11. Masih mau marah-marah?

648 62 12
                                    

Happy reading ...

"Sshhhh"

Suara desiran angin terdengar seiring dengan pria itu memutar kepalanya mencari sumber suara tadi. Dan ... Yang ia lihat di belakang sana adalah seorang wanita dengan hijab lebar berwarna maroon dan masker menutupi wajahnya. Ia tak kenal siapa gadis itu. Tapi hatinya merasa dekat dan meminta dirinya untuk menerima kehadirannya.

"Kamu?!"

Sontak Alika terkejut melihat paras sendu itu. Hingga bubur yang ada di tangannya hampir saja terjatuh ke tanah. Ia kaget bukan kepalang.

Fuad?

Apakah itu benaran Fuad?

Ya Allah... Kenapa dia berakhir seperti ini?

Tunggu! Apa dia benar-benar Fuad?

Pikiran Alika terus berkonflik dengan batinnya. Ia tak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan Fuad dalam situasi seperti ini. Ia tak bisa menerima kenyataan ini. Ia harap ini hanya mimpi buruk. Ia yakin Fuad sudah bahagia di luar sana tanpa dirinya.

Secepat mungkin Alika membalikkan badannya saat pria itu akan mendekatinya. Ia melangkah pergi seperti kilat. Ia tak seharusnya disini, ia tak ingin menyakiti Fuad lagi. Biarlah ia mengecewakan Fakhri dan Maisyaroh kali ini, itu tak akan lama. Dibanding kecewa Fakhri saat tahu bahwa penyebab adek semata wayangnya seperti ini adalah dirinya sendiri.

Alika menaruh piring itu di atas meja. Lalu ia bergegas meninggalkan rumah Fakhri tanpa bicara sepatah kata pun. Fakhri dan Maisyaroh terheran dibuatnya. Ada apa dengan gadis itu? Mereka melihat isi piring yang masih penuh dan dingin. Itu artinya Alika tak berhasil. Apakah Fuad melukai hatinya hingga Alika pergi begitu saja? Pikir Fakhri.

Tak ingin menduga-duga, Fakhri langsung menemui Fuad yang masih berada di belakang. Ia berniat memarahi Fuad habis-habisan karena hal ini. Ia tak suka jika Fuad kasar pada wanita apalagi sampai membuatnya menangis.

"FUAD!" panggilnya keras.

"Mas! Tenang!"

"DIAM!"

"FUAD!" panggilnya lagi.

Pria gondrong itu mendekat dengan jalan seperti orang idiot. Ya, tak ubahnya seperti itu. Ia melongo saat Fakhri menatapnya tajam.

"APA YANG KA-"

"Mana calon istri saya?"

Fakhri membisu. Kalimat tanya yang sangat menohok. Bahkan jika kalian melihat manik mata Fuad saat ini, kalian tak akan tega. Begitu juga Fakhri. Hatinya seperti teriris saat kalimat Fuad terlontar sempurna. Emosi yang sempat membara kini perlahan tersulut ke palung samudra nan dalam. Ia sedih.

"Mana calon istri saya?!" tegas Fuad lagi.

Fakhri dan Maisyaroh diam.

Saat tak mendapat jawaban, Fuad menerobos keduanya dengan kasar.

"Mau kemana A'?" tanya Maisyaroh menahan pergelangan tangannya.

"Saya mau mencari calon istri saya!"

"Siapa calon istri kamu Fuad? Siapa?!" tanya Fakhri  kembali meninggi.

"Tadi dia disini! Kalian kemanakan dia?!" sahutnya sengit.

"Dia udah pulang A'."

Mendengar kalimat Maisyaroh ia seperti kehilangan jiwanya yang terakhir. Ia kembali loyo. Bahunya yang tadi sempat terangkat sempurna hingga bungkuknya terlihat samar, kini kembali merisot jatuh je bawah. Wajahnya yang tadi memancarkan sedikit binar di manik matanya, kini kembali hitam legam tak bergairah. Perlahan Fuad berjalan kembali lesu menuju kamarnya yang tepat berada di depan.

Arya & Alika 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang