Bad Romance

11.7K 2.1K 95
                                    

Arwen menatap ke arah layar televisi dengan perasaan bosan. Tidak ada acara yang menarik, padahal ini malam Minggu. Dia pun kesepian karena Saskia menginap di rumah Jemmy. Tadinya, Arwen hendak ke rumah ibunya, tapi rencana itu terpaksa dibatalkan. Pasalnya, Verra dan Adrian tidak berada di rumah. Breanna pun sudah pasti menghabiskan akhir pekannya di luar.

Arwen juga sempat menelepon Margo, berniat menginap di apartemen adiknya. Sayang, lagi-lagi dia harus membatalkan keinginan itu karena Margo sedang berada di Sukabumi.

Minggu ini cukup melelahkan bagi Arwen. Bukan karena harus menjawab banyak pertanyaan dari ibu dan adik-adiknya. Saskia juga. Dia bisa mengatasi masalah itu dengan baik. Tidak ada yang curiga jika kisah cintanya dengan Lucas cuma sekadar rekayasa. Ayahnya yang tak banyak ikut campur dalam urusan asmara putri-putrinya, cuma mengingatkan dengan sambil lalu. Agar Arwen berhati-hati karena Lucas bukan berasal dari keluarga sembarangan.

Sumber kepenatan emosional bagi Arwen berasal dari Jemmy. Laki-laki itu mengkritiknya karena malah menitipkan Saskia pada Margo dan Breanna. Apalagi, putri mereka diajak menginap di apartemen Margo yang tak diketahui pasti alamatnya oleh Jemmy. Padahal, sebelum berangkat ke Bali, Arwen sudah menjelaskan alasannya.

Namun, yang paling mengesalkan Arwen, interogasi tambahan dari mantan kekasihnya itu, hanya dua hari setelah Arwen kembali dari Ubud. Tema apalagi yang dibahas jika bukan tentang Lucas? Apa pun laporan yang disampaikan Tasha kepada adiknya, sudah membuat Jemmy begitu kesal. Mereka sampai bertengkar karena hal itu.

"Kamu nggak berhak melarangku pacaran atau dekat sama siapa pun, Jem! Sama halnya aku nggak akan peduli perempuan mana yang lagi dekat dengan kamu. Urusan kita cuma sebatas dengan hal-hal yang berkaitan sama Saskia."

"Aku nggak melarangmu pacaran, Wen!" bantah Jemmy. "Tapi, apa bijak ngajak pacar yang baru kamu kenal ke acara keluarga? Mbak Tasha bilang, kamu dan pacarmu mesra banget, saling nempel ke mana-mana. Kemarin Saskia juga bilang kalau dia ketemu temenmu dan dikasih gelang kaki. Yang dia maksud itu, pacarmu, kan? Apa itu nggak berlebihan?"

Wajah Jemmy memerah karena emosi yang sedang dirasakannya. Arwen pun sama geramnya. Namun dia menahan diri agar tidak berteriak untuk meluapkan kekesalannya. Karena mereka sedang berada di kantor Share With Me. Untungnya salah satu bos Arwen, Moreno, mengizinkan mereka menggunakan ruang kerjanya. Sehingga mantan pasangan kekasih itu tidak menjadi objek tontonan seisi kantor.

"Jem, kamu nggak usah repot mikirin pantas atau nggaknya kelakuanku. Aku bisa jaga diri. Aku juga tau rambu-rambu. Semesra-mesranya aku sama Lucas di acara pestanya Sati, nggak mungkin sampai bikin malu orangtuaku yang juga hadir di sana. Aku nggak sampai pamer ciuman hot di depan kakakmu," balasnya tajam.

"Kamu se...."

"Kamu nggak perlu cemburu. Karena kita nggak punya hubungan apa pun. Cuma ada Saskia yang harus kita besarkan berdua tanpa mencampuri urusan pribadi masing-masing." Arwen memejamkan mata, berjuang mengusir rasa nyeri yang mencengkeram kepalanya sejak melihat kehadiran Jemmy di kantornya. "Ini kali pertama dan terakhir kamu ke kantorku untuk urusan nggak penting kayak gini. Jangan pernah ngasih tau aku harus begini-begitu. Lain kali, kamu cuma boleh ke sini kalau ada yang sekarat atau mati."

"Ini bukan masalah cemburu, Wen. Walau aku memang nggak mau kamu sama orang lain. Karena aku cinta sama kamu. Tapi, yang jadi masalah utama, aku keberatan pacarmu beliin anakku hadiah untuk nyogok Saskia. Aku bisa beliin yang lebih bagus walau pacarmu itu dari keluarga konglomerat. Anakku nggak butuh apa pun dari orang lain."

Arwen geleng-geleng kepala. "Nggak semua hal bisa dibeli pakai uang, Jem. Saskia nggak perlu disogok supaya bisa suka sama pacarku. Gini ya, anak kecil itu paling nggak bisa dimanipulasi dan dipaksa untuk suka atau nggak suka sama seseorang. Mereka tau mana yang tulus dan sebaliknya. Pacarku ngasih hadiah pun setelah minta izin lebih dulu. Bukan karena sok-sokan mau nunjukin bahwa dia banyak duit atau sok perhatian," sahut Arwen sengit.

Bidadari Badung | ✔ | Fin Where stories live. Discover now