Author's POV
"Mel, uda siap belom?" tanya Lucas dari sofa ruang tengah. Dia sekarang lagi di apartemen Meli, niatnya mau ngajak jalan karena emang uda lama banget mereka gak keluar berdua karena sama-sama sibuk kerja.
Oh ya, berita balikannya mereka uda nyebar ke semua orang. Bahkan Mark yang di Jerman aja tau-tau bisa melakukan panggilan video sehari setelah mereka balikan, gak tau denger kabar dari siapa. Mark bilang dia punya banyak mata-mata.
"Bentaaaar! Gara-gara lo aja ngomong jadi mencong deh eyeliner gue!" seru Meli dari dalam kamar. Dia kelihatan banget lagi berusaha menggambar garis pada kelopak matanya yang tidak punya lipatan itu.
Lucas cuma terkekeh dari luar sana, gak merasa bersalah. Mereka emang memutuskan buat manggil satu sama lain dengan nyaman. Jadi gak terpaku harus aku-kamu atau gue-lo. Cuma kalo Meli, kebiasaannya jelas banget deh. Dia bakal pake gue-lo pas lagi ngerasa kesel sama cowo itu, kayak sekarang ini.
"Uda gak usah ribet-ribet dandannya! Emang mau dandan buat siapa sih?! Aku uda biasa sama muka polosan kamu juga," balas Lucas yang dengan sengaja memancing kesabaran cewenya.
Mereka uda jalan dua bulan sejak damai itu dan emang lagi mempersiapkan pernikahan gitu. Well, sebenernya emang terlalu cepat tapi masalahnya si Lucas uda gak sabar karena dia gak mau sia-siain kesempatan lagi katanya.
Gak lama setelah itu, Meli keluar dengan wajah yang tertekuk sempurna. Lucas makin kaget karena Meli keluar dengan muka polosan beneran. Ya, sebenernya dia gak masalah sih keluar bareng Meli yang begini, cuma Lucas yang gak yakin aja Meli beneran mau keluar dengan muka polos.
"Yakin mau keluar polosan gitu?" tanya cowo itu dengan tatapan menyelidik.
Meli menghempaskan tubuhnya dengan kasar di atas sofa sebelah Lucas. Dia mendengus sambil memejamkan mata. "Males keluar lah. Bete banget dari tadi gak kegambar-gambar," keluh cewe itu sambil mengusap wajahnya kasar.
Lucas menahan diri buat gak tertawa. Dia tau nih penyebab cewenya jadi uring-uringan mendadak. Dengan perlahan dia deketin Meli terus membawa cewe itu ke dekapannya dengan lembut.
"Ya udah, hari ini di apartemen aja ya. Kamu mau makan apa, pesen aja ya kita," kata Lucas sambil multitasking buka aplikasi di ponselnya.
Meli aslinya pengen keluar dan uda siap banget karena uda ganti baju juga, tapi entah kenapa gara-gara kejadian eyeliner mencong itu dia malah jadi males banget. Semua yang uda dipoles di mukanya langsung dihapus pake micellar water dan dia kembali ganti baju dengan piyama yang dipakenya semalam.
"Pizza, Cas. Pengen yang banyak jamur sama kejunya," jawab Meli gak pake lama. Dia juga pengen makan banyak bawaannya.
Dugaan Lucas kemungkinan besar benar, makanya dia gak banyak ngomong dan nanggepin maunya Meli aja. Lagipula dia uda kenal Meli sejak cewe itu belum pandai menggunakan pensil alis, jadi jelas aja hal begini uda gak asing lagi buat dia. Kalian boleh ngeledek Lucas gak peka, tapi jangan lupa kalo selama ini Lucas tuh care banget sama cewe yang dia sayang.

YOU ARE READING
Head Over Heels ; Lucas (Book 2) ✔
Fanfiction[Bahasa - AU - COMPLETED] Pacaran sama sahabat sendiri mungkin memang terlihat lebih enak dan mudah untuk dijalani. Nyatanya, tantangannya lebih banyak karena ketika harus berpisah artinya lu bakal kehilangan dua sosok sekaligus: pacar dan sahabat. ...