"Tuan... Kenapa anda bisa ada disini?", tanya Jennette.

'Dan kenapa aku bisa ada dipelukanmu??!', lanjut Jennette membatin.

"Saya mencari Nona karena tiba tiba anda menghilang. Dan ternyata anda berada disini sedang pingsan. Jadi saya menunggu Nona bangun", jelas Anastacius.

Sengaja ia menyembunyikan tentang ia yang berusaha menyembuhkan Jennette. Lebih baik dia tidak tau.

'Jadi aku hanya pingsan lalu terbangun lagi? Lalu sakit yang menjulur ke seluruh tubuhku itu kenapa tiba tiba hilang?'

"Maaf, apa Tuan bisa melepas pelukan Tuan?"

"Ahh, maafkan saya Nona. Saya tidak bermaksud hal aneh aneh kok"

Perlahan Anastacius melepas pelukannya dari Jennette dan membiarkan gadis itu terduduk sendiri.

Jennette dengan sekuat tenaga berdiri dengan kedua kakinya. Walaupun tidak ada sakit seperti sebelum ia pingsan, tapi tetap saja yang namanya bangun dari pingsan itu lemas.

Namun apa daya, bukannya berdiri tegap justru gadis itu kembali tersungkur ke tanah. Kakinya tak mampu menjadi sanggahan dirinya untuk berdiri.

"Nona anda baik baik saja?", tanya Anastacius khawatir.

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang