15. Surat Itu

663 144 15
                                    

Seongmin bersama sang kembaran, Yujin, tengah bersembunyi di lantai tiga gedung tersebut dengan Seongmin yang terus menatap kertas yang sudah dihinggapi jamur itu. Beberapa kali Ia membolak-balikkannya, berharap ada petunjuk tambahan. Dan berkali-kali pula Ia menghela napas panjang.

Yujin yang sedari tadi hanya melihat kembarannya itu ikut menghela napasnya. Jengah, akhirnya Yujin merebut kertas yang sedari tadi berada digenggaman Seongmin. "Ada apa, sih, sama surat ini? Serius amat Lo merhatiinnya."

Tanpa berpikir panjang Yujin segera membaca isi surat tersebut dan berakhir dirinya yang berdiri dengan tatapan bingungnya yang tak lepas dari kedua sorot matanya. "Apa-apaan huruf q semua," keluhnya.

Namun hal itu tak berlangsung lama, Yujin kembali melihat kearah secarik kertas yang sedang Ia pegang itu. "Tapi kayak kenal sama kodenya," ucap Yujin seraya menyipitkan matanya.

Seongmin yang mendengarnya langsung menatap kembarannya tak mengerti dan sedikit berharap. "Beneran, Lo!?" lekiknya.

Yujin memilih untuk tidak menyahuti pekikkan Seongmin. Ia saat ini sedang fokus mengingat kode tersebut. "Ah. Qwerty," gumamnya pelan seraya mengambil ponselnya dari saku celananya.

"Owalah--" Seongmin mengangguk-anggukkan kepala, berlagak mengerti. "--ha?"

Yujin merotasikan bola matanya. Ia menunjukkan layar ponselnya yang memperlihatkan papan ketik kepada Seongmin, "Qwerty, keyboard. Dari huruf Q sampe huruf M itu alfabet berurutan dari A sampai Z," jelas Yujin dengan singkat. "Karena itu disurat ini kebanyakan huruf q, karena yang buat surat-"

"Tertarik sama huruf q!"

Yujin menoyor kepala Seongmin. "Ya bukanlah dodol. Maksudnya dia hampir selalu make huruf vokal a ditulisan ini. Otak tuh dipake, jangan dibuat nge-game mulu."

Kedua mata Seongmin terlihat berbinar, tidak terlalu memikirkan ucapan menohok dari adik kembarnya. "Pinter juga Lo dek!"

Yujin menatap sinis terhadap Seongmin. "Dak dek dak dek. Gue tabok diem ntar Lo."

"Kan bener, kata mama papa juga Lo adeknya. Gue lahir lebih dulu, tinggi gue juga lebih tinggi dari Lo," sahut Seongmin.

"Ya ya ya, terserah Lo mau ngomong apa. Btw Lo cuma tinggi beberapa centi dari gue, ya."

Keheningan melanda, Seongmin rasanya ingin sekali mengoceh seperti biasa, tapi rasanya Ia sungkan. Ia ingin membiarkan Yujin konsentrasi untuk sebentar saja. Setidaknya Ia ingin menjadi saudara yang berguna.

"Gimana? Isi suratnya apa?"

Yujin mengangkat kedua bahunya seraya melipat kembali kertas tersebut dan menyerahkannya pada Seongmin. Hendak protes, namun suaranya tertelan begitu saja karena Yujin langsung berkata, "Nggak ada yang penting. Cuma rencana pembunuhan."

"'Cuma' Lo bilang?" Seongmin sedikit meninggikan nada bicaranya, tak percaya dengan kata-kata Yujin.

"Iya. Emang kenapa? Toh rencananya berhasil, kan? Malahan rencana yang mereka buat lebih dari kata berhasil. Bahkan bangunan sekolah kita sampai hancur menyisakan puing-puing," jawab Yujin dengan enteng.

Seongmin membungkam. Pantas saja. Ternyata surat itu berasal dari tiga tahun yang lalu. Tapi bagaimana bisa surat tersebut masih selamat?

"Kasian Kak Jisung," celetuk Yujin.

