Another Ordinary Day

1.8K 278 41
                                    

Kedua mata Anne terbuka perlahan, membiasakan diri dengan cahaya silau dari lampu rawat inap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedua mata Anne terbuka perlahan, membiasakan diri dengan cahaya silau dari lampu rawat inap. Berpendar melihat sekeliling yang sejauh mata memandang cuma ceiling dengan warna kusam yang berhasil tertangkap mata. Anne mencoba menggerakan tangannya lemah dan ketika kedua matanya berhasil terbuka sempurna, Anne melihat Jefar yang lagi nunduk dengan handphone di tangannya. Cukup lama Anne diam tanpa pergerakan pasti, memandang Jefar dengan tatapan yang sulit diartikan. Terlalu asing dengan kehangatan dan perhatian yang selalu mengagetkan Anne yang selalunya datang dari Jefar.

Entah, untuk Anne rasanya akan selalu asing untuk berada dalam sebuah hubungan yang sebelumnya bahkan Anne gak pernah berani bayangin sama sekali. Being in a healthy relationship, knowing what to prioritize, supporting each others. Selalu ngerasa begitu disayangi dan selalu ngerasa gak bisa menandingi rasa sayang yang dikasih Jefar. It's like you already hold the world yet the question about are you worthy enough to hold it still there, every fucking time.

"Jef?" panggil Anne lembut.

Kepala Jefar yang daritadi menunduk pun mendongak, "Aww!" pekiknya sambil memegang tengkuk leher.

Anne senyum, "Sakit ya? Sini." Anne menepuk ranjang, menyuruh Jefar untuk mengistirahatkan kepalanya supaya Anne dengan mudah bisa mijitin leher Jefar.

"Thank God, you're awake." kata Jefar sambil mengecup satu punggung tangan Anne yang gak ada infusan. "Aku panggil dokter ya?"

"Nanti aja, aku gapapa kok."

Jefar membuang nafas, Anne keliatan lemes banget di hadapannya, bikin Jefar pun sama lemesnya, dan akhirnya nurut. "Bantalnya sama kasur nyaman gak, Ann? Mau nyender aja? Kamu mau minum? Atau kamu butuh apa sekarang aku beliin."

Anne sekali lagi tersenyum lemah menanggapi pertanyaan memborongnya Jefar. "Butuh kamu aja udah cukup." Well, she didn't lie.

"Roseanne, please, you don't understand how panic I was seeing you all of sudden fainting on the carpet."

"I'm sorry and thank you for always taking care of me, yang lain tau?"

Jefar menarik kursinya mendekat, menggenggam tangan Anne sambil dielus dikit pake ibu jarinya, "No, don't mention it." Jefar menyampirkan rambut Anne ke belakang telinga, "Yang lain udah tau tadi aku kabarin, aku minta Jeanna bawa baju ganti buat kamu."

"Kak Jeanna, Jef." koreksi Anne.

"Iya, Kak Jeanna."

Perdebatan tentang Jefar yang diminta untuk manggil Jeanna pake embel-embel kakak udah muncul kepermukaan dari awal mereka dekat, tapi kadang Jefar suka lupa. Kadang pake kak kadang engga. Wajibnya pake kak kalo depan Anne sih, soalnya this is Jeanna Azkadina Gantari. One of the most precious human beings for Anne.

Yang MembersamaiWhere stories live. Discover now