1. A Lies ✓

3.1K 258 122
                                    

A/n: sedang dilakukan revisi, jadi jika kalian baca di chapter yang belum di revisi trs berbeda dengan versi sudah di revisi atau bahkan beberapa di jelaskan kembali di chapter yang belum di revisi harap maklumi><

FOLLOW DULU SEBELUM BACA, KARENA SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE:)

***

Kring ... Kring ....

Bel berbunyi nyaring di SMA Bhakti, banyak dari siswa-siswinya menyambut dengan antusias, sampai ada yang besorak ria, dan ada pula yang langsung pergi dari kelas.

Sosok gadis cantik dengan rambut sepinggang, mata buat, kulit putih, pipi yang bisa dibilang chubby, bibir merah muda kini tengah memasukkan buku-buku pelajaran tadi ke dalam kolong meja.

"Una! Dipanggil ibu Silvi!" teriak Karin sambil menyembulkan kepalanya dibalik pintu.

Sebenarnya Karin mau ke kantin, hanya saja ada orang yang minta tolong ke dia buat sampein ke Una supaya Ke kantor jadi gadis itu memilih untuk berteriak.

Una yang mendengarnya mendengus kesal. Gadis itu melirik jam tangannya sesaat. "Lima belas  menit lagi jam istirahat selesai. Sepuluh menit buat ngulang materi, lima menit ke kantor guru, kalau kaya gitu gue harus enggak ke kantin lagi?"

Merasa mengulang materi pelajaran sangat penting akhirnya Una mengambil hpnya yang ada di kolong. Gadis itu mulai mengetik sesuatu untuk Arkan.

Arkan
[Terakhir di lihat 4 menit yang lalu]

Unalia
Gue enggak bisa ke kantin, sorry.

"Una jadi ngantin?" tanya Umey selaku sahabatnya dari SMP.

Perempuan yang di tanya hanya menggeleng seraya membuka kembali buku paket dan beberapa alat tulis lainnya.

Umey yang melihatnya meringis. Sahabatnya satu ini kalau sudah ngambis emang bikin orang merinding. Semua orang di nomer duakan dalam hidupnya, dan yang di nomor satukan hanyalah tentang nilai. "Lo mau nitip apa biar gue beliin."

Una hanya menggeleng. Gadis itu sibuk memberi warna pada buku lks-nya menggunakan stabilo.

"Oke, gue cuman mau pesen sama lo ngambis ada batasnya, jangan memaksakan nanti lo sakit. Ulangan penyisihan masih 2 Minggu lagi," kata Umey kemudian melenggang pergi.

Una hanya menatap punggung Umey sesaat kemudian kembali fokus pada bukunya. Di targetnya saat nanti penyisihan di mulai ia ingin nilai matematika, kimia, fisika dan geografi lah yang paling tinggi, untuk pelajaran lainnya Una yakin pada dirinya sendiri bahwa dia sanggup lolos pada mata semua pelajaran tersebut.
 
Task terasa saking serunya belajar gadis itu sampai lupa akan janjinya bersama Ibu Silvi, kalau saja Karin tidak menanyakan lagi bahwa dirinya sudah menemui Ibu Silvi atau belum mungkin saat ini ia masih stay bersama soal-soal yang coba Una jawab.

2 menit lagi bel masuk berbunyi. Karena mepet, akhirnya Una memutuskan untuk lari supaya Ibu Silvi tidak menunggu lama dan ia pun tidak telat masuk kelas. Kalau kaya gini berasa ruang guru jauh banget, padahal aslinya deket tapi kalau diburu-buru kenapa kaya jauh banget?

Brugh!

Karena terlalu terburu-buru ia tak sengaja menabrak seseorang, karena tabrakan itu juga membuat barang bawaannya berserakan dilantai. Dengan cepat Una pun membantu orang itu mengemasi buku-bukunya dan tasnya yang berserakan kemana-mana, karena baik Una yang tengah buru-buru ataupun wanita itu yang sibuk mengecek kembali tasnya jadi intinya mereka berdua salah semua. Ketika selesai Una pun memberikan itu padanya.

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang