Jennette tersungkur ke tanah tepat setelah berteleportasi. Padahal ia berteleportasi dengan BAT bukan dengan kekuatannya.
Namun tetap saja, kekuatannya benar benar terkuras untuk bertarung dengan Carax, ia bahkan tidak mendapatkan sedikitpun waktu untuk sekedar menarik nafas.
Gadis bersurai coklat itu menatap ke bawah, tepat pada bulan yang kini bersinar terang.
Jennette dengan sihirnya mengeluarkan pedang, perlahan ia berdiri. Kedua tangannya menggenggam erat pedang tersebut, bersiap siap menusuk bulan yang penuh dengan sinar tersebut.
"Satu....."
"Dua...."
"Ti-"
"TUNGGU!"
Dari kejauhan Jennette bisa melihat Carax yang berjalan tertatih tatih ke arah Jennette.
Berteleportasi jauh ke bulan membuat mana nya berkurang pesat, tentu saja membuat kelelahan.
"J-Jangan.... Jangan lakukan itu"
"Apa aku punya alasan untuk tidak melakukannya?"
Carax mencoba mengatur nafas, perlahan ia berucap, "Tidakkah kau berfikir apa yang akan terjadi padamu?"
"Kau itu sudah sekarat! Bahkan setelah ini kau bisa mati"
"Lalu? Mati bukanlah hal yang mengerikan untukku. Lagipula kalau kau tidak mati memang kau bisa menghidupkan ku apa?", balas Jennette.
Carax menyeringai tipis, "Tentu saja, aku bisa melakukannya. Aku bisa menghidupkan mu dengan sihir hitam. Hal yang sama dengan yang kulakukan pada ayahmu, Anastacius!"
"Aku juga bisa menghidupkan kembali Anastacius"
Jennette menurunkan pedang yang tadi sudah ia angkat tinggi tinggi, genggamannya melemah pada pedang tersebut. Ucapan Carax membuatnya berfikir....
'Menghidupkan Anastacius?'
'Entah kenapa hatiku senang saat mendengarnya. Aku merasa lega mengetahui bahwa dia bisa hidup kembali....'
'Tapi kalau Carax tetap hidup....'
'Tidak menutup kemungkinan bahwa orang yang kusayangi di dunia ini akan mati'
'Athanasia..... Anne.... Violet.... Paman William.... Kakek Judith....'
'Aku tidak yakin Carax bisa membiarkan mereka hidup...'
'Mengapa kau seperti ini Sia...? Mengapa kau menjadi bimbang?'
'Kau hanya perlu mati! Keberadaan mu tidak lah diperlukan di dunia itu!'
...
Sia melempar tas selempangnya tepat ke tubuh sang kakak sesaat setelah ia memasuki kamar bertuliskan 'Mawar 04', manik hijaunya mengeluarkan air mata, menatap Reynald dengan tatapan kesal bercampur khawatir.
"Gak bego sehari bisa gak sih!?"
Reynald menyengir pelan, "Bukan kakak mu namanya kalau gak bego"
Jawaban Reynald semakin membuat Sia merasa kesal.
"Dasar mobil gak guna! Udah tau ada nenek nenek lagi nyebrang bukannya berhenti malah makin laju! Kakak juga, ngapain sih sok sok an nolongin itu nenek nenek!? Jadi luka kan!"
"Udah udah, ngapain masih diungkit sih? Udah lewat juga. Mendingan kau tutup mulutmu, jangan sampai ibu dan ayah lagi di Belanda tau aku kecelakaan", ujar Reynald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennette [Suddenly I Became A Princess]
FanfictionSia merupakan salah satu penggemar terbesar cerita "Suddenly I Became A Princess", menceritakan sebuah gadis korea miskin yang bereinkarnasi menjadi tuan putri Athanasia di novel romantis berjudul Lovely Princess. Namun di cerita Lovely Princess Ath...