11. Tragedi

17.5K 1.5K 48
                                    

Tala terpaksa membuka matanya saat cahaya matahari memaksa masuk menerobos jendela kamar yang tidak tertutup tirai. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya sekitar. Tangannya meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas. Dilihatnya jam di ponsel masih menunjukkan pukul 07.00. Itu artinya masih terlalu pagi untuk bangun karena ini hari libur. Tala hendak menaruh kembali ponselnya, namun urung saat menyadari ada notifikasi dari Atlantis.

Segera ia bangkit dan membuka pesan dari Atlantis. Keningnya mengerut mengetahui isi dari pesan tersebut.

Atlantis Regantara: Tal? Gue mau ketemu lo besok.

Mau apa Atlantis ingin bertemu dengannya. Baru juga sehari tidak bertemu. Eh tunggu, sepertinya Tala terlalu percaya diri.

Jari jemari lentiknya mulai menari dengan lincah di atas papan keyboard ponselnya.

Tala Faghira:
Dimana?

Tala membiarkan ponselnya tergetak di atas kasur. Dibukanya selimut yang menutupi sebagian tubuh mungilnya. Kakinya bergerak lunglai turun dari ranjang.

Tala meregangkan otot-ototnya sesaat sebelum melangkah menuju kamar mandi. Tentu saja mau mandi. Ya kali mau salto. Haha.

Tidak lama kemudian Tala keluar dari kamar mandi dengan kaos oblong berwarna kuning dan celana pendek berwarna hitam polos. Serta handuk putih yang melilit kepalanya.

Ia kembali duduk di tepi ranjang lalu mengambil ponselnya. Instingnya mengatakan Atlantis sudah membalas pesannya. Dan benar saja, ada satu notifikasi dari Atlantis yang membuatnya langsung membukanya.

Atlantis Regantara: Danau waktu itu. Ada yang mau gue bicarain. Gue jemput lo nanti.

Tidak. Atlantis tidak boleh menampakkan diri di sekitar rumahnya lagi. Itu sama saja seperti mencari perkara dengan Papanya. Sudah jelas-jelas Papanya tidak menyukai Atlantis. Ya, walaupun tanpa alasan yang jelas, tapi tetap saja itu berbahaya.

Tala Faghira:
Eh enggak usah. Kita berangkat sendiri-sendiri aja. Nanti kita langsung ketemu disana.

Atlantis Regantara: kenapa?

Tala nampak berpikir untuk mengarang alasan yang masuk akal. Oke, Tala punya ide.

Tala Faghira:
Anjing tetangga gue tadi lepas. Mana galak banget lagi. Apalagi sama cowok. Emosi dia bawaannya kalo liat cowok. Jadi lo jangan ke sekitar rumah gue dulu buat sekarang. Bahaya.

Oke, bukankah itu masuk akal? Tapi sepertinya malah terkesan melucu. Ah, semoga saja Atlantis percaya.

Atlantis Regantara: Lo gak lagi ngelawak kan Tal? Atau jangan-jangan lo takut kalo gue diapa-apain sama anjing. Haha. Lo tenang aja. Gue gak takut sama anjing.

Tala Faghira:
Terserah lo mau mikir gimana. Tapi yang jelas jangan jemput gue! Atau mending kita gak usah ketemu.

Atlantis Regantara: iya iya. Gitu aja ngambek. Kayak cewek aja.

Apa maksudnya kayak cewek? Apa Atlantis sedang meledek Tala? Wah. Kurang ajar.

AR [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang