Bab 38

1.6K 81 7
                                    

Keesokan harinya...

Zanna

Hari ke dua menjadi istri om arzan. Rasanya biasanya, karena tidak banyak yang berubah dari diriku selain kehidupan ku yang kini tinggal bersama nya di satu atap. Seperti biasa aku bangun saat adzan subuh berkumandang.

Setelah sholat aku kembali ke kasur ku namun karena aku tidak bisa kembali memejamkan mataku. Akhirnya aku turun ke dapur membuat sarapan untuk aku dan om arzan. Aku membuat nasi goreng pagi ini.

Bukan, bukan aku ingin di cap menjadi istri yang baik oleh om arzan. Tapi aku hanya berpikir, jika aku hanya membuat sarapan untuk diriku sendiri namanya aku egois. Jadi aku membuatkan sarapan juga untuk nya. Lagian saat ini belum ada pembantu untuk membantu pekerjaan rumah tangga.

Selesai masak, aku kembali naik ke kamar ku. Aku mematikan lampu kamar, lalu menuju balkon di lantai 2 rumah ini untuk melihat pemandangan pagi hari dari sana. Selama ini aku belum pernah menuju balkon itu, hanya sekali menuju balkon kecil di kamar ku. Aku hanya memasukkan barangku sampai depan pintu kamar ku saja.

"gue penasaran sama balkon nya, dari luar si keliatan gede, kesana ah" kata ku.

Bergumam sendirian. Aku membuka pintu ke arah balkon lalu kembali menutup nya. Ternyata balkon nya memang cukup luas. Dibuat outdor dengan dilengkapi taman kecil. Juga ada sebagian atap yang menutupi balkon menjadi tempat bersantai dengan dilengkapi 1 set sofa yang terlihat nyaman.

"wahhh,,, keren juga rumah si om, mantap nih santai disini." kata ku Bergumam lagi.

Aku sedang memuji balkon ini. Kemudian dari arah belakang, terdengar suara pintu dibuka dan tampak lah wajah om arzan yang masih mengantuk. Lalu om arzan menggeliat di balkon, dan sepertinya dia tidak sadar kalau ada aku di sana.

"om! Ih kalo masih ngantuk sana tidur lagi!, ngapain ke sini sih! Ganggu pagi gua aja lu" kataku sedikit sewot.

Aku sebal pemandangan pagi ku hancur karena kemunculan si om.
Masih dengan mata setengah terpejam si om menggeliat lagi lalu melihat ke arah ku.

"udah gak usah cemberut gitu, nikmatin aja pagi kamu sayang, kapan lagi pagi-pagi lo liat manusia ganteng kayak gua" kata om arzan dengan pede nya.

Saat itu juga aku memandang jijik ke arah nya. Aku tidak ingin pagi ku rusak karena dia, jadi aku memutuskan untuk masuk ke dalam dan kembali ke kamarku.

"eh tunggu!,,, lo disini aja, gua mau ngomong" kata om arzan.

Yang melihat aku mau masuk ke dalam.

"ngomong apa?" tanya ku.

Aku memutar badan ku dan berjalan menuju sofa yang ada di balkon. Om arzan juga mengikuti ku duduk di sofa itu. Dari sekian banyak tempat yang disediakan, mengapa om arzan malah duduk di samping ku. Itu  membuat aku tambah sebal.

"hari ini gua kerja, tadi gua dikabarin bunda kalo hari ini bakalan ada pembantu yang udah bunda siapin, dia bakalan datang bentar lagi. Nanti suruh dia bikin sarapan dulu aja, Gua berangkat jam setengah 8" kata om arzan.

Aku hanya mengangguk. Kemudian aku ingat sesuatu.

"oh iya om, gua mau tanya" kata ku serius kepadanya.

"apa?" jawab om arzan.

"waktu nikah kemaren, kenapa lo cium jidat gua lama banget, terus aneh deh pokoknya, intinya gua gak suka! " kata ku cemberut.

Si om yang di tanya, dia malah tertawa.

"lo takut?,,, ahahahaha"
Jawab si om.

"heh om! Gadis mana yang gak takut kalo lu nya kayak gitu?,,, kali lo ngebayangin yang enggak - enggak, kayak di film psikopat gitu, kan gua gak tau" kataku menjelaskan panjang lebar.

Hah Kita Nikah??? Masa Sih?Where stories live. Discover now