Bab 42

1.7K 92 6
                                    

Arzan

"arzaaaaannnn!!!"

Teriak seseorang di telinga ku. Namun, karena aku masih sangat mengantuk aku mengabaikan teriakan itu. Dan tanpa membuka mata, aku mencari sesuatu yang bisa aku peluk. Biasanya aku akan kembali memeluk guling ku jika ada yang mengganggu kenyamanan tidurku.

Tapi aneh, kali ini guling yang aku peluk terasa berbeda dari biasanya, atau mungkin itu hanya perasaan ku saja.

"ih, bangun gak! Arzaaannn!,,, bangun gak!,,, kalo masih gak bangun juga kita putus! " kata orang itu lagi.

Sambil menggoyang-goyang kan badan ku. Aku begitu kesal pada orang yang membangunkan ku dengan tidak sabaran, dan aku pikir orang itu adalah aliza. Akhirnya dengan malas aku membuka mata ku, dan kalian tahu? Justru yang aku lihat pertama kali adalah wajah istriku yang begitu dekat dengan ku dan  sebelah tangannya berada di wajah ku.

Bukannya aku langsung terbagun, kini aku malah menikmati pemandangan wajah istriku. Entah mengapa justru aku malah tersenyum melihat istriku dari jarak sedekat ini. Dan tidak perdulikan wanita yang dari tadi teriak-teriak memanggil namaku dan terus menyuruh aku untuk bangun.

Tapi aku tidak berniat untuk bangun dari posisi tidur ku, dan tidak ingin memindahkan posisi tangan ku yang masih memeluk aliza. Namun, wanita itu terus berteriak hingga membuat istriku terusik dari tidurnya.

Aliza pun langsung terduduk saat pertama kali membuka matanya dan sepertinya dia tidak sadar akan posisi tidur kami.

"arzan!,, cepet bangun!" kata suara itu lagi.

Aku tau itu suara dira.

"duhhh,,, berisik banget sih! Gak tau apa orang lagi tidur!" bentak aliza.

"heh! Lo jangan kecentilan ya sama pacar gue" kata dira.

Aliza berdiri, menghadap dira masih dengan wajah mengantuknya. Sedangkan aku, malah terduduk di bawah sambil memperhatikan mereka.

"heh tante!" bentak aliza.

"noh liat!" bentak aliza lagi sambil menunjuk ke arah meja yang masih penuh dengan pekerjaan ku semalam.

"apaan maksud lo?" kata dira sewot.

"gara-gara lo, kerjaan pacar kesayangan lo itu jadi numpuk,,, dan gue yang kena imbas nya, terus sekarang gara-gara kerjaan itu gue harus begadang" kata aliza.

"heh anak kecil!, tapi kan lo gak harus cari-cari kesempatan juga" kata dira dengan sewot.

"heh tante! sekarang lo dengan seenaknya masuk rumah orang, teriak-teriak gak jelas, bikin kepala gue sakit aja denger suara lo, mending kalo suara lo bagus!" bentak aliza tidak kalah sewot.

Lalu pergi meninggalkan dira menuju ke lantai 2.

"sayang, kamu kok gak belain aku sih? Kok kamu malah diem aja,, ayo dong bangun marahin dia" kata dira dengan manja sambil menunjuk ke arah aliza.

Aku menarik napas lelah, karena sudah menghadapi keributan seperti ini di pagi hari. Ditambah kepala ku juga terasa sakit, karena kurang tidur.

"udahlah biarin aja, dia juga bener kok" kata ku santai.

Hah Kita Nikah??? Masa Sih?Where stories live. Discover now