Bab 33

1.8K 85 5
                                    

Zanna

Pagi ini aku sudah bersiap-siap untuk berangkat ke butik lebih pagi. Karena hari ini banyak baju-baju yang akan diambil oleh pemilik nya, jadi aku harus kembali mengecek nya sebelum baju-baju itu di ambil.

Aku turun dari kamar ku dan ikut bergabung di meja makan bersama orangtua dan kedua adikku. Kami sarapan dengan diam, tidak ada yang berbicara sama sekali. Tumben, pikirku.

Aku menikmati sekali suasana pagi seperti ini di meja makan. Karena biasanya ibu akan membahas hal-hal yang membuat telinga ku sakit, yaitu tentang perjodohan.

Baru beberapa menit aku menikmati suasana yang adem ayem. Ibu bertanya kepada ku.

"zanna, kemarin kamu jadi mau ketemu sama arzan? Ibu tahu dari mami"

Tiba-tiba mood makan ku hilang begitu saja. Aku tidak nafsu lagi untuk melanjutkan makan nasi goreng favorit ku. Sebelum menjawab pertanyaan ibu aku menatap nasi goreng di piring yang masih tersisa setengah. Lalu menghela napas, baru menjawab pertanyaan ibu.

"iya, jadi bu" kata ku.

Malas sekali membicarakan om-om genit itu di pagi hari.

"Terus gimana?" tanya ibu.

Kini ibu terlihat exited, karena biasanya aku tidak pernah langsung menemui orang yang akan di jodohkan dengan ku. Tapi kali ini berbeda, aku yang langsung turun tangan untuk menghadapi nya.

"yaaaa, gak gimana-gimana bu" jawab ku asal.

"ya gimana?" tanya ibu.

Ibu masih mencecarku dengan pertanyaan itu berarti ibu belum puas dengan jawaban ku.

"boleh aku komentar?" tanya ku pada ayah dan ibu.

"boleh kok, mau komentar apa emang nya?" tanya ayah.

Kini ayah juga terlihat penasaran.

"ibu sama ayah yakin arzan yang terbaik buat aku? Gimana kalo sebenernya dia punya pacar bu, seksi lagi, apa ibu yakin tetep milih dia buat jadi suami aku?" tanya ku.

"aaahhhh, gak mungkin kamu, dia orang baik-baik kok" bantah ibu.

"bu, tapi beneran, dia itu sering datang ke butik sama pacar seksi nya, yakin ibu mau jadiin dia menantu ibu?" tanya ku.

Aku sebal dengan om-om genit itu. Karena dia sering datang ke butik ku dengan pacar nya yang seksi dan make up nya yang tebal . Jadi aku cukup tau  atau lebih tepatnya cukup kenal dengan si om genit itu dan pacar nya.

" ah itu mah alesan kamu aja!" kata ibu masih membantah.

" ya udah kalo ibu gak percaya, terserah ibu aja, intinya aku gak mau bu di jodohin sama orang kayak gitu. Emang ibu yakin kalo arzan gak punya pacar? Jadi dia nerima begitu aja perjodohan ini?" tanya ku lagi.

"gak ada pembantahan apa pun, kamu harus tetep nikah sama dia! " kata ayah.

"tapi kenapa yah.." kata ku memelas pada ayah.

"nanti juga kamu tahu" kata ayah menutup pembicaraan.

Aku hanya bisa menghela napas, satu-satu nya jalan hanya si om genit itu yang bisa membatalkan perjodohan ini. Karena dari pihak ku keputusan sudah final, dan tidak bisa di ganggu gugat lagi.

"ibu, zanna berangkat sekarang ya" kata ku.

Akhirnya memilih segera pergi dari rumah. Aku segera menuju mobil ku, lalu mengirimkan pesan kepada arzan. Kita harus bertemu lagi, untuk membicarakan perjodohan ini.

Hah Kita Nikah??? Masa Sih?Where stories live. Discover now