Rahasia kecil Nanadaime

7.3K 605 46
                                    

Setelah Boruto dan Shikadai kembali dengan membawa jubah yang di katakan oleh ayahnya tadi, mereka langsung menuju ke desa dimana warga Konoha sedang saling gotong-royong untuk membangun desa itu kembali. Disini Sasuke remaja dan Naruto dewasa yang menggunakan jubah hitam agar tidak mencolok.

Tentu saja saat Boruto menemui Hinata ia juga berpikir untuk meminta jubah lebih agar bisa di berikan pada ayahnya. Tidak mungkin bukan Ayahnya keluar dengan penampilan mencolok, berambut kuning, mata biru saphir, dan tiga garis di pipi kiri dan kananya saat bersama dengan mereka bertiga, dirinya lalu ayah mudanya dan ayahnya yang juga datang dari masa depan.

Berbicara mengenai jubah, Naruto dewasa sekarang sudah tau dimana tempat yang paling aman untuk menyembunyikan jubah hokagenya. Gulungan ninja, milik Sasuke dewasa. Ia sering menggunakan itu untuk menyimpan peralatan ninja miliknya seperti Kunai dan shuriken.

"Ayah, bukankah hanya Shodaime yang bisa menggunakan mokuton?"

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang itu?"

"Tidak. Aku hanya penasaran saja."

"Pada masa ini yang aku tahu hanya kapten Yamato."

"Kapten Yamato? Aku sepertinya belum pernah bertemu dengannya."

"Ah, aku pernah saat keluar bersama dengan Cho-Cho."

"Eh, kapan? Kenapa aku tidak tahu?"

"Itu saat aku keluar desa menyusul Nanadaime, kau ingat bekal makan siang itukan?"

"Ah. Sekarang aku ingat. Ayah, kau jangan sampai membuat ibu kecewa."

"Tidak kok. Dasar anak nakal ini, jangan berlagak seperti kau sudah dewasa."

"Ayah selalu saja menganggap ku seperti anak kecil saja."

Naruto tersenyum melihat sepasang ayah dan anak itu dan sesekali membalas sapaan para masyarakat desa. Sejak tadi dia tidak banyak bicara karena terus memperhatikan Sasuke dewasa. Tampangnya memang terlihat aneh dengan rambut panjang tapi di satu sisi aura kerennya tidak pernah menghilang.

"Aku masih tidak bisa percaya. Naruto yang nakal dan selalu berbuat ulah dengan mencoret seisi desa dan patung hokage sekarang menjadi pahlawan Konoha."

Boruto menajamkan pengarangnya, Naruto dewasa mulai cekikikan dan Naruto remaja hanya bersikap biasa, karena memang ia tidak memiliki kepekaan yang tinggi.

"Tapi dia memang ninja nomor satu yang tidak terduga."

"Ah, aku dengar dulu dia sempat mencuri gulungan rahasia dan menciptakan jurus tingkat tinggi."

Mendengar kalimat itu Naruto dewasa tersenyum lebar lalu bersiap-siap untuk mengambil ancang-ancang. Bisa mampus dia jika Boruto sampai bertanya padanya atau mungkin lebih ke keluhan yang tidak akan cepat berakhir.

"Ayah!!!," teriak Boruto tanpa sadar. Siapa yang tidak akan kesal jika ucapan ayahnya di masa depan justru berkebalikan dari masa lalunya. Ia merasa sudah di bohongi oleh ayah kandungnya sendiri.

"Ayah, kemanapun kau pergi aku pasti akan menemukanmu. Kali ini ayo kita bermain petak umpet versi masa lalu."

"Bolt, tidak usah berteriak. Nanadaime sudah pergi membawa Nanadaime yang remaja."

"Kemana dia pergi Sarada?"

"Ke arah jam 3"

"Baiklah, aku pergi dulu. Terima kasih Sarada dan bersenang-senanglah."

"Baik. Pergilah, aku pikir kau memang butuh penjelasannya. Jangan lupa kabari aku."

"Aku mengerti, sampai jumpa."

FROM FUTURE ✅Where stories live. Discover now