Seongmin mengernyit. Jisung? "Jisung kelas kita?" sahut Seongmin.

"Bukan lah dodol. Kak Jisung, Han Jisung, salah satu korban insiden bom yang terjadi pada sekolah tiga tahun lalu. Salah satu komplotan yang sebenernya orang baik. Bodoh apa gimana, dah, tuh orang?" gerutu Yujin.

"Udah meninggal orangnya Jin, jangan gitu. Makin kasian gue, udah nggak ada masih aja dikata-katain. Kalo Lo digentayangin nanti gimana ntar?" Seongmin bergurau.

Yujin menatap garang saudara kembarnya. "Nggak usah ngomong aneh-aneh ya Seong. Nggak suka gue. Kita bukan lagi disituasi buat santai dan bercanda."

"Buat nyairin suasana, duh. Tegang banget daritadi, Lo sendiri tau kalo gue nggak suka suasana tegang begini. Masih mending gue kagak teriak kayak di rumah hantu kemarin," jawab Seongmin.

"Itu mah Lo nya aja yang penakut. Dah tau mereka manusia masih aja kayak gitu," ucap Yujin sambil mendorong bahu Seongmin.

"Bukan takut, kaget aja. Yaa, siapa sih yang nggak kaget dikagetin orang berdandan macam setan? Apalagi background music-nya makin bikin suasana makin gelap. Brrr, nggak lagi-lagi deh gue ikut-ikut begituan," elak Seongmin.

Yujin tertawa kecil. "Iya dah iya, terserah Lo mau ngomong apa. Seongmin selalu benar."

"Emang seharusnya begitu."

Yujin mendecih mendengar sahutan dari Seongmin, disusul tawa keduanya setelahnya. Tak terlalu kuat, namun berhasil membuat mereka sejenak melupakan ketakutan dan ketegangan yang sempat hadir, menetralisir rasa negatif yang hinggap. Memang, keduanya terlihat seperti membenci satu sama lain, tapi itulah saudara kandung. Menutupi rasa sayang dan cinta lewat hal yang berkebalikan.

Hingga akhirnya mereka kembali sadar, dimana mereka berada sekarang.

"Oy dodol, sembunyi pe'a. Gue nggak mau ya kalo nyampe mati gara-gara mereka nemuin persembunyian kita," ucap Seongmin seraya mencari tempat persembunyian.

"Lah? Lo yang mulai cerita sama ngelawak malah ngata-ngatain gue. Gue juga nggak mau nyampe Lo mati, ntar nggak ada yang gue buli lagi, nggak ada yang gue suruh-suruh lagi," sahut Yujin.

"Sabar gue punya adek kembar cem Lo."

Masih gupek, suara langkah kaki berhasil membuat langkah keduanya berhenti sementara. Menoleh dengan cemas kearah pintu.

Tanpa disadari, tubuh Yujin ditarik oleh seseorang ke dalam lemari.

###
TBC

padahal niatnya pen
selesaiin nyampe
chapter 15 aja,

gara-gara ganti ending
jadi makin panjang deh
hshshshs

gara-gara ganti endingjadi makin panjang dehhshshshs

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

yok dipecahin, klu nya
udah dibocorin tuh sama
Yujin. xixi. yg udh mecahin isinya
keep it by urself yak, hehe

aku males soalnya, itu
dah aku pecahin berapa
kali tapi selalu lupa kertasnya
aku taro mana, jadi yaa
ganbatte kalian, uvvu
btw, iya, aku lupa isi pesannya
awokawokawok

(n) gamau jga gppa sih,
toh secara garis besarnya
juga udh dikasi tau sama
Yujin, hihi.

Anw buat kalian
yg maybe kebingungan
bisa dibaca dulu yuk
'Play With Me' nya, hehe

random question.

yang buat ulah buat generasi
yang baru ini siapa kira-kira?

salah satu diantara mereka?

angkatannya park jinyoung?

atau ...

... pemain dari cerita
"Play With Me"?

(͡° ͜ʖ ͡° )

[#2] Simon Says • 01-05L [✔]Where stories live. Discover now