04. Undangan

904 202 23
                                    

"Kai."

Yang dipanggil menolehkan kepalanya, "Ada apa?"

"Lo dapet undangan gitu nggak?"

Hueningkai menggelengkan kepalanya, "Enggak tuh. Undangan apaan emangnya Sung?"

Jisung juga menggelengkan kepalanya, "O-oh eng-enggak, gue nanya aja. Oke thanks ya Kai."

Hueningkai hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Ia kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

Jisung mengernyit heran. Ia tadi sedang iseng menilik ke laci mejanya. Ternyata ada sebuah undangan disana. Ia pikir hanya orang jahil yang menaruh undangan tersebut disana.

Saat Ia tanyakan ke beberapa orang seperti Minhee, Ningning, Samuel dan Seongmin, ternyata mereka mendapatkannya juga. Jisung pun mulai menanyakannya ke seluruh murid kelasnya.

Anehnya ada beberapa orang yang tidak mendapatkannya, Hueningkai salah satu contohnya.

Padahal di undangan tersebut tertera bahwa undangan tersebut diperuntukkan kepada seluruh siswa-siswi SMA 2.

Sempat curiga, namun ekspresi yang diberikan oleh mereka membuat Jisung mengurungkan niat. Mereka terlihat seperti benar-benar tidak tahu menahu akan hal ini.

Oh, apakah Chenle mendapatkannya juga?

Baru saja Jisung hendak mengambil gawainya untuk memanggil kakak kelasnya itu, benda berbentuk persegi panjang itu telah bergetar lebih dulu. Ada panggilan masuk dari Chenle.

Tanpa membuang waktu lagi Jisung langsung mengangkatnya.

"Oy, Sung."

"Yo bang."

"Lo dapet sesuatu gitu nggak?"

"Undangan?" Jisung langsung bertanya.

"Iya. Dapet?"

Jisung menangguk, "Iya. Lo dapet juga bang?"

"Iya. Kita kira cuma anak kelas gue doang. Malah si Beomgyu ngiranya lagi di prank, anaknya lagi muter-muterin kelas sekarang, nyari kamera."

Jisung menggelengkan kepalanya. Ada-ada saja kelakuan kakak kelasnya itu.

"Lo berangkat?" tanya Jisung pada Chenle.

Lama menunggu akhirnya Chenle menjawab.

"Kalo temen-temen gue pada berangkat gue juga ikut. Lo gimana?"

"Sama gue juga. Tapi kayaknya bakalan berangkat deh. Gue penasaran sama yang ngirim undangan itu."

"Oke sip. Ntar kabarin lagi. Gyu, nggak ada kamera plis."

Panggilan ditutup oleh Chenle.

Jisung memasukkan gawainya ke dalam saku celananya. Ia duduk sambil terus memikirkan apa yang akan terjadi jika Ia pergi dan jika Ia tidak pergi kesana.

Haruskah Ia berangkat?

Bagaimana jika ada hal berbahaya yang menunggu disana?

Tapi bagaimana jika ada makanan enak sekelas dunia disana?

Haduh, memikirkannya membuat Jisung pusing sendiri.

"Anak kelas 10 ada yang dapet undangannya juga, cuma beberapa tapi," celetuk Samuel begitu Ia duduk dibangkunya yang terletak di belakang Jisung.

"Oh ya? Gue yakin ini pasti nggak cuma undangan semata. Pasti ada sesuatu yang menunggu kita disana," jawab Minhee.

Jisung tak sengaja mendengarnya.

[#2] Simon Says • 01-05L [✔]Where stories live. Discover now