Is It Too Late? (2)

824 132 9
                                    

Hari 1

Jihyo mengernyitkan dahinya saat melihat sebuah mobil merah mewah terparkir di depan rumahnya. Setahunya, ia tak memiliki mobil mewah merah ini dan lagi tak ada tamu yang berkunjung di pagi hari. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri melihat siapa pemilik mobil merah ini.

Pertanyaan di kepalanya terjawab. Seorang pria bergigi kelinci keluar dari mobil itu dengan senyuman manis.

"Pagi Jihyo. Hari ini aku akan mengantarmu berangkat ke sekolah."

Jungkook berjalan mendekati Jihyo. Jihyo meringis dalam hati. Kesal, karena Jungkook datang tiba-tiba. Jika pria itu Taehyung, ia akan tersenyum lebar mengangguk antusias menerimanya. Namun itu hanya khayalannya saja.

Tiba-tiba Jungkook mengambil tangan Jihyo, menggenggam tangan hangat itu lalu menuntunnya masuk ke dalam mobilnya. Jihyo hanya bisa menerimanya dengan pasrah.

Dalam hati Jihyo merengut kesal. Selama di perjalanan, Jungkook selalu meliriknya sambil tersenyum sendiri seperti orang gila. Bukannya dia menjadi suka dengan Jungkook, melainkan kesal dan jadi benci.

Tak berapa lama, mereka telah sampai di sekolah. Jungkook segera menggandeng tangan Jihyo masuk ke dalam gedung sekolah mereka.

Jihyo berusaha melepaskannya, tapi Jungkook tetap menggandengnya. Hal ini mampu menarik perhatian seluruh siswa di sekolah itu. Bahkan ada yang menejerit kecil. Ada juga yang tak suka, menatap Jihyo sinis.

Jihyo menjadi merasa risih. Semampunya ia berusaha melepaskan tangannya, tapi Jungkook tetap menggenggamnya begitu erat.

Jungkook menoleh pada Jihyo. "Tak apa-apa, jangan pikirkan mereka," ujarnya.

Jihyo mendengus dalam hati. Bukan itu yang ia maksud. Ia tidak suka sama sekali jika Jungkook menggenggamnya. Tapi jika Taehyung yang menggenggamnya seperti ini, dengan senang hati ia membalasnya lalu membanggakan pada semua orang. Sayangnya, Jungkook bukan Taehyung.

***
Pelajaran telah berlangsung. Tak berapa lama, bel istirahat berbunyi, membuat Jungkook segera membereskan buku-bukunya. Kemudian bangkit dari duduknya.

"Kau ingin ke mana?" tahan Jimin.

"Menjumpai calon istriku," jawab Jungkook seraya tersenyum lebar.

Taehyung mendengar itu tertawa. "Astaga Jungkook. Kalian saja belum jadian."

Jungkook tersenyum lebar. "Tapi segera!"

Jimin menggeleng kecil. "Dasar! Ingat jangan permainkan adikku."

Jungkook hanya mengacungkan jempolnya, kemudian berlari keluar kelasnya.

***
Jihyo mendadak menghentikan langkahnya setelah melihat seorang pria bergigi kelinci berdiri dihadapannya seraya tersenyum lebar.

"Kau ingin ke cafetaria? Ayo pergi bersama."

Jihyo langsung menggeleng keras, menolak permintaan Jungkook itu. Sekali lagi, ia kembali kesal dengan Jungkook. Walaupun pria bergigi kelinci ini menebarkan senyuman maut yang bisa membuat gadis-gadis menjerit kecil, tapi itu sama sekali tak mempan untuknya. Terkecuali jika itu Taehyung, hatinya pasti berbunga.

Mina yang berdiri di sebelahnya, menyenggol bahu Jihyo lalu berbisik. "Kenapa kau tidak mau? Jungkook oppa begitu tampan!"

Jihyo mendengus mendengar bisikan Mina itu yang seperti tekanan di akhir kalimat.

Jungkook mengernyit melihat gelengan Jihyo. "Kenapa kau tidak mau?"

Jihyo kembali menatap Jungkook. "Aku sudah bersama Mina," jawabnya dingin.

Just Junghyo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang