Smooth

11.2K 2.1K 117
                                    

Tawaran Lucas itu pun disambar Saskia dengan sukacita. Anak itu langsung menatap Arwen dengan sinar penuh permohonan sambil berujar, "Boleh ya, Mam? Aku nggak akan nakal, kok! Janji!"

Arwen tertawa kecil. "Iya, boleh. Asal nggak terlalu sering. Karena malah ngerepotin Om Lucas."

Lucas seharusnya mendukung komentar Arwen. Namun pria itu malah menukas, "Aku nggak bakalan repot, kok! Sehari-hari cuma ngurusin tempat ini doang."

Saskia memeluk leher Lucas, seolah memberi komplimen untuk kata-katanya. "Kapan aku boleh ke sini lagi, Mam? Besok, ya?"

Arwen menahan senyum. "Besok nggak bisa, Sas. Om Lucas baru pulang dari Bali, banyak yang harus diurus. Nantilah pelan-pelan kita cari waktunya. Oke?"

"Mam, pelan-pelannya itu kapan?" desak Saskia.

"Ya nanti, nggak sekarang. Kita harus nyocokin jadwal dulu. Mama kan nggak mungkin bolos kerja."

"Ih, libet banget, ya?"

Tawa Lucas pecah. Sementara Arwen cuma menatap pria itu dengan pandangan tak berdaya. Mereka akhirnya berdiri berbarengan karena Zeus akan dibawa pulang oleh pemiliknya.

Saat Arwen menoleh ke kiri, dia melihat Breanna sedang asyik mengobrol dengan Vonny. Sementara Margo merintang waktu dengan membaca banyak brosur yang ada di atas meja. Ada dua orang pengunjung Animal City yang sedang duduk di kursi yang disediakan. Entah menunggu apa.

Vonny tampaknya tipe perempuan ramah yang supel. Menurut cerita Lucas sekilas saat mereka masih di Ubud, Vonny ini orang kepercayaannya yang mengurus Animal City selama lelaki itu tidak berada di Bogor.

"Mau nggak ngeliat anjing lainnya? Di belakang ada beberapa yang dititipin di sini. Kayaknya ada juga yang lagi dimandiin," ucap Lucas pada Saskia. Anak itu kini tak lagi berada di gendongan Lucas.

"Mau, Om," balasnya penuh energi. Saskia meraih tangan kiri Lucas. "Aku mau ngeliat anjing dimandiin," gumamnya.

Arwen mengekori Lucas dan Saskia setelah pamit pada adik-adiknya. Dia benar-benar tak mengira jika Breanna dan Margo nekat menjemputnya ke bandara karena terlalu penasaran dengan sosok Lucas. Entah apa yang diucapkan ibu mereka hingga keduanya beraksi seperti itu. Arwen yakin, malam ini dia akan diinterogasi oleh kedua adiknya.

Sebenarnya, mendatangi pet shop milik Lucas tidak ada dalam agenda hidup Arwen. Dia berencana untuk langsung pulang ke rumah orangtuanya untuk bertemu Saskia. Lalu, menghabiskan sisa waktu hari itu dengan putrinya. Mungkin mereka akan memesan piza favorit Saskia. Atau menonton DVD Winnie The Pooh yang dikoleksinya sejak masih remaja. Bukannya malah mendatangi Animal City dan merepotkan Lucas yang sudah pasti juga membutuhkan istirahat.

Akan tetapi, karena bujukan Saskia yang sulit untuk ditolak dan tidak adanya keberatan dari pihak Lucas, membuat Arwen harus menuruti keinginan putrinya.

Mereka memasuki ruangan khusus yang dipenuhi kandang-kandang. Ada beberapa anjing dan kucing yang dititipkan di tempat itu. Saskia selalu berhenti di depan kandang berisi anjing, tapi tak peduli saat melewati kucing. Tampaknya, Lucas yang jeli pun tak melewatkan fakta itu.

"Kamu nggak suka kucing ya, Sas?" tanya Lucas. Mereka terus berjalan menuju pintu di ujung ruangan.

"Nggak, Om. Aku pelnah dicakal. Padahal cuma ngelus pelutnya."

"Wah, pernah dicakar? Luka, nggak?"

"Nggak," respons Saskia sembari mendongak ke kanan. "Kalena aku pakai kaus tangan panjang, Om. Tapi tetap sakit. Makanya, aku nggak suka kucing."

"Oh, gitu. Kita sama lho, Sas. Om juga lebih suka anjing."

"Di lumah, Om punya anjing?"

"Nggak," geleng Lucas. "Dulu punya, namanya Mister X. Tapi udah meninggal karena sakit."

Bidadari Badung | ✔ | Fin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang